Skip to main content

error dan,"Catatan sisi lain raker"

Hari ini hari pertama mulai raker tempat gue kerja. Raker berlangsung 2 hari. Menurut jadwal, raker dimulai pukul. 8.30-18.00. Gue bersiap-siap raker sejak kemarin. Hehe, bersiap untuk peninggalan makanan untuk orang-orang terkasih di rumah, karena berarti gue berangkat lebih pagi dari biasanya.


Semalam gue melihat Esa, anak gue yang nomor 2 makan telur balado yang dia beli sendiri menggunakan uangnya sendiri di warteg, so gue minta tolong Esa ke warung, berhubung Esa itu divisi purchasing di rumah, segala keperluan beli membeli. Sesudah Esa pulang dari warung, gue mulailah dengan kesibukan memasak. Halah, gayanya memasak, cuma merebus telur aja, terus digoreng, terus dibumbuin bumbu bali. Masak simpel :D. Jreng jreng...!!

"Sayaaaang, mama udah selesai ya masak telur bumbu balinya", gue memberitahu Ngka, Esa, dan Pink, yang ternyata disambut dengan meriahnya mengambil piring, dan mereka makan lagi... Haha, gue bahagia banget, biarpun ada sedikit "wew", itu kan mavsudnya buat besok... Lah kalau dimakanin sekarang, besok gimana dong... Hwehehe, dasar emak ga mau ribet masak lagi! Hahaha...

Ok, gue buka kulkas lagi. Ada tahu putih tergeletak ga berdaya di sana. Gue langsung ambil dan mulailah sibuk memasak perkedel tahu, karena gue juga punya daun bawang. Dah dibumbuin, gue kukus deh. Jadi, besok mereka bisa menggoreng sendiri valau mau makan, dan bisa menggorengkan untuk mama, yang notabene eyang puteri mereka. Yea, selesai... Tapi ga ada sambutan tuh sewaktu selesai memasak perkedel tahu. Hehe, dalam hati gue bersyukur, berarti "selamatlah lauk untuk besok". Hehehe... :D

Seperti biasa gue bangun pukul 03.30 pagi. Masak nasi, cuci piring yang malam tertinggal, dan mulai menghangatkan masakan yang gue masak kemarin dan menggoreng perkedel tahu. Habis masak kuterus mandiiiiiiii...!! Suwegerrnyah! Beberes sejenak, n ingat esa,"Ma, ke bengkel, rantai motor kemarin copot". Huwaaaa..!! Ok, ok, nanti sebelum berangkat raker, mampir dulu ke bengkel...

5.30, 3 nyawa kecil bangun serempak. Ah, kompaknya...! Mandi, makan, dan berangkat sekolah. Ngka tetap di rumah karena sakit, dan Pink? Pink masih juga belum bisa sekolah karena auto imunnya menyerang tangan kanannya, yang membuat lemah tangannya tersebut. Esa bergegas sekolah... Ah cinta-cinta tercinta...

sesudah Esa berangkat, gue berangkat ke bengkel. Rantai yang kendur dikencangkan dan diberi oli oleh si abang bengkel yang biasa dipanggil Lay. Ga tau juga sih sebenarnya arti Lay, yang gue tau cuma si abang dipanggilnya Lay oleh orang-orang. Sewaktu lay sibuk, gue menyeberang belanja sayuran, dan setelah selesai lalu pulang, baru ingat ternyata belanjaan tadi tertinggal di bengkel!! Faktor U!! Gue balik ke bengkel, ambil belanjaan yang tertinggal, dan kembali ke rumah, lalu berangkat menuju tempat raker.

Pukul 7.00 sewaktu gue berangkat. MACET! Ya, seperti biasa, macet. Tapi karena sudah biasa, ya nyantai aja... Dan pukul 8.00, gue dah tiba di tempat raker. Naik menuju ruang raker, berbincang dikit, lalu bersibuk ria yang ga jelas... hehehe... Raker mulai, gue sibuk memperhatikan, menyimak. Coffee break!! Patut diingat!! Hahaha... Blablabla..., lunch time!! Hahaha.... Blablabla, selesai... Oh iya, sewaktu coffee break, gue bikin teh hangat, lalu gue tinggal sebentar. Lalu gue ambil, dan gue bawa pergi tu cangkir. Sewaktu gue minum, olala..., kok tehnya manis ya?? Gue kan bikin teh tawar. So, teh siapa yang gue minum?? Huwahahahha!!

Raker hari pertama pun selesai, dan gue pulang kembali ke rumah... Besok, raker terakhir..., berangkat pagi lagi deh...


Salam senyum,
error













Comments

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...