Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2013

error bercerita,"Sebuah perjalanan" # episode 17

"Mamaaaa, tadi di sekolah asyiiik", kata Zi "Oh ya?" "Zi dapat 100 loooh...!" "Aaah Ziii, Gi juga dapat 100", kata Gi "De dapat sejutaaaaa...", kata De Aku tertawa. Celoteh-celoteh ceria ini yang setiap detik menghidupkan hariku. "Nyanyiii nyanyiiii... yuuuk", ajak Zi "If you're happy and you know it clap your hands...!" Lagu itu, lagu riang yang selalu isi hari, berkumandang di rumah. "Mamaaaa, Papa pulang apa Bogooor?", tanya Zi "Hmm, Mama ga tau sayang. Lebih baik Papa pulang kan sayang", jawabku "Gaaaaaa, Mamaaaaa... Lagipula kan kita udah punya makanan, Mamaaaaa..." "Hush, ga boleh gitu cintanya Mama. Harus bisa mencintai Papa sebesar apa hayooo?? Siapa yang ingat mencintai sebesar apa?" "Garaaaaam...!!", teriak Zi, Gi, dan De bersamaan "Ya, mencintai sebesar garam dalam masakan. Tanpa garam, masakan jadi hambar. Begitu juga cinta dalam hidup, mencintai

error dan sebuah episode yang tersimpan dalam buangan

Airmata ini basahi pipi, mengalir terus dan tak henti... Apa yang hendak kubisikkan padamu tentang hati, tentang hidup, tentang cinta, tentang cerita-cerita usang yang nyatanya masih saja membayang di hidup nyataku saat ini... Apa yang bisa kuucap padamu lirih tentang duka, tentang luka, tentang angan dan tentang ingin yang masih saja menggedor hati juga jiwa... Tak pernah aku berteriak padamu tentang luruhnya senyumku. Cuma satu yang kupertahankan dalam hidup, yaitu seulas senyum yang kupunya. kugunakan sebagai senjata hadapi hidup, kugunakan sebagai mantra peringan beban, kugunakan sebagai pemusnah getir, kugunakan sebagai penghapus resah... Airmata ini masih terus meluncur saat kudiam dalam sunyi tanpamu, dan tanpa siapa-siapa. Airmata ini menjadi teman dan mungkin sahabat juga jadi kerabat dalam geram yang terpendam. Airmata ini menjadi tempatku jatuh di sudut lelah. Tak jua aku berucap tentang sebuah damai yang jadi harapan dalam hari. Tak jua aku berucap tentang derai tawa yang

error bercerita,"Cinta ini tetap ada tanpa kamu ada"

Lagi-lagi aku memandang fotomu yang disimpan dalam album di ponselku. Di sana kamu tersenyum, dan itu yang selalu kurindu, senyummu. Tapi senyum itu tak pernah muncul di hadapanku... Aku diam dan mengingat kenangan tentangmu yang hanya sejumput garis pendek, tapi tak bisa menghilang... "Ada di mana kamu?" Tak berjawab... "Sedang apa kamu?" Tak berjawab... Lalu aku pun terdiam... Diam, tak lagi bertanya padamu. Bukan merasa sia-sia, tapi merasa bahwa aku mengganggumu dengan segala pertanyaanku hingga kamu enggan menjawab. "ga sa kangen", kataku pada hati sendiri, dan aku pun tersenyum saat melihatmu yang tersenyum dalam foto yang tetap disimpan olehku. Pedih di hati rasanya saat menyadari bahwa aku bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa untukmu. Dan aku bergelut dengan tanya jawab hatiku sendiri. Cinta? Inikah yang namanya cinta? Memedihkan hati, dan hanya menguras airmata yang kupunya. Hanya membuat diri diperdaya lalu termangu sendiri saat menyadari bahwa s

error bercerita,"Sebuah perjalanan" # episode 16

"Mam dan Pap pulang ya. Jaga dirimu dan anak-anak baik-baik. Ini untuk jajan anak-anak, simpan dengan baik. O ya, pakai cincin Mam ini untukmu, juga kalung dan gelang ini. Jadi kamu terlihat lebih manis", ujar Mam saat akan pulang. Aku tersenyum. Tak ada kata keluar dari mulutku. De, Gi, dan Zi terlihat sedih.  "Eyaaaaaang, nanti Zi mau beli rumah yang besaaaar... Eyang menginap di rumah Zi lagi ya nantinya. Ada 5 kamar nantinya. Satu kamar untuk Mama dan Zi, satu kamar untuk Gi, satu kamar untuk De, satu kamar untuk Eyang kakung dan Eyang putri sewaktu menginap", Zi berkata sambil memelukku yang berjongkok di sampingnya. "Zi, itu baru 4 kamar. Berarti itu kamar Zi. Papa kan tidur di kamar berdua Mama, ya?", Pap berkata pada Zi sambil mencolek pipi Zi. "Iiiih Eyaaaang...! Yang satunya itu kamar untuk pembantu, tauuuuuu...! Zi sama Mama, Eyang. Papa tidur di rumahnya sendiri aja. Rumah Zi bukan rumah Papa, Eyaaaang. Nanti Eyang boleh parkir mobil di

error dan...,"Penulis itu ga perduli diri sendiri"

Penulis... Lagi-lagi tentang penulis! Penulis itu apa sih? Orang yang bergelut dalam dunia huruf, menyusun menjadi kata, lalu bersambung jadi kalimat, dan akhirnya jadi tulisan yang bias dinikmati? Hmm... Ya mungkin ya... Tapi menurut gue, penulis adalah orang yang bebas bicara di otak dan hati, lalu berteriak, mengucap, berkata, menasehati, dan semua itu lewat jari yang difungsikan maksimal (jiaaah, gayanya gueeee!) Penulis itu seorang pemerhati. Pemerhati hidup, pemerhati hal yang terjadi. Perduli dengan apapun itu yang menurutnya bisa diterjemahkan dalam tulisan, dan kalau bisa disebarkan untuk semua orang. Entah jadi cerita fiksi, atau apapun itu namanya. Yang jelas, penulis terbiasa memperhatikan hal yang terjadi, dan menjadikan hal tersebut menarik hingga bisa dituliskan melalui huruf-huruf, bukan cuma jadi pembicaraan omong kosong atau bergunjing menggunjingkan hal yang ga jelas kebenarannya. Tapi gue jadi heran, penulis yang amat perduli terhadap suatu hal, kenap

error tentang,"Ya, gue istimewa dan berbahagia"

Pernah aku jatuh dan terpuruk, lalu berusaha bangkit dengan sisa nafas yang tersengal. Pernah aku terluka dan terkapar, lalu berusaha mengobati sendiri dengan segenap senyum yang tersisa. Pernah aku dilempar, dibuang, dan dienyahkan, lalu dengan seluruh cinta yang tak pernah habis, aku kembali untuk tetap bisa mensyukuri cinta yang dianugerahkan untukku, mencinta dengan cinta, dengan ketulusan, dan itu ada tertanam dalam garis hidupku... cinta mencinta, ya mencintai hidup yang ada...  Itu gue tulis di status jejaring sosial tadi. Ya, memang gue pernah seperti itu. Dan hasilnya, ya gue yang sekarang (nyengiiirrrr, kedip-kedip...)! Rasanya kita pasti pernah ya merasa seperti itu. Terpuruk, nangis-nangis sampai 'njengking' (haduh bahasa Indonesia njengking tuh apa ya? Nungging mungkin yaaaa... Memang dasar gue suka ribet pemakaian bahasa ), merasa  kecewa sedalam samudera (bahasa lebay, maksudnya kecewa banget, gituuuu). Ya, pernah ya?? Eh ga pernah? Baguuus kalau ga pernah. B

error bercerita,"Sebuah perjalanan" # episode 15

"Mamaaa, Papa ga pulang", kata Zi padaku "Pulang, sayang" "Ga pulaaaang", sahut Zi lagi "Pulang, cintaaaaa", kataku "Mamaaaa, maapin Zi. Tadi Zi buka sms dari Papa, katanya Bogor, gitu Ma. Berarti Papa ga pulang kan??" Aku tersenyum mendengar perkataan Zi. Entahlah tersenyum lega karena Hans tidak pulang atau tersenyum karena melihat Zi dengan gayanya yang polos bercerita padaku. Ah Hans, maafkan kami. Tanpamu selalu memberi sebuah kelegaan bagi kami, walaupun juga tetap ada rasa sedih tanpa kehadiranmu. "Hans ga pulang?", tanya Pap "Ga, Pap" "Sibuk sekali dia", ujar Pap "Ga setiap kali Hans sibuk, Pap", sahutku sambil melangkah ke belakang rumah. Mesin cuci belum juga selesai kuservis. Tapi ternyata Pap mengikutiku dari belakang. "Mesin cuci?" "Ya" "Servis sendiri?" "Ya" "Hans?" Aku terkekeh. Mana pernah Hans turun tangan urusan rumah? Semu

error dan...,"Penulis itu egois"

Haha.., pasti banyak deh yang ngamuk kalau baca judul ini...,"Penulis itu egois". Enak aja egois, gitu deh pastinya..., penulis itu perduli lingkungan, perduli sosial... Siapa yang bilang penulis itu egois? Hehe, akyuuu..., eike.... Siap-siap deh ngumpet gara-gara para penulis melempar panci. Ga ngumpet kalau dilempar laptop! Hahaha..! Sebenarnya sih penulis egois tu berasal dari pengalaman diri sendiri. Setiap menulis dan asyik dalam cerita di otak, tercurah semua keasyikan di tulisan. Yang lain, minggir duluuu...! Mungkin karena hal ini makanya jatah antri di depan lepi oleh Ngka, Esa, dan Pink, si Mamanya yang error ini dikasih di nomor akhir, sewaktu mereka udah lelah dan mulai mengantuk, dan ga lagi butuh Mama error ini di samping mereka. Tapi juga seringkali memberi kesempatan pada Mama error ini menulis di saat-saat mata mereka 'on'. "Mama kalau di depan lepi ga bisa diganggu", kata Esa "Mama kalau nulis mukanya jadi jelek serius banget",

Tugas Blogger Indonesia Yang Merupakan Blogger ASEAN

Blogger Indonesia, Blogger ASEAN...!! Yeaa...! Hehehe, kalau bisa berteriak, pasti aku sudah berteriak seperti itu. Tapi karena mulut terkunci rapat, tapi tak lepas dari tersenyum. Ya jelas, kan senyum itu ibadah, lagipula, aku manis loh kalau tersenyuum :). Dan karena mulut ini terkunci, jari-jari bergerak berteriak... ASEAN? Dulu sewaktu masih di Sekolah Dasar (SD) kita belajar tentang ASEAN. Hanya sedikit sih yang aku tahu tentang ASEAN sebenarnya. ASEAN merupakan singkatan dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN), yang merupakan organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang didirikan di Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967, berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Senang juga setelah mengetahui ternyata ada Komunitas Blogger ASEAN. Aku yang baru di bidang blog, dan tentu saja baru menjadi blogger rasanya senang sekali, dan takjub, waaah ternyata blogger itu punya komunitas yang jang

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 14

"Hans?", aku terkejut melihat Hans ada di depan pintu. Sungguh aku tidak mendengar kedatangannya. "Hmm", jawabnya tanpa senyum, dengan wajah tak acuh "Mam dan Pap datang" "Sudah tau", ujarnya sambil melepas sepatu di ruang tamu "Aku tidak mendengar kamu datang. Maaf" "Carport sudah penuh dengan mobil orang tuamu. Ga butuh permintaan maafmu" "Hans, sudah pulang? Mam dan Pap ga tau kamu dah sampai di rumah. Ga ada suara", Mam dan Pap tiba-tiba ada di ruang tamu. Hans tak acuh pada Mam dan Pap. Dia terus saja masuk ke dalam tanpa berkata apapun. Mam dan Pap memandangku. Ada banyak pertanyaan kulihat di wajah Mam dan Pap. Tanya tanpa kata. Aku hanya diam tak berkata apapun. Duduk, dan masuk ke dalam karena Hans memanggil. Aku tinggalkan Mam dan Pap dan jutaan pertanyaan yang terlihat jelas... Hans di kamar duduk dengan muka masam. Aku berdiri di hadapannya dan memandangnya tanpa berkata apapun. "Sejak kapan Mam dan

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 13

Trek trek trek! Tin tin tin!! Suara dari luar. Pagar diketok gembok, dan suara klakson mobil. "Deeee...! Giiii...! Ziii...!", suara teriakan dari luar mengejutkanku. Aku berlari keluar. Mam! Pap! Tergesa aku membuka gembok, sambil tersenyum. Rindu ini tak tertahan lagi... "Aaah, kamu kurus sekali...", Mam berkata dan memelukku "Ya, sini Pap rindu", Pap berkata, lalu memelukku erat "Jangan diet terlalu keras, sayang. Terlalu kurus bisa sakit. Mana De, Gi, dan Zi? Hans mu?", Mam berkata padaku. "Mereka masih tidur, Mam. Lelah semalam bercanda" "Hans juga?", tanya Pap "Hans nanti pulang, Pap. Ada pekerjaan yang tak bisa ditinggal" "Hmm..", ujar Pap "DOOOOOOORRRRR!!!!" Mam, Pap, dan aku terkejut bukan main. Tiba-tiba saja De, Gi, dan Zi, muncul berteriak dari balik pintu! Cintaku tercinta..., selalu punya cara unik meramaikan suasana. "Hahahaha!!!", tawa Pap, lalu memeluk 3 cucu yang juga t

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 12

Trek trek trek...! "Mamaaaa, ada orang di pagar", kata Zi "Gi aja ya Ma... Gi yang keluar ya", ujar Zi, lalu berlari ke luar. Tak lama kemudian Gi terlihat membawa kantong plastik besar merah warna merah sambil tertawa. "Gi aja yang keluar kalau ada yang trek trek pagar ya Maaaa", kata Gi, dan menambahkan,"Selalu makanan!", dan disambut tawa De juga Zi. Aku tersenyum... "Makan ma?", tanya Gi Aku tersenyum, dan mengangguk. "Maaaaaaa, ada 2 kardusnyaaaaa...", suara Zi berteriak tertahan, jadi lebih cenderung disebut mendesis. Matanya melotot melihat ada 2 kardus dalam kantong plastik. "Ma, apa iya dia tau kalau kita ga punya makanan?", tanya De serius "Gaaaa... Ga tauuu Deeeee... GUSTI yang tau ya Maaaaa...", sahut Zi "Eh iya Zi pintar! Jadi gini, GUSTI berbisik padanya,"Hai, di sana ada yang habis makanannya... Ayo beri 2 kardus"", kata Gi Aku menahan airmata. Satu hal yang sepertinya

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 11

Gas habis, uang habis, makanan habis. Tapi kamu tak pernah tahu, Hans... Cinta ini tak pernah ada habisnya... "Ma, mama lapar ga?", tanya De "Ga, sayang" "Mama belum makan" "Hei lihat nih...", aku berdiri dan berpose lagak binaragawan. De tertawa terbahak-bahak. De memandangku serius, dan bertanya padaku,"Mama bener ga lapar" Aku tertawa, dan berkata,"Mama ga lapar, Mama punya banyak persediaan makanan di badan, sayang" De melihatku dengan seksama, dan berkiata,"Ya, Mama memang besar sekali..." Aku tertawa terbahak-bahak, dan De mengernyitkan keningnya seraya berkata,"Mamaaaa, Mama memang besaaaar..! De seriuuus..!!" Ganti aku mengernyitkan kening, lalu De tertawa terbahak-bahak,"Mamaaaa.., bener loh Mama memang besar sekaliii... Tapi De sayaaaang sama Mama...", lalu memelukku erat. Hans, kamu merugi...Kamu tak pernah tahu cinta sejati... Inilah cinta sejati, Hans... Ini yang namanya cinta sejat

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 10

De dan Gi yang baru bangun tidur berjalan ke arahku lalu memelukku... Ah cinta, indah sekali hari ini. "Ma, mandinya nanti yaaa...", ujar Gi "Ma, De mau duduk di depan yaaaa", kata De Aku mengiyakan mereka, dan mengecup satu persatu pipi mereka. Nasi goreng sudah kuhangatkan di magic jar untuk De, Gi, dan Zi sarapan. "Mamaaaa, Zi mau makaaaan", Zi berlari lalu memelukku. "Ambil piring ayo" Zi menurut mengambil piring, lalu diberikannya padaku. Nasi goreng dalam magic jar kuambil dan kucetak hingga nasi yang ada di piring Zi tercetak rapi. Lalu kutusukkan tusuk gigi yang di bagian atasnya sudah kuberi kertas laksana bendera berwarna merah putih, bendera Indonesia. "Mamaaaa, cantik banget nasi gorengnyaaa..." Aku tersenyum "Mamaaa, ini Indonesia ya Ma..." "Ya, cinta" "Bogor itu Indonesia bukan?" "Indonesia, cintanya Mama" "Papa di Indonesia juga?" "Ya" "Papa teman Zi ga pul

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 9

"Mamaaa...", Zi berlari mendekatiku "Yaaa, cintanya mama, kenapa?", aku lalu berjongkok supaya bisa melihat Zi dengan jelas "Zi mau nyanyi. De dan Gi sedang tidur" "Ya ayo nyanyi" "Tapi kasih uang" "Memangnya kenapa? Nyanyi kok minta uang?" "Zi mau mengumpulkan uang" "Hmm?" "Ngamen, Mamaaa... Ngameeen... Ceritanya Zi mau ngamen. Tapi ngamennya ke Mama aja" "Uang untuk apa?" "Mau nabung" "Terus, uangnya untuk apa kalau udah banyak??" "Zi mau kasih ke Mamaaaa..." Aku termangu mendengar ucapan Zi. "Zi sayang Mamaaaa... Zi mau cari uang yang banyaaak... Zi mau kasih Mama uang yang banyaaaak..." "Wah , Zi baik sekali sama Mama", ujarku memeluk Zi "Zi sayang Mama... Zi mau Mama punya uang, jadi kita bisa pergi-pergi" "Hmm, iya" "Bisa jalan-jalan, Ma" "Ya, sayang" "Beli rumah untuk Mama" "

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 8

"If you're happy and you know it claps your hands... If you're happy and you know it claps your hands... If you're and you know it and you face is surely show it, if you're happy and you know it claps your hands...!!", suara bening De, Gi, dan Zi, memenuhi rumah. Tepuk tangan mereka memenuhi seluruh sudut ruangan. Anugerah indah dari GUSTI... Ceria dan senyum yang manis De, Gi, dan Zi... "Mamaaaaa...!!", suara Gi berteriak memanggilku dan mendekat. "Ya, cinta", sahutku setelah Gi ada di dekatku "Mesin cucinya masih rusak?", tanya Gi padaku. Dilihatnya aku sedang mencuci baju. "Mesin cucinya mogok kerja ya Ma?", tanyanya lagi "Ga... Mesin cucinya sedang cuti. Mesin cucinya mau istirahat dulu", jawabku. Gi berlari meninggalkanku. Aku pun melanjutkan mencuci. "Tuh, tuh, lihat tuh..!", suara Gi memecah konsentrasi. Aku membalikkan badan untuk melihat sedang apa mereka. "Tuh, mesin cucinya cuti kata

error bercerita,"Sebuah perjalanan" #episode 7

"Mamaaaa, sekarang hari apa?", tanya Zi padaku "Ihh, Zi, masa lupa sih?", Gi menyahut pertanyaan Zi "Zi pikun ya Ma ya?", De menyahut pula Zi cemberut mendengar perkataan Gi dan De. Aku tersenyum geli mendengar dan menyaksikan kelakuan De, Gi, dan Zi. Anak-anak yang lucu... "Maaa, hari apaaa?", Zi merajuk "Jangan jawab, Ma", kata De "Maaaa, hari apaaaa?", Zi masih juga merajuk "Diam aja Ma....", kata Gi sambil tertawa Zi yang kesal mendengar perkataan Gi dan De yang menggodanya bangkit dari duduk di karpet yang digelar di depan tv menuju tas sekolahnya, mengambil buku agenda sekolahnya. Lalu Zi berteriak, yang mengejutkanku juga Gi dan De. Teriakan yang memilukan menurut hatiku... "MAMAAAAA... INI HARI JUMAAAAT...!!", seru Zi De dan Gi tertawa sesudah bisa menguasai keterkejutannya. "Memangnya kenapa Zi, memang ini hari Jumat", kata De Zi diam menunduk, berjalan ke arahku, lalu duduk di pangkuank

error bercerita,"Sebuah perjalanan"# episode 6

Hmm, sudah jam 4.00 pagi. Ternyata waktu berjalan cepat. Aku bergegas keluar kamar. Memasak nasi, memasak untuk sarapan, juga memasak air untuk membuat teh hangat. Hans hanya mau minum teh hangat. Selain teh hangat, dia tak pernah mau meminumnya di rumah. Beberes rumah, lalu memeriksa apakah De, Gi, dan Zi sudah komplit memasukkan buku dan perlengkapan sekolah dalam tas mereka masing-masing.   Jam di dinding menunjukkan pukul 5.00 pagi. De, Gi, dan Zi bangun tanpa harus kubangunkan. Mereka sudah terbiasa bangun pagi-pagi. Tanpa harus kusuruh pun mereka mandi bergantian, lalu memakai seragam sekolah yang memang sudah kusiapkan. Mereka bergegas tanpa suara bising. Tenang, ya dengan tenang tanpa suara mereka menyelesaikan itu. Sarapan pun tanpa suara. Tapi sungguh terlihat senyum manis mereka di bibir yang tak pernah hilang barang sedetik. Sebuah anugerah yang penuh keindahan melihat senyum yang amat manis di pagi hari saat orang-orang sibuk mempersiapkan hari yang baru. Tidak di sini.

error bercerita,"Surat untuk Ho"

Ho apakah kamu tau? Aku dianugerahi banyak kangen oleh GUSTI. Berjejalan dan bertumpuk. Hingga bingung aku dibuatnya. Mereka berlari dan berkejar-kejaran. Mereka berebut ingin berteriak. Aku menahan mereka supaya tidak ribut. Aku berusaha menahan mereka agar tak terjadi kegaduhan. kangen ini cuma milikku sendiri. kamu ga memilikinya. karena itu kuberikan kangenku untukmu, agar kamupun memiliki kangen seperti yang kumiliki dalam hati, dan itu terserah padamu hendak kamu berikan pada siapa, walau dalam hati kuberucap, semoga kangen itu kamu berikan padaku, jadi kita bisa saling menukar kangen yang kita punya. Lalu sebuah kangen berlari menuju hatimu. Semoga diterima dengan baik olehmu. Tapi tak ada jawaban darimu, dan aku berdoa dalam hati,"GUSTI, mau nanya nih..., ga apa-apa kan kalo aku memberi kangen yang GUSTI bingkiskan untukku padanya? Kasian loh GUSTI, dia ga punya kangen seperti yang aku punya. Jadi aku beri kangenku untuknya... Ga apa-apa kan?". Dan tanya ini belum di

error bercerita,"Sebuah perjalanan"#episode 5

"If you're happy and you know it claps your hands...", nyanyi riang De, Gi, dan Zi, lalu bertepuk tangan prok prok prok...! Riang bernyanyi-nyanyi di atas motor yang sedang membawa mereka berkeliling perumahan. Lagu ini kerap dinyanyikan oleh kami saat kami berempat mengisi waktu bersama. Aku ingin De, Gi, Zi, selalu gembira dalam keadaan apapun. Gembira, sukacita, itu obat hati yang indah yang menghasilkan senyum. Dan senyum adalah obat hati termanis. Ya, termanis untuk hati yang luka separah apapun itu. Aku ingin De, Gi, dan Zi, memiliki obat untuk hati mereka. "Mama, lepas tangan Ma, ayo lepas tangan", ujar Zi yang duduk di depan padaku, dan disusul oleh Gi, dan De, "Ayo lepas tangaaaan..!!", sambil tertawa-tawa. Aku ikut tertawa, lalu mulai lagi bernyanyi,"If you're happy and you know it claps your hands...", lepas tangan dari stang motor dan bertepuk tangan 3 kali, prok prok prok!! Semakin keras De, Gi, dan Zi bernyanyi dan sem