Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2016

Perempuan Itu Ibu

Ibu bekerja dan ibu rumah tangga, menurut gue ya sama aja tetap seorang ibu. Lah gue mesti ngomong apa, kan gue seorang ibu bekerja, tapi tetap menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga. Juga menjadi kepala keluarga. Hey, gue mesti ngomong apa? Apakah  mesti berteriak bahwa gue tuh seorang ibu, walau berada di luar rumah untuk menafkahi keluarga tuh dari pagi sampai sore, dan tiba di rumah malam hari? Mesti berteriak dan berusaha didengar oleh mereka yang mempermasalahkan tentang bekerja dan ga bekerja? Gue single mom sejak 8 tahun yang lalu, dan otomatis jadi kepala keluarga, penafkah keluarga, sekaligus mengurus anak dan rumah. Melakukan hal maksimal untuk 3 anak-anak, keluarga. Dan hey, gue seorang ibu. Gue adalah ibu, yang bekerja karena menjadi pencari nafkah, dan seorang ibu yang di rumah, menyelesaikan urusan memasak, mencuci, beberes, memeriksa tugas sekolah anak-anak, mendampingi mereka tidur, mendongeng, mendengarkan cerita mereka tentang hari yang dijalani. Sambil ga l

Preman Pala Bunder

Tiba-tiba Cimut melesat berlari ke dalam rumah, sampai terpeleset! Disusul Cilut yang juga ngebut berlari masuk ke dalam rumah! Telinga mereka ga berdiri tegak, tapi merunduk ke arah belakang, yang artinya siaga. Mata Cimut dan Cilut pun tertuju ke arah luar. Beberapa waktu ga bergerak. Suasana mencekam. Lalu perlahan Cilut berjalan mengendap menuju jendela. Duduk di jendela, sambil tetap dalam kondisi siaga. Sedangkan Cimut ga beranjak dari tempatnya duduk. Ada apa sih sebenarnya? Ngka, Esa, Pink, dan gue, jelas penasaran! Di benak gue langsung aja bayangan negatif khas emak pelindung kucing,"Eh, ada orang yang ngegangguin ya? Siapa, siapa?" Pink bergegas keluar. "Eeeeh, bandel ya!" "Siapa, Pink?" Tanya Esa sambil ikut ke teras rumah. "Itu tuh!" "Eh, gede banget!" "Apaan sih?" Ngka dengan rasa ingin tahunya akhirnya keluar juga. Tiga anak masuk dengan wajah serius. Gue ikutan serius, dong. Masa cengar-cengir?

STRAWBERRY? CUKUP SEKALI!

Serasa menjadi seorang yang aneh bin norak banget sewaktu gue berkata ga tahu strawberry. Di rumah, Ngka dan Esa, menertawakan gue sampai kenyang! Grrh, strawberry membuat gue geregetan, dan benar-benar ingin tahu seperti apa sih si strawberry itu. Strawberry yang gue tahu adalah nama buah berwarna merah dengan totol-totol, dan memiliki rasa asam. Dan strawberry juga jadi lambang cewek manis. Tapi strawberry yang ini? Hmm, gue ga tahu! Sampai pada satu ketika gue memiliki sebuah kesempatan emas untuk mengetahui si strawberry yang setiap sebulan sekali dikunjungi Ngka dan Esa. "Ma, Esa mau ke strawberry, minta uang, dong." "Mama ikut! Mama anterin, deh." "Ya udah, ayok sekarang. Ntar keburu ramai." Dengan semangat juang level tertinggi, gue ngebut bawa motor. Semua cuma gegara strawberry. "Sebelah mana sih, Sa?" "Depan, depan." "Masih jauh?" "Belok kanan, naaaah, ooop, oooop, tuh sebelah kiri. Oooop! Par

Dua Ribu Enam Belas

Dua ribu enam belas, disambut dengan suara petasan, dan meriahnya kembang api. Di depan rumah juga terlihat nyala kembang api yang pecah di langit, dengan warna-warni yang cerah! Ga hanya itu, beberapa tetangga ga mau sepi menyambut si dua ribu enam belas. Dipasangnya speaker di depan sawah, yang ada di depan tempat tinggal kami. Dari lagu dangdut sampai lagu jedag-jedug disetel. Riuh, hingar-bingar, meriah, heboh, entah apa lagi nama yang tepat untuk mengungkapkan bagaimana suasana malam itu. Rumah kecil kami terasa penuh dengan suara-suara akhir tahun. Cimut dan Cilut, berlari masuk ke dalam rumah, panik! Suara petasan membuat mereka terkaget-kaget! Setiap bunyi DOR!, mereka terlihat kaget. Lalu perlahan mengintip takut-takut, tapi penuh rasa ingin tahu dari jendela. DOR! Kaget lagi. Cimut dan Cilut ga tahu bahwa manusia sedang asyik menyambut sang dua ribu enam belas. Ternyata memang benar ya, kucing ga merayakan hari apa pun. Lempeng aja jalani hari yang ada. Beda banget sama ma