Skip to main content

error,"Sisi lain dari raker hari ke-2"

Hari ini , 4 Maret 2014, raker hari ke-2. Hebohnya ga seperti hari pertama kemarin. Semalam gue antar anak bungsu gue ke dokter, dan pulang sampai rumah pukul 00.00. Hmm, bayangkan aja, tuh jam aja sampai ga bisa punya angka lagi kecuali 00.00 :D, dan setelah itu gue ga bisa tidur..., sampai pagi pukul 3.00 barulah gue masuk ke alam mimpi...

Hasilnyaaaa, tralalala, kesiangan!! Sukseslah gue bangun kesiangan! Hahaha. Tapi berhubung gue emak yang siaga (wehehehe), gue da punya simpanan lauk di kulkas. So, sesiang apa pun gue bangun, anak-anak gue ga akan kelaparan biar pun gue ga masak.

Gue berangkat lebih awal dibanding kemarin karena raker dimulai lebih awal. Gue duduk di atas si jupi alias jupiter, mengendarai jupi pelan-pelan karena mata masih berat. Jalanan seperti biasa ya macet. Pasti jadi luar biasa kalau ga macet. Tapi ya gitu deh, memang semua berlangsung seprti biasa aja, m-a-c-e-t.

Sesampainya di tempat raker, weh masih sepiii... Hwehehe, ternyata gue peserta raker yang rajin :D, dan hasilnya.. gue bisa makan nasi goreng plus ayam goreng en abon beserta potongan timun dan potongan tomat. Sedangkan peserta raker lain, hehe.., ga kebagian... benar juga kata mbah gue dulu, bangun jangan siang-siang, rejekinya ntar dipatok ayam. Hwahaha, gue dong ya berarti ayamnya... haha :D

Raker berjalan amat biasa seperti raker-raker biasanya. Ada discuss tentang program kerja dari tiap divisi. Ah, itu kerjaan yang biasa dikerjakan setiap harinya. jadi, santai aja...

Eh, coffee break, eh lunch time... eh, lah kok, huh, haduh... lah ituuuu.., di atas meja, buahnyaaaa...!! Sewaktu kemarin, buah-buahnya itu jeruk yang disediakan. Asiiik! Tapi hari ini, buah yang disediakan bikin gue ngaciiiir...!! Pisang!! Alamaaaaaaaak, gue ga kuat ama bau pisang! kabuuuur...!! Teman-teman gue pada asyik makan, gue tetap diam di ruang meeting. Ufh! Pada akhirnya gue bersyukur banget mempunyai bos yang baik, dan mau mengerti... "Mbak, pisangnya udah ga di situ lagi. Udah dipindah", gitu kata bos gue. Hiyaaaaa, makaaaaan...!!! Sebenarnya siih gue ga gitu lapar, tapi ya makaaaaan..., yuk...

Sewaktu raker, selain mengerjakan tugas, gue juga mengobrol sama bos gue, dan juga menyempatkan diri mengetik blog, sambil ngemil-ngemil gitu deh. Huah, gimana bisa langsing kalau makan terus ya??

Raker selesai. Gue punya niat mau pergi ke apotek, ambil obat anak bungsu gue, yang semalam ke dokter. Cabuuut!! Apotek ada di sekitar kranji, Bekasi. Sesudah itu gue pergi ke tempat hening, untuk mengheningkan diri sejenak, berdoa. Ah, hening yang membuat hati makin dekat padaNYA, dan membuat airmata mengalir deras... Selesai, dan gue lihat orang yang gue cintai ada di sana, di tangga, duduk sambil menundukkan kepalanya. "Apakah kamu tahu, ada doa untukmu?", desah gue dalam hati... Ya, gue mencintai dia, semoga semua berjalan baik, dan berlangsung indah hingga tak berbatas ruang dan waktu, amin (ah, jadi curhat :))

Pulang... Yuuuk...!! Tiga nyawa kecil menunggu di rumah... Ngka, Esa, dan Pink... Gue mencintai mereka...

Besok udah ga raker, lagi, dan berarti berangkat kerja bisa siang lagi... Raker itu asyik, bareng Ngka Esa Pink itu asyik, bareng orang yang gue cintai itu juga asyik... Bisa ga ya, raker bawa semua orang-orang yang gue cintai?? Biar jadji tambah asyiiik...!! Gue rasa Presdir gue bisa garuk-garuk kepala kalau gini... Hahaha!!


Salam Senyum,
error
















Comments

  1. ihhhh...kok bisa ga suka bau pisang sih...? lucu aja rasanya geli ama pisang...

    ReplyDelete
  2. Salam Takzim
    Raker dimana mbak wah sampai hari ke dua ya pasti alot nih rapat. Sukses selalu ya mbak
    Salam Tazim Batavusqu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, akasih doanya, ya kang... Raker kemarin di gedung kantor yang baru, kang. Biasa, raker tutup tahun n rencana di tahun 2014.
      Salam senyum... :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...