Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2015

error,"Monas (bagian III)".

Di depan terowongan bawah tanah yang merupakan pintu masuk menuju Tugu Monas, banyak penjual souvenir. Ada penjual topi, kaus, gantungan kunci, aksesoris, dan layang-layang. Aku menawarkan pada Pink, mungkin ada yang ingin dibelinya. Tapi ternyata Pink menolak. Dalam hati, gue berkata,"Pinteeerrnya anak gueee...! Ga borooosss...!", Hahaha! Masuk turun ke bawah, lewati anak tangga. Loket tiket ada 2, yang sebelah kiri untuk pengunjung yang masuk sampai ke puncak Monas, sedangkan yang satunya untuk pengunjung yang hanya sampai di pelatarannya saja. Gue memilih hanya sampai di pelatarannya saja, karena gue pikir, teman-teman Pedas-Penulis dan Sastra, berkumpul di sana. Tiketnya murah, Rp. 5.000,- untuk dewasa, dan Rp. 2.000,- untuk anak sekolah/anak-anak. Jadi untuk masuk ke sana, gue membayar tiket Rp. 7.000,-, karena gue berdua Pink, ditambah asuransi Rp. 1000,-. Masuk terus ke dalam lorong, lalu sampai di ujung, harus naik tangga lagi. Haduh, banyak anak tangga yang harus

error,"Monas (Bagian II)".

Sudah pagi! Sabtu, 10 Januari 2015, hari H untuk pergi ke Monas . Pukul 3.30 bangun dari tidur. Ngka, Esa, dan Pink, masih lelap. Gue pandangi tiga kekasih jiwa tercinta, mengucap syukur, diberi indahnya kebersamaan selama ini oleh GUSTI, dan berserah atas hidup juga mati kami, gue, dan 3 anak gue, Ngka, Esa, Pink. Ga lupa berdoa untuk perlindungan bagi mereka, walau gue juga sudah tahu, GUSTI selalu melindungi. Gue sudah ga khawatir lagi. Ajaib banget! Lalu mulai sibuk dengan laptop, browsing, juga on di medsos. Chatting dengan seorang sahabat mengenai acara pagi ini, acara di hari ini. Hingga ga terasa gue belum membangunkan Esa, yang hari Sabtu pun masuk sekolah. Tapi Esa ga terlambat berangkat sekolah, kok. Juga tetap sempat sarapan sebelum diantar oleh Ngka. Pink bangun, mandi, bersiap. Gue? Sudah siap, lah! Sekitar pukul 07.45, Pink, dan gue, diantar Ngka. Mampir dulu membeli konsumsi untuk Pink. Lalu pukul 08.00, sudah berada di dalam angkot. Duduk di depan. Seperti biasa, ma

error,"Baju Dan Celana Yang Menciut".

Di satu pagi yang cerah,"Aargh!", gue berteriak sekeras-kerasnya. Ayam tetangga yang tidur pun bangun karena kaget! Oh noooo! Celana serta baju gue menciut! Panik! Coba baju yang ini, yang itu, celana ini, dan itu. Semua jadi menciut! Celana sempit, begitu pun baju! Teriak lagi,"Aaaaargh!!". Gue pandangi tumpukan baju dan celana yang menciut. Bagaimana mungkin ini terjadi? Ugh, patut direnungkan, kenapa baju dan celana menciut. Bahan baju dan bahan celana bukan model bahan yang bisa menciut. Bahan biasa, tapi kenapa jadi begini? Oh, kenapaaa? Lalu mulailah perenungan ini... Gue perempuan bekerja, yang mempunyai bos amat baik hati, suka membawa oleh-oleh makanan cemilan untuk dikeroyok bersama. Dan gue bukan orang yang suka menyakiti orang lain. Gue ga mau menyakiti hatinya dengan tidak memakan oleh-olehnya. Dibawakan, ya gue makan. begitu pula saat ada yang balik dari pulang kampung, dan menggeletakkan korban makanan untuk gue habiskan. Ga mungkin gue cuek aja. Bis

error,"Ngambek".

Ngambek. Siapa yang ga pernah ngambek? Jujur, gue pernah ngambek, tapi sekarang ini sih bukan mau cerita gue ngambek. Gue mau cerita si Cucing, kucing peliharaan di rumah, ngambek. Sudah seminggu Cucing belum mandi. Badannya sudah mulai terlihat agak dekil. "Ma, Cucing dekil", kata Pink. "Iya, nanti siang Mama mandiin deh si Cucing. Jangan pagi-pagi gini, kasihan dingin, ga ada panas matahari", jawab gue. Si Cucing yang lagi jadi bahan omongan, santai, tidur pulas di depan tv. Siang-siang, Cucing asyik bermain sendiri, lompat-lompat sendiri, dan sibuk memburu plastik guntingan botol air mineral, yang memang khusus jadi mainannya. Lucu! Sesudah Cucing selesai bermain, gue gendong, dan bawa ke kamar mandi,"Mandi, Cucing. Udah dekil", dan Cucing ga berkata apa-apa ke gue. Ya iyalaaah, cucing kan kucing! :D Masuk kamar mandi, Cucing curiga deh kayaknya. Dia mulai bergerak di gendongan. Waktu turun dari gendongan, dia agak berontak. Tetap aja lah gue mandikan.

error,"Monas (bagian I)".

Pada 28 Desember 2014 lalu, ada undangan acara Parade Baca Puisi yang diadakan oleh grup Pedas-Penulis dan Sastra, yang akan diadakan di tanggal 10 Januari 2015,  dan jelas gue tertarik mengikutinya. Selain memang gue anggota grup Pedas, ajang tersebut memang menarik banget! Baca puisi, dan kopdar dengan teman-teman. Menambah ilmu, menambah saudara, bagus banget kan?  Waktunya bagus pula. Sabtu siang, yang berarti Esa pun sudah pulang sekolah. Jadi gue berencana mengajak Pink, dan Esa. "Pink, Mama mau ke Monas, tanggal 10 Januari tahun depan. Acaranya Pedas-Penulis dan Sastra. Pembacaan puisi", ujarku pada Pink satu hari di Desember 2014. "Mau, Ma. Ikut aja, ikut! Pink kuat!", Pink merespon kata-kata gue dengan antusias, dan Esa pun mengiyakan dengan antusias. Gue senang banget Pink dan Esa terlihat antusias untuk ikut pergi. Tapi ga gue pungkiri, ada rasa was-was mengajak Pink ke Monas. Plis deh, Monas tuh jauuuuh dari rumah gue! Dan tahu dong, Monas it

error,"Namanya Cucing"

Akhirnya kucing kecil yang dipelihara di rumah, fix bernama Cucing. Setelah beberapa lama si kucing tanpa nama. Suka dipanggil dengan sebutan kunyil, kunyilet, cimul, dan masih banyak lagi. Bingung mau memberi nama apa untuk si kucing kecil. Juga mencoba memanggilnya dengan nama pemberian teman-teman, imun, cuwil, dan lagi-lagi banyak nama dari teman dicoba untuknya. Tapi si kucing cuek, ga perduli dengan nama-nama antik, cantik, lucu, dan juga ada nama yang aneh. Ga perduli. Hingga akhirnya gue panggil dia,"Cucing!", eh dia menoleh, lalu mendekati gue! Yup, ok, fix, namanya Cucing! Cucing bukan kucing ras, tapi kucing kampung, warna kuning putih. Eh, kuning atau orange, atau itu masuk cokelat muda sih? Ga tahu deh, pokoknya warnanya begitu itu deh si Cucing. Cucing juga bukan kucing yang 'nggragas', alias bukan kucing tukang nyolong makanan. Ikan, ayam, belut, udang, dicuekkin kok sama Cucing. Cucing lebih memilih makan krupuk, pisang yang berasal dari isi molen, d

error,"Menarik Sehat Si Sakit"

Siapa mau sakit? Semua orang pasti ingin sehat. Sakit tuh ga enak. Ga bisa pergi-pergi, ga bisa nongkrong bareng teman-teman, ga bisa mengerjakan ini dan itu dengan maksimal seperti saat sehat. Sakit itu ga menyenangkan, tapi bukan berarti jadi mengeluh, meratap-ratap, dan malah jadi hilang semangat! Bersyukur bisa merasakan sakit, karena berarti sudah pernah merasakan sehat. Bersyukur ada solusi untuk menjadi sehat. Semasa Bap, bapak gue, masih hidup, dan diserang kanker rectum, lalu kanker itu menjalar ke organ-oran lainnya, gue melihat Bap tetap bersemangat. Bap memang ga gue beritahu bahwa Bap kanker, karena gue berniat menjaga semangat Beliau, gue khawatir Bap jadi turun semangat hidupnya setelah mengetahui ternyata Bap kanker. Bap sudah merasakan sakit yang amat sangat, jadi biarlah gue saja yang mengetahui penyakitnya, dan berusaha membantu kesembuhannya. Dan gue benar-benar bersukacita melihat Bap selalu bersemangat menjalani perawatan. Setelah menjalani semua perawatan, juga

error,"Catatan Akhir Tahun Pink"

Beberapa waktu lalu, Pink ikut ke kantor gue, dan karena kondisinya masih harus menggunakan kursi roda, kami naik taxi. Setelah itu Pink selalu meminta ikut gue ke kantor, padahal macetnya makin luar biasa, dan gue ga terbayang untuk biaya taxinya. Jadi gue selalu menghiburnya dengan ucapan,"Nanti kalau ga macet, dan kondisimu bagus, pasti diajak ke kantor". Plis deh, gue mengendarai motor ke kantor. Pasti amat melelahkan untuk Pink dengan kondisi yang terkadang lemah. 30 Desember 2014 Ternyata jalanan luar biasa sepi! Di perjalanan gue merasa menyesal ga mengajak Pink. Akhirnya, sewaktu tiba di rumah,"Nduk, besok ikut ke kantor". Pink bersorak, dan matanya bercahaya. Gue bahagia banget melihatnya. 31 Desember 2014 Mendung, tapi gue sudah berjanji untuk mengajak Pink. Semoga ga hujan. Setelah bersiap-siap, kami pun berangkat. Seperti biasa kalau bepergian, gue selalu berpesan pada pink,"Nduk, kalau lemas, kasih tahu Mama, ya". Pink mengiyakan. Di perjal

error,"Berniat Bunuh Diri?"

Banyak orang berniat bunuh diri. Haaah? Apa iya sih banyak yang berniat bunuh diri? Iya, banyak yang berniat bunuh diri, tapi ga menyadari kalau itu sedang berniat bunuh diri. Bingung ya, apa maksud dari berniat bunuh diri tapi ga menyadari berniat bunuh diri? Yuk deh, bahas dulu tentang si bunuh diri ini.  Apa sih bunuh diri itu? Bunuh diri mempunyai pengertian membunuh diri sendiri, yaitu tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Tujuan bunuh diri yaitu kematiannya sendiri. Bunuh diri biasanya dikaitkan dengan keputus asaan seseorang, yang ada hubungannya dengan gangguan jiwa, seperti depresi, gangguan bipolar, schizophrenia, ketergantungan alkohol, penyalahgunaan obat. Masalah keuangan, hubungan interpersonal dengan orang lain, juga bisa menjadi penyebab. Ih seram! Biasanya kita langsung bereaksi seperti itu jika dihadapkan pada kasus bunuh diri. Padahal sebenarnya kita juga suka loh melakukan tindakan bunuh diri. Whaaat???  Sebenarnya gue menulis tentang bunuh d

error,"Masa Lalu = Bahagia!"

Semua orang pasti punya masa lalu, ga mungkin ga punya masa lalu. Hari ini akan menjadi masa lalu kita. Ya ga sih? Jadi mana mungkin ga punya masa lalu. Masa lalu punya cerita yang bisa jadi disimpan erat karena keindahannya, atau bisa jadi disimpan karena termasuk pahit, sakit, atau disimpan karena merasa ga pantas diketahui orang lain. Gue juga punya masa lalu. Masa lalu gue lengkap dengan segala cerita. Lengkap dengan tawa dan airmata juga rasa sakit. Gue cuma berusaha menyikapi dengan senyum, untuk semua kejadian yang ada. Nangis? Sedih? Hedeeeh, penuh dengan airmata sedih kalau cuma mau menghitung kesedihan yang dirasa. Tapi ah, ga, gue ga mau menghitung rasa sakit yang ada di hati, ga mau menyakiti diri sendiri. Ga fair kalo cuma menghitung sedih! Hidup kan ga mungkin cuma berisi sedih, pasti ada celah bahagianya. Eh, malah semua kejadian hidup tuh isinya cuma bahagia! What? Bahagia? Bukannya barusan aja nulis tentang punya banyak kesedihan? Yup, sedih, kalu dihitung sedihnya

error,"Be Yourself = Egois? Oh No..!"

Sering banget mendengar kata-kata "Be Yourself'. Ini bagus banget, jadi diri sendiri, bukan kata-kata basi, atau kata-kata negatif. Itu positif banget. Memang paling indah ya jadi diri sendiri. Pasti ga enak berpura-pura jadi orang lain! Pasti lama-lama jadi lelah banget gegara ga jadi diri sendiri, gegara jadi si ini atau si itu. Yup, yup, paling indah memang jadi diri sendiri! Permasalahannya adalah, diri sendiri yang bagaimana? Jangan jadi salah mengimplementasikan alih-alih jadi diri sendiri, malah jadi egois. Lah kok gitu? Jadi diri sendiri kok dibilang egois? Suka ga mendengar orang berkata,"Gue tuh ya kayak gini. Ga suka gue kayak gini, ya udah! Gue ya gue, gue jadi diri gue sendiri, gue kan bukan dia atau lo". Iya sih, memang jadi diri sendiri, ga jadi orang lain. Iya sih, gue ya gue, bukan lo atau dia, atau siapa pun. Iya memang benar sih, tapi 'gue' yang gimana? Bersikap, berucap, bertindak, yang 'ini kan gue', tanpa memperhatikan bagaimana