Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2013

error dan catatan lama,"GUSTI,luka ini begitu indahnya..."

Ada saat dimana gue merasa ga lagi bisa berbuat apa-apa. Jangankan bertindak, mengucap kata pun ga mampu lagi. Dan yang gue lakukan adalah menulis. Sewaktu belum ada fasilitas komputer, lepi, gue selalu ditemani kertas dan pulpen atau pensil. Gue tulis di situ. Apa yang ada di otak, apa yang dirasa hati. Gue tulis semua bukan dengan bahasa indah, tapi dengan bahasa jujur. Gue ga bisa menuliskan dengan kalimat yang indah. kalimat yang ada adalah kalimat yang diucap hati, jujur... Ini salah satu tullisan gue yang ditulis 9 Juli 2011, pukul 4.34 pm. Gue tulis ulang, dan sedikit revisi. Ini gambaran tentang gue, dan memang inilah gue yang berusaha menulis dengan bahasa jujur, bahasa hati... "ditulis dan diulang July 9, 2011 at 4:34pm" GUSTI,luka ini begitu indahnya... terkapar di sini lunglai tak bertulang jangankan menjerit mendesah pun tak lagi mampu inginnya merobek hari lalu membuangnya ke tong sampah! mencabut cengkeraman yg melukai lalu menggulungnya dengan omba

error tentang,"Ga dibantu malah terbantu"

Ingat banget kejadian di bulan September 2007, itu barusan aja suami alias papa dari Ngka, Esa, Pink meninggal. Ga enak mendengarnya, cenderung menyebalkan, tapi justru ini yang membuat gue jadi punya semangat besar untuk bisa memberikan kehidupan yang lebih baik untuk Ngka, Esa, Pink. Suami, Henk, meninggal di usia 39 tahun. Tepat seminggu sebelum ulang tahun gue yang ke 36 tahun. Ngka usia 11 tahun, Esa 8 tahun, Pink menjelang 7 tahun. Gue ibu rumah tangga, yang ga berpenghasilan. Gue ibu rumah tangga murni. Waktu itu diadakan acara selametan meninggalnya Henk. Hampir seluruh keluarga berkumpul di rumah kami. Berdoa untuk Henk. Sewaktu orang-orang sudah mulai berkumpul, ada seorang saudara dari Henk berkata begini,"Membantu satu kali itu ga apa-apa ya Nit. Tapi kalau membantu seterusnya ya ga lah". Diucap di depan semua orang yang akan berdoa. Gue kaget, terus terang kaget mendengar ini. Tapi gue bisa menetralisir hati, dan menjawab,"Oh, jangan dibantu, mas. Ga perl

error tentang,"Bahagia tanpa langsing"

Tau ga, sewaktu teman-teman gue pada senang jadi langsing karena puasa, gue manyun semanyun-manyunnya... Hiks, makan dah dikiiit, ngemil juga ga, eh ni berat badan masiiiih aja setia dengan ke-atletisannya... Hiks lagi, gue ga jadi langsing. Waktu menimbang berat badan, hiks lagi ah.., timbangan berat badan yang bukan digital itu, yang modelnya masih menggunakan jarum itu menjadi hal yang hih, hal yang menyedihkan sekali untuk gue. Tuh jarum ga mau geser dikiiit aja ke kiri! Hiks lagi-llagi hiks, jarumnya tetap di tempat yang sama dengan sebelum puasa. Tau ga... aktivitas gue sama seperti waktu ga puasa loh. Naik turun tangga di kantor dengan gaya lariii...!! Masih juga nyempetin push up dikit. Hehe, jujur nih ya, agak berat push up sekarang, mungkin karena gue dah tua dan ndut ya? Oops, ga ah, gue bukan ndut, tapi seksi yang tertunda. Hahahaha!! Tipe badan gue tuh atleti kus. Di hasil MCU juga tertulis tipe gue itu atleti kus. Menurut bos gue,"Jangan macem-macem sama mba k

error bercerita,"Aku menjadi cerminmu"

"kamu ga kangen aku?", suaramu terdengar agak risau "kangen", jawabku tenang "Ga menghubungiku akhir-akhir ini", suaramu masih dengan nada risau "Ga apa-apa", jawabku santai "Hari ini malah sampai malam begini kamu ga menghubungiku. Ga akan menghubungi kalau aku ga hubungi kamu", suara protesmu terdengar di telfon "Hmm, kan kamu sibuk", kataku Aku tersenyum saat kamu menelfonku bernada protes karena aku tak menghubungimu dalam waktu terakhir. Hmm, keadaan berbalik. Sebelumnya aku yang menghubungimu, kuatir saat kamu tak ada kabar, dan selalu seperti ini... "kamu ga kangen aku?", ujarku "kangen", jawabmu "Ga menghubungiku akhir-akhir ini", protesku "Ga apa-apa", ucapmu "Hari ini malah sampai malam begini kamu ga menghubungiku. Ga akan menghubungi kalau aku ga hubungi kamu", aku masih bernada protes "Aku sibuk", katamu Selalu saja begitu. Lalu aku memutuskan untuk ber

error tentang,"Terlalu jauh! Terlalu jauh?"

Itu pernyataan dan pertanyaan. Pernyataan Ngka,"Terlalu jauh!", dan pertanyaanku,"Terlalu jauh?". Ya, itu yang dilontarkan Ngka dan gue. Sama, tapi berbeda. Berawal dari Ngka yang ternyata memperhatikan gue dan sikap gue selama ini. Gue selalu berusaha memberi apa yang gue bisa beri untuk Ngka, Esa, Pink.  Tapi menurut Ngka, itu ga bagus untuk gue sendiri. "Seharusnya mama bisa beli apa yang mau untuk mama. Mama seharusnya dengan uang yang mama punya, mama bisa beli apa yang mama suka. Mama ga pernah mikir untuk mama sendiri. Seharusnya mama bisa berfikir itu dan mencukupi apa yang mama mau", itu kata Ngka ke gue beberapa hari yang lalu. Gue tertawa mendengar itu, dan menimpali bahwa yang terpenting adalah Ngka, Esa, Pink. Ada banyak yang harus gue beli dan bayar yang menyangkut mereka bertiga. Ga penting kalau tentang apa yang gue butuhin, yang terpenting adalah mereka bertiga. Tapi ternyata jawaban Ngka benar-benar di luar sangkaan gue,"Mama terl

error tentang,"Dendam sebuah imajinasi yang pernah dipasung"

Gue mau bikin cerita yang panjang, mungkin novel, atau apalah itu namanya. Dengan banyak tokoh yang pernah gue tulis di cerita yang gue tulis di cerita-cerita sebelumnya. Ngka, Esa, Pink, adalah tokoh yang pasti gue sertakan. Tiga tokoh ini selalu gue munculkan di setiap cerita fiksi yang gue bikin. Dan tokoh aku, aku juga selalu ada, dan si aku ini juga gue sertakan sebagai tokoh yang bercerita seperti biasanya. Ada Dije seorang sahabat yang dekat dengan karakter biasa-biasa saja, ada tokoh Mas, sebagai orang terdekat, ada Ho yang lembut tapi berlatar belakang keras, dan masih ada beberapa lagi yang bakal masuk di cerita yang akan jadi cerita baru. Semua digabung dalam 1 perjalanan cerita hidup sebuah imajinasi. Dalam cerita gue mau masukkin horor, lucu, juga tentang keseriusan hidup. Harapan, putus asa, kebahagiaan, rasa syukur, senyum, tawa, juga duka, dan semangat juang yang seakan ga pernah habis, semua akan jadi bagian cerita ini. Ini sebuah rencana yang mulai gue jalanin. Baru

error tentang,"Siapa menangis di gudang kosong?"

Gue pernah bercerita ada yang bersenandung di gudang kosong. Nah sekarang gue mau cerita beberapa hari sesudah itu..., dan tetap berasal dari gudang kosong rumah yang dulu pernah gue tempati. Gue lagi asyik mencuci piring dan gelas kotor di belakang, yang letaknya di antara kamar mandi dan gudang. Gue bernyanyi pelan untuk mengusir sepi. Ngka, Esa, Pink, ada di halaman depan sedang asyik bermain bertiga. Tiga nyawa kecil memang akrab dan terbiasa bermain di rumah bertiga. Sedangkan suami gue sedang menonton tv. Tiba-tiba ada suara yang benar-benar membuat gue kaget. Suara perempuan menangis...,"huuu...hu...hu...". Terkesiap, dan berhenti gue dari kesibukan, konsentrasi apa iya benar itu suara perempuan menangis? Hmm.., makin lama semakin jelas. Dan gue merinding sekujur badan! Rasanya lemas sewaktu mendengar suara tangis itu, tapi gue menguatkan hati untuk bisa tetap berada di situ dan tetap mencuci piring gelas yang kotor. Gilanya, itu tangisan ga berhenti-henti juga! Aarg

error tentang,"Konsentrasi yang pecah!"

Kembang Pete_Iwan Fals Ku berikan padamu  Setangkai kembang pete Tanda cinta abadi namun kere  Buang jauh-jauh impian mulukmu  Sebab kita tak boleh bikin uang palsu Kalau diantara kita jatuh sakit Lebih baik tak usah ke dokter  Sebab ongkos dokter disini  Terkait di awan tinggi   Cinta kita cinta jalanan  Yang tegak mabuk dipersimpangan Cinta kita jalanan  Yang sombong menghadap keadaan Semoga hidup kita bahagia  Semoga hidup kita sejahtera Semoga hidup kita bahagia  Semoga hidup kita sejahtera   Kuberikan padamu sebuah batu akik  Tanda sayang bathin yang tercekik  Rawat baik-baik walau kita terjepit  Dari kesempatan yang semakin sempit Duduk di depan monitor dan keyboard dengan bertumpuk kalimat yang harus disusun untuk penyelesaian kerja di siang ini. Tapi dalam benak hanya ada kamu yang penuhi seluruh gerak! Rasanya ingin berlari dan berada di sisimu tanpa berkedip dan mendekapmu sambil tertawa-tawa bercanda seperti tak ada problem sedikitpun. Ingin bersam

error curcol,"Jangan mengeluh karena macet..."

Airmata _ Iwan Fals Disini kita bicara Dengan hati telanjang Lepaslah belenggu Sesungguhnya lepaslah Sesuatu yang hilang Sudah kita temukan Walau mimpi ternyata Kata hati nyatanya Bagaimanapun aku harus kembali Walau berat aku rasa kau mengerti Simpanlah rindumu jadikan telaga Agar tak usai mimpi panjang ini Air mata nyatanya Sampai berapa lama Kita akan bertahan Bukan soal untuk dibicarakan Mengalirlah Mengalirlah Mengalirlah Lebaran dan liburan adalah paket seru setiap tahun. Menyemut orang yang hendak pulang ke kampung halaman. Tahun ini seperti biasa kami ga kemana-mana, di rumah aja. "Ma, Lebaran kemana?" "Biasa, di sini" "Pulang kampung yuk" "kampungnya siapa?" "Ga tau" "Hehe", dan nyengirlah diriku ini... Ini pertanyaan yang biasa banget setiap tahun, dan jawaban yang amat sangat biasa banget sekali dua kali tiga kali (hehehe) antara diriku dan dirinya. Halaaaah...! Tapi tahun ini ada

Ya, Aku Bahagia, Anakku... Kita Bahagia Bersama...

Di hari perayaan usiaku yang ke 63 tahun ini, tiga anakku telah berhasil mewujudkan ucapan mereka 21 tahun lalu... “Kami akan membahagiakan mama”, anak sulungku   berkata, diiringi anggukan adik-adiknya. ”Kami akan sekolah sampai lulus perguruan tinggi dengan biaya sendiri, akan bekerja keras untuk kita. Susah bersama, senang juga bersama. Tidak melupakan masa lalu saat makan nasi dan garam, ma. Kita harus bahagia bersama”.                                                                ******************                       

error tentang,"Stempel di kening, mau?"

Hadapi Dengan Senyuman_Dewa Hadapi dengan senyuman Semua yang terjadi biar terjadi Hadapi dengan tenang jiwa Semua kan baik-baik saja Bila ketetapan Tuhan Sudah ditetapkan, tetaplah sudah Tak ada yang bisa merubah Dan takkan bisa berubah Relakanlah saja ini Bahwa semua yang terbaik Terbaik untuk kita semua Menyerahlah untuk menang Wehehe, ini pertanyaan serius nih, mau ga keningmu distempel? Pasti jawabannya,"Ga mauuuu...!!", atau,"Ogaaaah!!", atau bisa juga,"Enak aja sembarangan!". Hahaha, tapi banyak loh yang dengan suka rela dan suka cita (?) ikhlas menyetempel (eh, menyetempel atau menstempel ya bahasa EYD yang benar?) keningnya sendiri. Dan dengan rela dibaca oleh semua orang tulisan stempel di kening itu. Ngomong-ngomong tulisan apa ya yang ada di kening itu? Banyak banget tulisan stempel kening tuh. Banyaaak banget. Waktu itu ada teman yang mukanya jelas banget tanpa senyum, padahal dia biasanya tertawa-tawa. Semua orang bisa baca stempel

error tentang,"Haduh, cantik-cantik tapi... hiiiy..."

Inget banget duluu beberapa tahun yang lalu waktu Pink masih Tk. Setiap jam 3 pagi, Pink minta diantar pipis ke kamar mandi yang ada di bagian belakang rumah, dan ada di depan kamar yang dijadikan gudang oleh kami. Seperti biasa gue antar Pink dengan tenang. Tapi pas di depan gudang dan belum masuk kamar mandi, gue dengar ada suara perempuan bersenandung, iya, menyenandungkan sebuah lagu yang gue ga tau lagu apa, dan cuma,"Hmmm hmmm hmmm...". Gue kaget banget! Gue pasang telinga dan konsentrasi. Siapa tau aja dari rumah tetangga belakang atau tetangga samping. Tapi ga mungkin banget! Itu suara datangnya dari arah gudang yang kosong... Dalam hati gue berdoa. Doa apa aja gue sebut. Gue takut banget, tapi gue tenang di depan Pink. Gue ga mau panik dong di depan anak usia Tk. Gue cuma berkata gini ke Pink,"Ayo sayang, cepetan yuk Pink", sambil tetap tersenyum. Padahal sumpe deh, gue takut banget! Dan senandung itu masih terus berlanjut sampai gue dan Pink meninggalkan

error tentang,"Cuma sebentar, tapi horror itu ya horror"

Yang namanya horror, haduh.., serem banget menurut gue. Biarpun cuma sebentar, teteeep aja bikin takut! Hedeh..., ga banget deh. Tapi nyatanya gue sering nemuin kejadian horor yang bikin gue takut! Pas barusan nikah, gue nempatin rumah terpisah dari orang tua. Ceritanya mandiri, gitu. Pagi-pagi setiap gue cuci piring dan gelas, pasti ada aja tuh sosok lelaki lewat bolak-balik lewatin gue. Haduh maaak! Jelas banget, mengenakan kaos warna biru terang dan celana jeans, dengan rambut ikal. Dan gue cuma liat dari samping, dan cuma sebatas separuh kaki. Gue takut, tapi diam aja, dan tetap mencuci piring, gelas yang kotor. Padahal rasanya deg-degan ga abis-abis... Ada kejadian yang bikin gue sampai nangis. Waktu itu gue lagi beberes isi laci bufet, dengan posisi jongkok di depan pintu kamar. Tiba-tiba ada yang melompatiku, dan lari ke arah dapur. Gue ikutan lari ke dapur, mengejar. Gue pikir itu suami gue ngajak bercanda. Tapi loooh kok ga ada siapa-siapa... Gue lari ke ruang tamu yang letak

error tentang,"Jawaban doa yang mengejutkan!"

Masih lekat dalam ingatanku tentang kejadian ini yang terjadi sekitar tahun 2003. Saat itu Ngka berusia 7 tahun, Esa 4 tahun, Pink hampir 3 tahun. Aku saat itu ibu rumah tangga, dan waktuku penuh untuk Ngka, Esa, dan Pink. Setiap hari diisi dengan menyanyi, menari, dongeng, bercanda, tersenyum, dan tertawa. Aku ingin tiga nyawa kecilku menjadi seorang yang penuh senyum dalam hadapi hidup. Usia Ngka, Esa, Pink, saat itu adalah usia aktif. Mereka selalu bergerak tanpa henti. Berlari ke sana ke sini. Aku amat menikmati semua itu. Pada saat itu aku berpikir alangkah indahnya menjadi seseorang yang selalu tersenyum di setiap kejadian hidup. Seseorang yang selalu bisa menikmati setiap kejadian yang terjadi. Menyenangkan atau tidak menyenangkan, tetap tersenyum. Sesuai dengan yang diinginkan atau tidak sesuai dengan yang kita inginkan, tetap tersenyum. Betapa indahnya jika menjadi seseorang seperti itu. Mensyukuri segala sesuatu yang ada, karena segala sesuatu yang ada itu adalah yang terba

error tentang,"Memilih untuk tidak memilih"

Ngka, Esa, Pink, tiga nyawa kecilku tercinta amat berkeinginan mempunyai sebuah rumah untuk kami tinggal. Setelah papa mereka meninggal, kami tinggal bersama orangtuaku, eyang putri dan eyang kakung, mereka menyebut begitu. Aku juga amat ingin memberikan tempat tinggal untuk tiga nyawa kecilku. Aku berusaha keras untuk mengumpulkan sedikit demi sedikit uang agar bisa terkumpul untuk menghadirkan sebuah rumah kecil nyaman bagi Ngka, Esa, Pink. Aku bekerja di sebuah perusahaan swasta, tapi juga bekerja sampingan sebagai apa saja selama itu halal. Aku punya keyakinan bahwa memiliki rumah adalah sebuah kepastian. Pasti bisa memilikinya. Jika pun aku tak bisa membelikan untuk Ngka, Esa, Pink, pasti satu saat mereka bisa memilikinya dengan usaha mereka sendiri. Tapi saat ini aku harus berusaha, berjuang untuk mereka. Uang di tangan sudah mencukupi untuk membeli sebuah rumah mungil. Rumah yang diimpikan sudah ada di depan mata! Ngka, Esa, Pink, amat gembira. Mereka amat bahagia. Rencana-r

error tentang,"Terakhir bernafas bersama"

Setelah selama tiga minggu mendampingi Henk di rumah sakit swasta di kota tempat tinggal kami dulu, ternyata pagi itu adalah hari terakhir bersamanya. Aku berdiri di samping tempat tidurnya, berkata,"Tenang Pa, ada aku di sini". Dijawabnya aku dengan lenguhan berat tertahan. Ya, pagi itu 28 September2007, Henk sudah dalam keadaan koma. Matanya terpejam sudah, tapi masih bisa menjawabku dengan lenguhan berat tertahannya itu. Aku menggenggam erat tangannya dan mengelus rambutnya sambil terus berkata,"Ya, aku ada di sini". Lalu kulanjutkan,"Nyanyi yuk pa, nyanyi. Nyanyi aja bareng aku". Dan aku mulai bernyanyi di telinganya. Lagu doa, doa pujian bagi GUSTI, Pemilik Hidup dan Mati. Aku menghubungi rumah. Dua orang tuaku menginap di rumah kami sejak tau bahwa suamiku sakit di rumah sakit. "Jangan ada yang menangis. Ga ada yang boleh menangis. kondisi Henk sudah koma", ujarku di ponsel. Ngka datang dijemput dari sekolah oleh seorang sahabat. Sms dari

error tentang,"Esa bagai tanpa nama"

Esa putra ke-dua yang pendiam. Esa bukan seorang yang cerewet, bukan seorang yang konyol. Esa anak yang penuh perhatian, paling rajin membantu. Setiap ada yang butuh pertolongan, Esa yang datang pertama untuk memberi bantuan. Esa itu bagai tanpa nama, karena Esa anak yang penuh cinta, kasih dan sayang. Cukup memanggil,"Cinta, tolong dong". Esa langsung datang dengan senyum. Esa selalu ringan tangan. Tak pernah menolak untuk membantu. Bersyukur sekali memiliki Esa yang baik hati, penuh senyum, dan punya tenggang rasa yang besar. Sewaktu Pink membutuhkan bantuan, Esa tanpa berkata apapun telah siap membantu. Ngka, Mamanya, ataupun Eyangnya membutuhkan bantuan, Esa tanpa ba bi bu, datang dengan senyum yang mengembang. Tak perduli dengan lelahnya sepulang sekolah, Esa kembali ke sekolah untuk mengantar Pink sekolah sewaktu Pink bisa dan punya kekuatan untuk bersekolah. Dan menjemput Pink pun dijalaninya tanpa mengeluh. Esa bukan anak yang pandai, tapi anak yang amat penuh penge

error tentang,"Hujan dan kita"

"Jan" "Ya, hujan", ujarku "Jan" "Ya, sayangnya mama, hujan" "Jan" "Ya, hujan. Airnya turun dari langit, basahi bumi. Masih ingat cerita tentang hujan? Air menguap naik menuju langit, lalu berkumpul menjadi awan. Awan yang di atas sana, di langit sana, kita melihatnya setiap kali. Lalu semakin banyak uap air berkumpul menjadi satu, awan menjadi berat, uap air turun menjadi air hujan. Masih ingat sayang?", kataku padanya, Ngka kecil yang belum bersekolah waktu itu. "Bes as" "Ya, basah semua terkena hujan. Ayo kita ke depan", ajakku pada Ngka. Ngka dalam gendonganku. Pintu kawat depan kubuka, dan dengan Ngka tetap dalam gendongan kuulurkan tanganku agar terkena air hujan, dan kuusapkan tanganku yang basah pada tangannya yang kecil. Ngka mengulurkan tangannya meniru perbuatanku. Lalu aku maju sedikit agar tangan mungilnya juga terkena air hujan. Ada binar sukacita di matanya! Hujan ini membuatnya gembira. Ak

error tentang,"Ternyata sedih itu terpancar juga dari mata"

Penuh tawa dan senyum, itu yang selalu ada di antara Ngka, Esa, Pink, dan Mamanya, yang berarti adalah aku, Nitaninit kasapink yang error ini. Pagi, siang, sore, malam, diisi dengan cerita yang beragam dan penuh dengan candaan. Tapi ternyata tetap aja Ngka bisa melihat satu titik cahaya yang redup dari mata ini sewaktu dia melihat foto yang diupload di jejaring sosial pagi itu..., padahal jelas terlihat senyum mengembang di foto. Ngka bertanya dengan wajah heran dan sedih,"Mama, muka mama sedih. Mama sedih banget. Mama kelihatan mau nangis. Mama, mama kenapa?". Jawaban yang diterima Ngka adalah senyum yang memang sengaja diberi padanya. Sekarang jadi semakin berhati-hati untuk berekspresi, karena yang ada di hati hanya ingin memberi bahagia penuh canda tawa, penuh sukacita dan senyum untuk kasapink tercinta. Ya, Ngka, Esa, Pink... Salam Senyum, error PS : Ini foto senyum tapi sedih menurut Ngka

error tentang,"Sewaktu jari bicara"

Menurut teman-teman yang kenal gue, Nita, Ninit, Error, adalah orang yang cerewet. Hehehe, gue ga menyangkal itu. Bener banget, memang cerewet! Tapi ada lagi yang bener dan orang ga tau.., bahwa dalam kecerewetan ini ada sudut pendiam. Hihi, teman-teman gue pasti pada menolak kalau gue nobatkan diri sebagai pendiam. Tapi ga bohong, gue memang pendiam. Aslinya gue adalah perempuan pendiam, walau bukan perempuan kalem. Seringkali gue menjawab atau menganalisa di dalam hati. Yup, sering banget gue jadi orang yang ga asertif. Diam aja, ga bicara. Misalkan bicara, tetap ada yang disimpan dalam hati. Yang diucap hati ga diucap oleh mulut. Ga bisa terucap! Dan hasilnya, ya ini dia, menjadi tulisan. Jari yang jadi pengucap kalimat hati. Bukan mulut yang bicara, tapi jari yang bicara. Bahagia, sedih, kecewa, tawa, imajinasi, dan juga pemikiran-pemikiran yang ada di otak, diucap oleh jari. Jari bebas mengucap apapun yang ada di hati. Lewat puisi, curhat curcol, cerita, apapun itu, semua menjadi

error,"Negeri ini memang subur banget!"

Dulu waktu SD di pelajaran tuh dipelajari bahwa negeri kita ini negeri yang subur. Gemah ripah loh jinawi. Itu yang gue tau, negeri ini subur. Juga kan ada lagu,"Bukan lautan hanya kolam susu", yang isinya tentang suburnya tanah negeri ini. Gue percaya banget memang negeri ini subur. Tapi ternyataaaaa..., negeri ini bukan cuma sekedar subur. Melainkan subuurrr banget!!! Waktu itu hujan deras dan banjir. Jalanan jadi rusak, berlubang karena digerus air banjir. Hebatnya keesokan harinya di jalan yang berlubang itu tumbuh pohon yang sudah lumayan besar beserta potnya sekaligus!! Wah, subur banget!!! Di jalan aspal bisa tumbuh pot dan pohon cuma karena diguyur hujan!! Haha... Nah gue bersyukur banget negeri ini subur, karena pernah pas pergi mengendarai motor sendirian malam hari dan penerangan jalan ga bagus, gue kaget nabrak pohon di tengah jalan. Weleh, ada pohon di tengah jalan dan banyak ranting-rantingnya. kalau ga sesubur ini, pasti gue dah nyemplung ke lubang jalan yang

error tentang,"Orang tua tunggal, Single Parent, Janda"

Semua orang juga udah pada tau kok janda itu orang tua tunggal, sudah ga bersuami lagi. Bisa karena bercerai, atau bisa juga karena cerai mati. Tapi sekarang disebutnya bukan lagi janda, melainkan orang tua tunggal, malah lebih sering lagi penyebutannya dengan bahasa asing, single parent. Padahal sebutan janda itu lebih spesifik loh dibanding orangtua tunggal atau single parent tuh. Orang tua tunggal dan single parent itu berarti orang tua yang hanya sendiri, tanpa pasangannya, bisa gender lelaki atau wanita. Janda itu sebutan khusus untuk perempuan. Lelaki disebut janda? Wehehe, bisa ngamuk tuh lelaki, karena sebutan untuknya adalah duda. Di sini sih gue cuma mau bicara eh nulis tentang yang janda aja deh. Gue ga ngerti tentang duda, karena gue perempuan, dan gue janda. Sebutan janda sih katanya kasar, lalu diganti deh dengan sebutan yang diperhalus tadi, orang tua tunggal, single parent. Hmm, kasar? Bernada 'miring'? Weh, apa bukan seharusnya pola pikir aja yang diganti ya,

error bercerita,"Go"

Aku duduk melihat putraku Joy yang sedang asik bermain di taman samping rumah kami. Bermain perosotan sendirian sambil tertawa dan bernyanyi. Aku bahagia melihat Joy amat menikmati ini semua. Bocah usia 7 tahun yang sibuk dengan segala permainan dan bersekolah tanpa harus bersusah payah ikut mencari sesuap nasi. Tidak seperti aku dulu. Ah, ingatanku jadi melayang ke rangkaian masa lalu yang ada dalam hidupku. Tiga puluh empat tahun yang lalu, saat usiaku sama dengan Joy... "Gooo...!! Gooo...!!" Aku berlari menuju rumah saat mendengar suara ibu memanggilku. Ibu pasti sudah memasak enak untukku. Ibu memang ibu yang sempurna bagiku, seorang ibu yang baik. "Ya buuuuuuuuuu...!!", aku berteriak masih berlari "Haduh kamu ini Go, Go... Makan dulu. Pasti kamu lapar sesudah ngamen seharian tadi. Anak ibu memang hebat! Suara merdu, pintar di sekolah. Cah bagus, besok jadi orang hebat ya. Jangan jadi seperti ibumu, apalagi seperti bapakmu. Jangan ditiru yo cah bagus