Skip to main content

Tutup Gelas Bergoyang Atau Digoyang?

Ini kejadian lama, di tahun 2017. 

Setelah libur beberapa hari yang lumayan panjang, kembali ke ruangan ini lagi. Ruang dingin yang terkadang penuh canda tawa tapi sering kali sepi tanpa suara.

Seperti biasa pagi-pagi segelas kopi, segelas teh, segelas air putih, diantar ke meja. Minuman yang selalu menemani di waktu kerja. Bukan minuman wajib, tapi itu minuman asyik!

Di hari itu suasana ruangan sepi, hening. Cuma ada suara tak tik tak tik mengetik.

Karena ga suka minuman panas, aku membuka tutup gelas kopi dan teh. Dua tutup gelas ada di atas meja. Aku menyelesaikan tugas sambil mendengarkan lagu-lagu dari youtube lewat handsfree.

Rrrrrrrr! Rrrrr!

Wuaa! Ehm, ini membuatku kaget pakai banget! Ada yang berusaha mengucap salam. Dua tutup gelas yang diletakkan di atas meja, berputar kencang! Ga mungkin kan tutup gelas berputar karena angin? Apalagi memang ga ada angin yang berhembus. Lumayan lama dua tutup gelas berputar.

"Mbak Nita kenapa?" Tanya seorang teman.

"Ga apa-apa."

"Iseng banget muter-muterin tutup gelas."

"Lah wong itu muter sendiri, kok. Aku ga muterin.Makanya aku ketawa geli."

"Serius?"

"Ya iyalah. Memangnya aku pernah bohong?"

Tanpa babibu lagi, teman gue kabur meninggalkan gue, meninggalkan ruangan.

Gue menoleh ke sudut ruangan sambil berkata,"Hai, ketemu lagi. Mbok ya jangan iseng."

Tutup gelas berhenti berputar. Ruangan kembali sepi, tinggal gue yang asyik bernyanyi sendiri mengikuti lagu dari youtube.


Salam Senyum,
Nitaninit Kasapink




Comments

  1. Agak ga ngerti. Jadi intinya itu tutup gelas bergoyang karena faktor mistis?

    ReplyDelete
    Replies
    1. He eh. Biasanya ada aja kejadian aneh kalau habis libur atau ga masuk kerja. Pernah kertas bergeser sendiri, Claude.

      Delete
  2. Waaa... Serem-serem gimana... Gitu

    Saya jadi ingat, pernah mengalami benda geser sendiri. Karena sering ho jadi tak terlalu takut. Pernah nyuting botol aqua goyang-goyang. Lumayan serem, sih. Karena ada semenit itu rekamannya. Sayang kamera vga krn tahun 2011.

    ReplyDelete
  3. hahahha hantune usil banget mbak ... itu tandanya dia butuh Aqua

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...