Skip to main content

Shopious Belanja Online Yang Membahagiakan

"Sandal siapa itu di teras?" tanya gue pada Esa, anak gue yang nomor 2. Dia tersenyum, lalu tertawa. Gue jadi tambah penasaran, sandal karet siapa yang tergeletak manis itu. Karena ga ada yang memiliki sandal seperti itu di rumah. Akhirnya Esa menjawab,"Sandal teman Ngka, Ma.". Weeh, Ngka meminjam sandal temannya? Kemudian Esa melanjutkan,"Sepatu Ngka rusak waktu dia ke kampus, Ma. Temannya meminjamkan sandal." Esa pun menunjukkan sepatu Ngka yang rusak berat.

Di kepala gue terbayang harus pergi mengantar Ngka membeli sepatu. Haduh, mana sempat? Sebagai single mom yang bekerja, dan terkadang penuh kegiatan (cuit, cuit!), rasanya ga ada waktu deh untuk berkeliling mall cari sepatu yang cocok untuk Ngka. Lalu tuing! Teringatlah pada Shopious, website aggregator toko online instagram. Di sana kita bisa membeli barang-barang terbaik, dan terbaru dari seluruh toko online terpercaya yang ada di Indonesia! Banyak sih toko online saat ini, tapi karena banyak yang cerita kalau toko online ‘x’ barangnya ga sesuai dengan yang ditampilkan, toko online ‘z’ mahal-mahal, dan toko online ‘w’, wah itu tipu-tipu! Wajar dong kalau bikin gue jadi mikir untuk belanja online. Tapi setelah gue lihat, cek sana-sini tentang Shopious, yang ternyata malah sudah pernah diliput salah satu stasiun tv, gue mantap shopping di Shopious! Hari gini masih ribet bin repot untuk shopping? Jalan ke mall sana, ke mall sini, dan belum tentu ada hasil bawa jinjing-jinjing tas isi barang yang diinginkan. Kalau pun ada, kaki nih kaki, capenyaaa..! Belum lagi harga yang alamak mahalnya! Duh, duh, ga deh, lebih baik energi disimpan untuk hal yang lain.

"Ngkaa!" gue memanggil Ngka. Ngka pun menghampiri gue, lalu gue katakan,"Yuk kita beli sepatu untuk kamu!" Ngka melongo. Whaaat?? Emaknya yang paling malas ke mall, bisa-bisanya ngajak beli sepatu! Ga mungkiiin..! Hihihi, lalu gue buka website yang keren itu! Tralala trilili...!! Sibuk-sibuklah gue dan Ngka memilih sepatu yang cocok untuknya. Bingung memilih, karena modelnya keren-keren bingiiits! Esa, dan Pink, dua anakku itu ikut melihat-lihat koleksi barang yang ada di sana. Gue dan Pink, melihat-lihat koleksi fashion wanita, mulai dari sepatu, baju, celana, dress, batik, produk kecantikan, aksesoris, tas. Esa bersama Ngka melihat-lihat koleksi sepatu, gadget, aksesoris, celana, pakaian. Lalu kami bersama-sama asyik melihat ke koleksi rumah dan hadiah. Duh, duh, keren semua!

Hasilnya? Yahuuu, bukan cuma Ngka yang membeli sepatu! Esa, Pink, dan *uhk gue pun membeli barang di Shopious! Siapa juga yang ga mupeng lihat koleksi keren dengan harga terjangkau? Mupenglaaah... Ngka membeli sepatu, Esa membeli tas ransel untuk sekolah, Pink membeli baju, juga aksesoris. Gue? Hihi, inginnya sih membeli semuaaaa...! Hahaha, tapi untuk kali ini cukuplah membeli baju, dan sepatu untuk gue. Belanja yang mudah, murah, dan ga murahan!

Pengalaman itu gue share ke bos gue di kantor. Olala, ternyata bos gue juga jadi berminat shopping setelah melihat koleksi keren, harga oke. Dan seharian itu, bos gue bareng gue sibuk berkomentar tentang barang ini dan itu. Ruangan kita kunci. Off, sedang meeting! Haha, meeting shopping Shopious! Dan karena gue yang memberitahu tentang Shopious, gue pun mendapat hadiah dari bos gue, berupa..,"Mbak mau apa? Pilih aja. Nanti saya yang bayar." Tralala trilili..! Gegara Shopious, bos gue jadi semakin baik hati... Gue jadi semakin berbahagia hari ini.

Salam,
Nitaninit Kasapink, ibu yang berbahagia karena Shopious


Comments

  1. AKu jyga lagi butuh ssandal ma sepatu maak, udah ada jebot nih :D

    ReplyDelete
  2. Beneer banget, sudah muter2 Mal ngga mesti dapat barang yg diinginkan ya, Mbak. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mak. Pas ada yang sesuai hati, eh ga sesuai sama budget... Hihihi...!

      Delete
  3. belanja online memang bikin bahagia yaaa :)

    ReplyDelete
  4. Iya, Mbak, asal olshop yang bisa dipercaya :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...