GUSTI,
dalam senyum yang terpatri di hati,
kuucap
selamat pagi...
tanpa jalinan kata bersuara
GUSTI,
ada cerita dari sudut malam
kuyakin sudah tertulis di bukuMU
semoga
tak tersurat tentang dendam
juga
tak berteriak amarah
dan
jangan berurai airmata lelah
GUSTI,
udara damai rengkuh letupan bisu perang!
hening...
hening...
hening, ya GUSTI...
luka yang terserak
beringsut mengobati sendiri
bom waktu melaju musnahkan seluruh dengus benci
tiba-tiba
diam
berhenti
lalu
mati
sendiri
GUSTI,
hening guyur kobaran muak
hening mendekap gelegak kepalan tinju
GUSTI,
cerita di sudut malam tak pernah habis dibaca
tapi ditutup oleh waktu yang bijak berjalan
"Hei, teruslah hadapi aku, teruslah jalani, dan nikmati aku..! Jangan pernah melelah lemah, mati musnah senyum! Hei, cerita adalah cerita, menjadi kenangan sesudahnya... Ayo, longgarkan pikirmu! Hidup bukan untuk kau pikir! Hadapi aku! Jalani saja bersamaku! Nikmati yang ada! Bukan porsimu untuk berpikir! Biar GUSTI yang memutuskan yang terbaik untukmu...".
GUSTI,
cerita di sudut malam mengerling,
mengajakku bermain pisau
angkat kepalan otot
tapi
hening dalam waktu
tersenyum
lalu
senyum bersuara lirih,
"Ampuni, maafkan, sudahlah..."
GUSTI,
pagi ini oksigen bercerita padaku
ada salam dariMU...
ah
GUSTI,
selamat pagi...
tetap dalam jalinan kata tak bersuara
dan senyum mengamini damai...
# error, 26 Juli 2014, ruang tamu hi: damai itu cinta
dalam senyum yang terpatri di hati,
kuucap
selamat pagi...
tanpa jalinan kata bersuara
GUSTI,
ada cerita dari sudut malam
kuyakin sudah tertulis di bukuMU
semoga
tak tersurat tentang dendam
juga
tak berteriak amarah
dan
jangan berurai airmata lelah
GUSTI,
udara damai rengkuh letupan bisu perang!
hening...
hening...
hening, ya GUSTI...
luka yang terserak
beringsut mengobati sendiri
bom waktu melaju musnahkan seluruh dengus benci
tiba-tiba
diam
berhenti
lalu
mati
sendiri
GUSTI,
hening guyur kobaran muak
hening mendekap gelegak kepalan tinju
GUSTI,
cerita di sudut malam tak pernah habis dibaca
tapi ditutup oleh waktu yang bijak berjalan
"Hei, teruslah hadapi aku, teruslah jalani, dan nikmati aku..! Jangan pernah melelah lemah, mati musnah senyum! Hei, cerita adalah cerita, menjadi kenangan sesudahnya... Ayo, longgarkan pikirmu! Hidup bukan untuk kau pikir! Hadapi aku! Jalani saja bersamaku! Nikmati yang ada! Bukan porsimu untuk berpikir! Biar GUSTI yang memutuskan yang terbaik untukmu...".
GUSTI,
cerita di sudut malam mengerling,
mengajakku bermain pisau
angkat kepalan otot
tapi
hening dalam waktu
tersenyum
lalu
senyum bersuara lirih,
"Ampuni, maafkan, sudahlah..."
GUSTI,
pagi ini oksigen bercerita padaku
ada salam dariMU...
ah
GUSTI,
selamat pagi...
tetap dalam jalinan kata tak bersuara
dan senyum mengamini damai...
# error, 26 Juli 2014, ruang tamu hi: damai itu cinta
Comments
Post a Comment