Skip to main content

error dan,"Telur + Tepung = HAPPY BDAY...!!"



Di atas meja ruang tamu gue lihat ada 2 butir telur + seplastik tepung terigu 1/4 kg. Gue bertanya pada Esa, anak gue yang ke-2, "Siapa yang ulang tahun?" . Hm..., siapa yang ulang tahun? Ini bukan pertanyaan aneh, tapi pertanyaan umum setelah lihat peralatan bantu itu, karena beberapa kali gue melihat anak-anak usia remaja dengan seragam sekolahnya berlari mengejar temannya lalu men'ceplok'kan telur dan mengguyur temannya dengan tepung sambil berucap " Happy Bday !! ", dan sewaktu anak sulung gue, Ngka berulang tahun pun pulang dengan lumuran tepung + telur.


Tepung + telur = Happy Bday ...! Apakah ini pantas untuk bersenang-senang ? Ada berapa telur, dan berapa kg tepung dibuang? Telur + tepung itu bahan untuk jadi masakan, dan ga dipungkiri telur mengandung gizi, juga ga dipungkiri, banyak orang lapar, tapi ga punya makanan untuk dimakan, padahal lapar sudah menyiksa. Telur + tepung kalau diolah bisa mengenyangkan ...

Jaman sudah berubah. Tepung + telur sudah bermultifungsi. Bukan cuma jadi bahan makanan, tapi jadi 'alat bantu' untuk bersenang-senang , jadi alat untuk bahan tawa ucapan Happy Bday !! Miris rasanya.

Gue ga melarang Ngka untuk melempar tepung + telur ke temannya yang ulang tahun, tapi gue cuma mengingatkan bahwa itu adalah 'pelecehan' rejeki dari Tuhan. Memang sih, subjek yang ultah tuh biar pun merasa susah setelah di 'ceplok' kan telur + di guyur tepung terigu oleh teman-temannya, dia juga merasa senang, karena teman-temannya ingat dan perhatian padanya yang berulang tahun. Jadi si subjek sudah mengira hal ini bakal terjadi.
Ah, tepung + telur = Happy Bday ..!! Ah, tepung + telur = makanan yang merupakan rejeki Tuhan... Tepung + telur , apakah kalian merasakan hal yang sama dengan gue? Dibuang begitu saja... Ah, miris...


Salam Senyum,
error


Comments

  1. ya.. aneh juga zaman sekarang ini...
    padahal di dunia ini masih banyak penduduk kesulitan memperoleh bahan makanan itu, tetapi di sisi yg lain banyak yg membuangnya begitu saja..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...