Skip to main content

error tentang,"OOOW NOO...GUE BUTA!!"

Panca indera yang satu ini memang bermasalah sejak kecil, dan sewaktu kelas 1 SMP akhirnya menggunakan kacamata setelah benar-benar menyerah ga bisa membaca tulisan di papan tulis dan mama percaya anak perempuannya yang imut ini memang membutuhkan kacamata untuk membantu melihat. Pasalnya, sejak SD sudah terasa ga bisa melihat membaca tulisan di papan tulis, mama tetap ga percaya kalau anak perempuan cantiknya ini memang matanya bermasalah. Malah abang gue yang diajak ke dokter mata, padahal dokter mata bilang, mata abang gue ga bermasalah, dan malah diajak ke dokter mata bolak-balik. Sebenernya sih bukan mama percaya, tapi sewaktu bapak periksa mata, dan kita sekeluarga ikut, gue langsung nyelonong minta periksa juga. Dan hasilnya -1,75 untuk mata kiri, dan -1,5 untuk mata kanan. Dengan 'keselonongan' gue itu akhirnya gue bisa bernafas lega, gue bisa melihat!! Sebelumnya gue ga bisa melihat dengan jelas muka temen dari jarak beberapa meter.
Setelah menggunakan kacamata, gue jadi lebih rajin membaca. Tulisan di toko-toko, di jalanan, semua gue baca, dan ga ada yang terlewat. Bahagia banget bisa melihat dengan jelas! Hehehe, mantap banget, gitu. Bertahun berlalu, minus di mata semakin bertambah dan meninggi. Mentok di -3,5. Dan setelah tu bertahan di -3,5 bertahun-tahun. Sehabis itu, kepala pusing banget, periksa mata lagi, dan...WOW!! Tanpa jungkir balik! Minus mata berkurang, yup, menurun drastis jadi -1,5! Resepnya apa kok bisa turun tuh minus? Meneketeheeee... Bosan kali ya tuh minus nempel di mata gue. Dan -1,5 bertahan di mata sampai sekarang.

Beberapa waktu lalu ada yang datang dari optik, pemeriksaan mata di kantor. Hasil pemeriksaan mata gue benar-benar bagus banget! Minus, plus, silinder nempel di mata gue semua! Hahaha, pemborong banget ya mata gue ni... Tapi gue tetap 'ngeyel' (ini bahasa jawa, bahasa Indonesianya ngeyel apa ya?) ga mau menggunakan kacamata plus dan silinder. Cukup minus aja, itu pun digunakan sewaktu mengendarai motor aja. Sampai pada satu waktu..."OMG, YA GUSTI... ga bisa baca tulisan di hp!! Aargh...!" Rasanya sedih banget ga bisa lagi melihat dengan baik, dan semakin ga bisa melihat. Gue berpikir, aduh, gue berproses jadi buta? Ow no..!

kemarin kacamata gue patah, dan gue beli yang baru. Eh ketahuan mata gue memang plus. Memang dasar si error, dah tau kan memang plus, eh pake gaya kaget matanya plus! Haha, tapi yang jelas, gue sekarang selain berkacamata minus, juga dah berkacamata plus juga, plus 1,25. Hehehe, tapi masih ngeyel ga pake kacamata silinder.

Jadi sekarang, lihat yang jauh tu jelaaaas, dan juga untuk ngetik dan baca sms dah nyaman... Yang jelas, gue ga berteriak,"OOOW NO, GUE BUTAAA...!". Hehehe, gue dah bisa lihat dengan jelas sekarang!


Salam senyum penuh cinta,
error

Comments

  1. banyak konsumsi wortel kak. tetangga saya sembuh tau, hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Okee...
      Tapi kalo plus kan karena memang dah tua... hehehe

      Delete
  2. wah... mata saya juga bermasalah ketika di akhir SD, awal SMP baru periksa dan ternyata minus...
    yah... akhirnya harus pake kacamata deh...
    tapi semoga gak sampe parah, sampe kena plus dan silinder gitu....
    hehe.. tetap semangat walau mata bermasalah... ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, iya semoga jangan separah aku, udah minus, plus, silinder pula.
      Hehehe, tapi biarpun mata parah gini, ya tetap semangat...! Eh, kacamataku manaaa?? Hahha

      Delete
  3. saya juga minus dari smp :D
    katanya rutin minum juzz wortel bisa ngurangin dikit2 bu, tapi males ahh.. kagak enaak :D
    pake kcmata kadang2 klo lg mauu.. risih :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. hihihi, kacamata minus dulu selalu dipake. Sekarang sih cuma untuk pas naek motor sama untuk liat tukang jualan. Hahaha

      Delete
  4. Syukur deh jika sudah baik
    Takutnya kalau ketemu saya diraba-raba kecolok hidungku ha ha ha ha
    Salam sayang selalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha... dheeee...!! :D
      hahaha...!!
      salam senyum penuh cinta, dheeee... :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...