Skip to main content

error,"Berniat Bunuh Diri?"

Banyak orang berniat bunuh diri. Haaah? Apa iya sih banyak yang berniat bunuh diri? Iya, banyak yang berniat bunuh diri, tapi ga menyadari kalau itu sedang berniat bunuh diri. Bingung ya, apa maksud dari berniat bunuh diri tapi ga menyadari berniat bunuh diri? Yuk deh, bahas dulu tentang si bunuh diri ini. 

Apa sih bunuh diri itu? Bunuh diri mempunyai pengertian membunuh diri sendiri, yaitu tindakan sengaja yang menyebabkan kematian diri sendiri. Tujuan bunuh diri yaitu kematiannya sendiri. Bunuh diri biasanya dikaitkan dengan keputus asaan seseorang, yang ada hubungannya dengan gangguan jiwa, seperti depresi, gangguan bipolar, schizophrenia, ketergantungan alkohol, penyalahgunaan obat. Masalah keuangan, hubungan interpersonal dengan orang lain, juga bisa menjadi penyebab. Ih seram! Biasanya kita langsung bereaksi seperti itu jika dihadapkan pada kasus bunuh diri. Padahal sebenarnya kita juga suka loh melakukan tindakan bunuh diri. Whaaat??? 

Sebenarnya gue menulis tentang bunuh diri ini karena  percakapan antara gue dan Pink di pagi hari kemarin. Percakapan dengan tema sungguh di luar dugaan gue, tentang bunuh diri. 

"Mama, banyak ga sih orang di dunia ini yang bunuh diri? Banyak atau ga?", tanya Pink ke gue.

"Banyak. Dan  lebih banyak lagi mereka yang ga menyadari bahwa sedang membunuh dirinya perlahan", jawab gue.

"Hah? Ga tahu kalo lagi bunuh diri?".

"Yup! Orang yang ga berhati-hati berlalu lintas, orang yang ga berhati-hati mengenai makanan, minuman, main petasan, dan masih banyak lagi hal-hal yang sebenarnya adalah bunuh diri, tapi ga disadari", gue menjelaskan pada Pink.

"Jadi bunuh diri itu bukan cuma yang meloncat dari gedung, gantung diri, dan yang begitu-gitu?".

Hnah itu sedikit dari percakapan gue dan Pink tentang bunuh diri. Ini membuat gue tercenung tentang bagaimana menjalani keseharian selama ini. Gue yang suka ngebut naik motor di jalan raya, gue yang sembarangan makan tanpa perduli kandungan makanan bisa menyebabkan sakit, dan banyak lagi hal-hal yang sebenarnya ga bagus, tapi masih aja dilakukan. Iya sih, ga bertujuan bunuh diri, ga bermaksud bunuh diri, tapi bisa menyebabkan kematian. Ini yang gue sebut berniat bunuh diri tanpa menyadari bahwa sedang melakukan tindakan bunuh diri. Ga langsung sampai tujuan kematian, tapi perlahan menuju kematian! Ah, ternyata ini lebih menyeramkan dibanding yang menyadari tentang niat bunuh dirinya! Jadi teringat Bap, bapak gue, yang meninggal di 9 Januari 2014, karena kanker, dan bap adalah mantan perokok. Teringat berita-berita kecelakaan yang terjadi di jalan raya karena ketidakpatuhan akan peraturan lalulintas, teringat... Ah, banyak hal yang membuat gue jadi menyadari bahwa hidup ini bukan cuma sekedar hidup...

Gue rasa adalah bijak untuk menyadari tentang hidup yang berharga. Hidup yang merupakan anugerah terindah dari GUSTI. Bukan sok bijak, tapi memang tiba-tiba jadi seperti disentak karena percakapan tentang bunuh diri dengan Pink. Gue berterimakasih pada Pink, yang menyadarkan gue tentang hidup. 

Dan di luar, masih terdengar anak-anak tetangga bermain petasan...

Salam senyum,
error



Comments

  1. saya juga sudah beberapa kali melakukan bunuh diri,, tapi dalam pikiran,,,, hahaha kalau dalam kenyataannya,, belum berani,, ngeri dosanya,,, huhuhuhhu
    hidup itu anugerah? masa sih,,, buat saya malah musibah,,, kalau gak pintar2 menyikapi kehidupan,,, banyak ngelakuin dosa,,, neraka menanti,,,, ngeri,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. mbak iilajah doank, hidup memang anugerah terindah, mbak. Apa pun bisa diperbuat selama kita masih hidup. Jadi ya bergerak yang positif aja, supaya makin terasa indahnya ;)
      ssst, jangan bunuh diri, mbak. Hidup ini indah banget ;)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...