Skip to main content

Mie Ayam Emak

Untuk bulan ini menu yang wajib dimasak adalah mie ayam! Ok, siapa takut?
Di kantor mulai mencatat yang harus dibeli:
- sawi
- daun bawang
- tauge
- mie
- baso
- kecap asin
- kecap manis
- merica halus
- bawang putih
- kulit pangsit
Garam ga perlu beli, masih banyak di dapur.
Esoknya, pergi ke pasar membeli semua itu.
Sepulang dari pasar, mulai deh mengeksekusi.
"Ka, cuciin ayam, sawi, daun bawang."
Asyiknya punya anak yang selalu suka cita saat diminta membantu!
"Ngapain lagi, Ma?" Tanya Ngka.
"Iris daun bawang, potong daun sawi. Mama mau fillet ayam."
Sibuk-sibuklah fillet daging ayam, lalu memotongnya jadi bentuk dadu.
"Segimana gedenya, Ma?"
"Segini."
Dan tararara, selesai!
Sekarang potong jamur merang sebesar potongan ayam.

Sediakan panci, isi air, didihkan, masukkan tulang belulang si ayam untuk jadi kaldu. Selesai!

Ambil bawang putih, keprek. Prek! Panaskan minyak di wajan untuk menumis bawang keprek. Tumis sampai wangi, masukkan ayam, bolak-balik. Masukkan jamur. Tambahkan kecap manis, kecap asin, garam, gula, merica. Tunggu hingga air ayamnya habis. Yes, selesai!

Kulit pangsit goreng. Lagi malas bikin isinya. Hihi.

Siapkan panci lagi, isi air, untuk merebus mie, baso, toge, dan sawi. Selesai!

Yes, mana mangkok? Taruh kecap asin, merica, di mangkok. Masukkan mie yang sudah direbus, aduk rata. Tambahkan sawi, ayam kecap, daun bawang, baso, dan kulit pangsit goreng. Beri kuah kaldu.

Mari makan.
"Ma, sudah boleh makan?"

Salam kenyang,
Nitaninit Kasapink

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Menu Baru Nongkrong Di HokBen

Gaeees, ada bocoran baru, nih! HokBen meluncurkan menu baru untuk SNACK, DESSERT, dan DRINK! Ada  Sakana sticks ,   Ocha Lychee Tea , dan   Soft Pudding . Yeey, asyik banget, kan? Tapi untuk saat ini menu Soft Pudding baru ada di wilayah Jabodetabek aja, ya. Bocoran lagi nih ya, dan please jangan disimpan jadi rahasia,"Tiga sajian baru ini sudah dapat dinikmati mulai Maret 2017 di seluruh gerai   HokBen   di Jabodetabek, Jawa dan Bali. Harganya? Cuma berkisar Rp. 16.000,- sampai Rp. 18.000,- Ini sudah termasuk pajak, loh! Murahnyaaa!" Pasti mau tahu lebih lanjut mengenai menu baru ini, kan? Penasaran yaaa? Yuk yuk ah dilanjut! 1. Sakana Sticks  Sakana sticks adalah nuget yang berasal dari produk olahan ikan air tawar, dibalur dengan tepung khas HokBen, berbentuk sticks. Sakana Sticks ini memiliki 2 rasa pilihan rasa, loh! Ada   Sakana Sticks Original   dan   Sakana Sticks dengan taburan Nori/ Seaweed.  Hati-hati loh gaes, dua rasa ini bikin ketagihan

error,"Sehat dan pulih kembali ya bap, amin"

Bapak yang biasa kupanggil Bap, harus masuk rumah sakit di salah satu rumah sakit besar untuk dioperasi. Ya, bap kanker rectum. Aku mendampingi bap sejak rawat jalan hingga akhirnya harus dioperasi. saat bap rawat jalan sebelum operasi I Bap mulai rawat inap Senin, 6 Februari 2012. Rencana operasi kamis, 9 Februari 2012. Tapi ternyata operasi tidak jadi dilakukan di hari itu, dan diundur hari kamis berikutnya, 16 Februari 2012. Saat-saat bap sebelum dioperasi benar-benar membutuhkan kekuatan bagiku. Selain memang aku sendirian menjaga, yang notabene berarti harus riwa riwi mengurus obat ke apotik, dan semuanya, juga harus menghadapi bap yang dengan kondisi pendarahan setiap hari. Bap jarang bicara padaku saat itu, mungkin karena rasa sakit yang tak tertahankan.  kasur dialasi karena semua penuh dengan darah bap Akhirnya waktu untuk operasi pun tiba. Bap menjalani prosedur untuk operasi yang seminggu sebelumnya juga dijalaninya. Aku mendampingi bap hingga akh