Skip to main content

error,"Sehat dan pulih kembali ya bap, amin"

Bapak yang biasa kupanggil Bap, harus masuk rumah sakit di salah satu rumah sakit besar untuk dioperasi. Ya, bap kanker rectum. Aku mendampingi bap sejak rawat jalan hingga akhirnya harus dioperasi.

saat bap rawat jalan sebelum operasi I

Bap mulai rawat inap Senin, 6 Februari 2012. Rencana operasi kamis, 9 Februari 2012. Tapi ternyata operasi tidak jadi dilakukan di hari itu, dan diundur hari kamis berikutnya, 16 Februari 2012. Saat-saat bap sebelum dioperasi benar-benar membutuhkan kekuatan bagiku. Selain memang aku sendirian menjaga, yang notabene berarti harus riwa riwi mengurus obat ke apotik, dan semuanya, juga harus menghadapi bap yang dengan kondisi pendarahan setiap hari. Bap jarang bicara padaku saat itu, mungkin karena rasa sakit yang tak tertahankan. 

kasur dialasi karena semua penuh dengan darah bap

Akhirnya waktu untuk operasi pun tiba. Bap menjalani prosedur untuk operasi yang seminggu sebelumnya juga dijalaninya. Aku mendampingi bap hingga akhirnya bap masuk ruang operasi. Operasi berlangsung selama 5 jam.



saat dibawa dari ruang perawatan ke ruang operasi


sesaat akan masuk ruang operasi


dag dig dug menunggu operasi selesai

Aku berusaha menenangkan diri setenang mungkin saat menunggu operasi berlangsung. Lima jam kemudian operasi selesai, dan bap dibawa ke ruang perawatan ICU. Ada rasa tidak tega, tapi juga ada bahagia karena operasi berlangsung sukses, dan berdoa semoga bap sehat pulih kembali.




bap di ruang ICU


bap di ruang ICU

Selama bap di ruang ICU, aku menjaga bap di luar ruang perawatan ICU, bersama dengan orang-orang yang juga menjadi penjaga pasien ICU, tidur di luar, tepatnya di teras luar ruang ICU.


tempat menginap orang-orang yang menjaga pasien ruang ICU, di teras luar ICU

ini tempat tidurku, ransel berfungsi juga sebagai bantal, sarung bap sebagai selimut

Rata-rata penunggu pasien ICU itu adalah bapak-bapak. kalaupun ada ibu yang menunggu, pasti ada beberapa sanak saudaranya yang mendampingi. Aku satu-satunya yang menunggu pasien ICU hanya sendiri, tanpa ada yang mendampingi, dan tak ada yang menggantikan posisiku. Aku merasa benar-benar dekat dengan bapak. Moment yang benar-benar membuatku amat dekat dengan bap, dan lebih mengenal sosok bap dibanding sebelumnya, karena cuma ada bap dan aku, tanpa kehadiran siapapun. Anak-anakku ada di rumah, mama di rumah, dan aku tidak pernah pulang ke rumah. Menginap di rumah sakit menjaga dan mendampingi bap. 

Beruntungnya aku mempunyai 'tetangga-tetangga' penunggu pasien rawat ICU yang kompak. Menunggu pasien ICU selalu ada panggilan dari perawat di dalam, dan vami mengetahuinya dari pengeras suara. Seringkali karena lelah ada saja penunggu pasien yang tertidur, padahal sudah dipanggil-panggil dari ruang ICU. Penunggu lain yang mendengar langsung memberitahu penunggu tersebut. Seluruh penunggu mengenal satu dengan yang lainnya, dan mengetahui siapa penunggu pasien siapa. kekompakkan ini benar-benar menguntungkan sesama penunggu pasien rawat ICU.

Sesudah di ICU selama 1 minggu, bap diperbolehkan pindah ke ruang rawat sebelum bap operasi. Lagi-lagi komunikasi belum bisa terjalin. Bap masih belum sadar total. Aku menyayangi bap, dan berdoa semoga bap pulih sehat kembal, amin. Dua minggu setelah di ruang rawat inap, bap diperbolehkan pulang. Aku amat bahagia. Bap pun kulihat bahagia. Tanpa mengucap sepatah kata pun padaku, aku tahu bap bahagia. Sudah lebih dari cukup binar mata bap untukku.

Setelah itu ada rangkaian pemeriksaan lagi, dan bap menjalani kemoterapi, per 2 minggu , dan setiap kemoterapi berlangsung selama 3 hari. Sesudah menjalani kemoterapi bap dinyatakan sehat.



kemoterapi

Aku sangat bahagia. Semua bahagia. Bap memelukku erat.

Tapi ternyata kanker berulang lagi, dan bap menjalani operasi ke-2, dan aku menjadi pendamping dan penjaga bagi bap di rumah sakit. Setelah operasi selesai dan boleh pulang, bap menjalani terapi sinar setiap hari sebanyak 30X setiap hari. Terapi sudah selesai, semoga kanker benar-benar bisa hilang dari bap.

Tapi lagi-lagi kanker itu datang lagi. sekarang bap masih menjalani rawat jalan. Semoga bap sehat dan pulih kembali, amin. Itu doaku untuk bap...

"Ninit sayang bap..., semoga bap tahu itu..."


Salam Senyum,
error


luv u bap












Comments

  1. Sayang kita belum sebanding dg kasih sayang orang tua mbak, mereka selalu memberi kebahagiaan kepada kita tapi kita sama sekali belum bisa membahagiakan mereka. Ibu saya juga sakit dan sering mondar mandir ke icu tiap tahun dan akulah yg menjaganya, jadi saya mengerti betul perasaan mbak.

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup, mas. rasanya... ufh... semoga bap, juga ibu mas sehat dan pulih kembali, amin... ga tega rasanya orang yang disayang merasakan sakit

      Delete
  2. Kira-kira berapa itu mba biaya operasinya.. ? pasti sangat mahal yahg mba?

    ReplyDelete
  3. Benar2 wanita tangguh nih, Mba Nitt.. . :)
    Semoga Bapak lekas sehat kembali ya, Mba. :)

    ReplyDelete
  4. Hajar Terus Mba Nita, sampe elek pokok'e ha ha :P

    Matur Suwun udah ikutan 2nd GA ku yaa :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. weeeh juragan GA-ne dateeeng...
      hehehe, sami-sami mas.... # sambil ngarep menang... haha

      Delete
  5. Perjuangan yang luar biasa, Mbak...
    Semoga bisa menginspirasi teman-teman yang lain (saya khususnya) ketegaran dan kasih sayang, Mbak terhadap orang tua.

    Salam saya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. mbak Pendar Bintang, makasih... pastinya kita akan berbuat itu mbak, kalau orang yg kita sayang sakit...
      Salam sayang dari bekasi...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...