Penulis itu seorang pemerhati. Pemerhati hidup, pemerhati hal yang terjadi. Perduli dengan apapun itu yang menurutnya bisa diterjemahkan dalam tulisan, dan kalau bisa disebarkan untuk semua orang. Entah jadi cerita fiksi, atau apapun itu namanya. Yang jelas, penulis terbiasa memperhatikan hal yang terjadi, dan menjadikan hal tersebut menarik hingga bisa dituliskan melalui huruf-huruf, bukan cuma jadi pembicaraan omong kosong atau bergunjing menggunjingkan hal yang ga jelas kebenarannya.
Tapi gue jadi heran, penulis yang amat perduli terhadap suatu hal, kenapa kurang perduli terhadap diri sendiri? Weh gue bisa-bisa ditimpuk lagi nih sama para penulis! Ngumpet ah, sambil berdoa kali ini ditimpuk lepi, jadi bisa punya lepi mandiri. Eh tau lepi mandiri ga? Lepi mandiri tuh ya lepi punya sendiri, yangga barengan sama siapapun, khusus untuk diri sendiri. Hehe, gue masih lepi gotong royong. Lepi satu untuk barengan sama Ngka, Esa, Pink. Balik lagi ke ketidakperdulian penulis terhadap diri sendiri... Hehe, lagi-lagi ini bukan dari hasil survey tercatat dan terhitung dengan baik sih... Lagi-lagi sebenarnya ini dari diri sendiri. Jadi please, jangan marah ya duhai para penulis...
Cerita dari otak dan hati datang tanpa kenal waktu, dan penulis menuliskan semua itu juga tanpa kenal waktu yang pasti. Jam kerja penulis? Haha, ga adaaaaa... Jam kerja penulis ada di setiap waktu! Pagi, siang, sore, malam, bahkan tengah malam, dini hari, semua itu jadi jam kerja. Ga ada peraturan yang mengikat bahwa penulis itu menulis dari jam sekian sampai jam sekian, gitu. Ga adaaaaa...!! Ga ada peraturan itu. Penulis adalah raja bagi dirinya sendiri. Menguasai diri sendiri, kapanpun mau menulis, ya menulis! Jam istirahat? Itupun jadi ga jelas. Padahal setiap orang butuh istirahat yang jelas. Itu salah satu yang gue bilang ga perduli diri sendiri. Contohnya gue, saat ini 1.17 pagi, dan gue masih aja di depan lepi. Haha, ini baru gue, penulis sekelas ringan seringan-ringannya. Waktu amat berharga untuk gue, untuk menulis. Menulis jadi sebuah kebutuhan, dan lalai jam istirahat. Padahal pagi hari berangkat kerja.
Salah duanya, eh yang ke-dua, doping kopi. Penulis banyak yang minum kopi. Dulu gue juga gitu. Cuma sekarang gue berusaha hidup agak lebih sehat. hehe, iya, gue berhenti ngopi. Tanpa kopi aja gue masih bisa 'on' nulis, apalagi tambah ngopi... Bisa-bisa mata 'on' ga ada 'off'nya! Dan rasanya, kayaknya banyak deh penulis yang ngopi... Duh, itu ga perduli diri sendiri... Maaf ya duhai penulis yang ngopi... Hehehe...
Duduk berlama-lama katanya ga bagus untuk kesehatan. Banyak penyakit mengintai... Padahal menulis yang nyaman ya sambil duduk, masa iya sambil terlentang? Haha... Dan penulis duduk ga cuma 1 jam atau 2 jam aja... Duh,,,
Nah makanya gue bilang, penulis itu ga perdulli diri sendiri. Tapi ya itulah penulis. Enjoy dengan segala cerita yang siap ditulis oleh jari. Mensyukuri takdir menjadi penulis, dengan terus menulis.
Gue bahagia dan bersyukur bisa duduk di depan lepi membiarkan jari bebas berbicara... Mengisi waktu berlama-lama di depan lepi...
Semoga saja penulis bisa menjadi lebih perduli pada diri sendiri... Tapi nyatanya gue juga ga bisa... Hahaha..!!
Penulis? Menulis? Asssyiiik siiih...! Hahaha...
Salam senyum penuh cinta,error
hahaha!
ReplyDeletesukaaa yang iniiii :D
huwahahaha... tidur dini hari karena asiiik menuliiis... hihihi...
DeleteSalam Takzim
ReplyDeleteSaya protes penulis juga bisa nyisir ko, nyisir sambil nulis komen
Salam Takzim Batavusqu
Hahaha...!!
DeleteProtes diterima :D