Skip to main content

(29) Err Dan Bless, Err Dan Kematian

Dunia mati adalah dunia yang kosong. Hanya ramai dengan segala hal yang tidak bisa diraba dan tidak bisa dilihat olehmu. Sepi, bukan hening. Senyap, bukan tenang.

Dunia mati memberiku sebuah kenyataan bahwa aku tidak lagi berada bersamamu dalam kehidupan. Menjelajah dunia mati sendiri, tanpa siapa-siapa. Hendak memanggil orang-orang yang kusayang, tak bisa. Mereka tak mendengarku. Aku bingung karena tak mengenal tempat ini.

Dunia mati ini kosong. Aku merasa sendirian, dan memang hanya sendiri. Tak mengenal siapa-siapa. Diam melihat ke sekeliling, tak bicara pada siapa pun. Di sudut sana kulihat sosok nenek menangis. Di sisi sini kulihat sosok lelaki kecil terlihat kebingungan. Juga sosok anak kecil yang berlari bersimbah darah.

Hidup di dunia penuh cahaya sudah selesai. Dunia mati adalah penggantinya. Gelap, kelam, suram. Di mana cahaya berpendar yang penuh pelangi? Bukan untukkukah?Berjalan ke sana dan ke sini, amat melelahkan! Hingga akhirnya aku pergi ke pantai ini. Berdiam di sini, melalui hari dengan memandang laut, bermain pasir, menikmati angin dan matahari, juga mengingat masa lalu.Hmm, masa lalu yang pernah kujalani bukan masa lalu yang manis. Tapi juga bukan semuanya berisi hal pahit. Walau ada banyak hal pahit ada di dalam kisahku, hingga akhirnya aku dimutasi ke sini.

Hai, jangan mengernyitkan dahi karena kukatakan mutasi ke dunia mati! Bukankah dunia hidup memang hanya untuk sementara saja? Lalu berhenti, mutasi ke dunia ini, dunia kematian.Saat masih ada di dunia hidup, aku takut melihat hantu! Banyak hantu, arwah yang datang dan terlihat oleh mataku. Siapa bilang aku berani melihat penampakan-penampakan itu? Oh, tidak! Aku ketakutan setengah mati! Hanya saja lama-lama terbiasa. Terbiasa takut, maksudku.Sekarang setelah aku berada di dunia mati, aku memutuskan untuk tidak menampakkan diri pada mereka yang masih hidup. Tidak, tidak, itu jahat sekali! Lagi pula aku juga tidak mau melihat mereka terkencing-kencing karena ketakutan melihatku.

Dulu aku seorang yang dipenuhi kasih keluarga. Masa kecilku amat bahagia! Bermain, melakukan apa pun yang kusuka, menjalankan hobi yang kumiliki, dan juga belajar sesuai dengan inginku. Tidak ada pemaksaan dari orang tua. Aku anank kecil yang pendiam tapi cerewet. Cerewet di dalam hati sendiri. Hanya bicara jika memang itu mengganggu rasa ingin tahuku saja.Masa remajaku pun membahagiakan. Mengajar menari dan membaca puisi untuk anak-anak yang bertempat tinggal di sekitar rumah.

Hingga akhirnya mengenal Su, yang lalu menjadi suami. Dia lelaki terkasih yang pernah ada dalam hidup masa lalu.Setelah mengenalnya beberapa waktu, kami menikah. Aku dan Su. Lalu sifat dan sikapnya berubah. Semakin hari semakin terlihat memusuhiku. Entah kenapa, jangan tanyakan hal itu padaku.

Aku tak lebih hanya seorang perempuan yang patut dihina menurutnya. Bodoh, jelek, dan tak berharga. Sering kali terpikir, mengapa dia memilihku kalau memang bodoh, jelek, dan tak berharga? Entahlah. Pernah bertanya padanya tentang hal itu, dan jawaban yang kuterima hanya,"Memang kamu bodoh. Memang kamu jelek, tidak seperti yang lain, memang kamu tidak berharga."Sakit hatikah aku? Ya, amat sangat! Tapi tak mendendam. Dendam hanya hal buruk yang menjadi racun dalam hidup. Tapi kesakitan karena ucapannya amat terasa memedihkan.

Apa pun yang kulakukan, menurutnya adalah salah dan bodoh! Pilihanku terhadap sesuatu, norak! Dan masih banyak lagi.Air mata turun setiap kali mengingat itu. Tapi aku hanya diam, tak pernah menjawab. Hingga akhirnya di satu hari dia meninggalkanku dan tak pernah kembali lagi. Entahlah harus disyukuri atau bersedih. Tapi terasa melegakan saat dia pergi tanpa salam.

Dimulailah hidup baru tanpa kehadiran Su. Hari yang tenang tanpa bentakan, makian, tanpa ketegangan dan ketakutan yang biasanya merenggut damai milikku.

Sedang menikmati kedamaian yang baru saja kudapat, kejadian-kejadian mengejutkan lain pun berdatangan. Berkaitan dengan Su. Deb kolektor berdatangan ke rumah! Telepon rumah berdering terus-menerus, begitu juga telepon genggam miliknya yang ditinggal. Kemudian menyusul telepon genngamku pun berbunyi. Entah mereka dapat nomorku dari mana. Ancaman demi ancaman datang padaku. Beberapa menunggu di depan rumah, menggebrak pagar, berteriak-teriak memanggil dengan cara amat tak sopan. Aku berusaha tak peduli, tapi tetap saja itu mengganggu. Hingga di satu malam saat aku pulang dari bekerja, seseorang datang menghampiri. Perempuan manis berambut panjang. Dia tersenyum padaku. 

"Err?"

"Ya. Mbak siapa?"

Tiba-tiba saja aku merasakan perih yang dalam di perut sebelah kiri, lalu dada kiri terasa panas. Tubuhku limbung. Jatuh di depan pagar rumah yang belum sempat kubuka gemboknya.

Bayangan perempuan itu semakin samar. Perempuan manis yang tak kukenal, bahkan hingga saat ini pun aku tak mengenalnya. Senyum manisnya masih tergambar dalam ingatan.

"Jangan mengganggu Su! Sekarang dia milikku!"

Kemudian gelap menyergapku. 

"Err."

Lamunanku terhenti. Bless!

"Sedang apa?"

Kupeluk Bless erat. 

"Jangan pergi dariku, berjanjilah."

"Ya, aku berjanji."

Hai, aku, Err. Pernah berada di dunia hidup yang penuh cahaya, tapi semua itu berhenti setelah perut dan jantungku ditikam oleh perempuan yang tak kukenal, tapi menyebut-nyebut nama Su.

Dia, Bless, hantu lelaki gagah yang selama ini mendampingiku. Dia yang selalu menenangkanku. Aku tak pernah tahu tentang masa lalunya. 

Kami berada di dunia mati.

Kamu yang berada di dunia hidup, seperti apakah kisahmu? Tengah malam nanti aku dan Bless akan datang untuk mendengarkan kisahmu. 



Nitaninit Kasapink















x

Comments

  1. tinggalin jejak dulu buat baca serialnya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih, @deddyhuang.com
      Salam,
      Nitaninit Kasapink.

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Aku pernah mikir err dibunuh oleh su.. Ternyata malah orang lain yg samasekali ga dikenal err yaaa :( .. Aku baca ini agak bawa perasaan sepertinya.. Kok jd sedih pas sudah tau kenapa err meninggal :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Err meninggal karena orang yang ga dia kenal, Mbak. Tragis.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Menu Baru Nongkrong Di HokBen

Gaeees, ada bocoran baru, nih! HokBen meluncurkan menu baru untuk SNACK, DESSERT, dan DRINK! Ada  Sakana sticks ,   Ocha Lychee Tea , dan   Soft Pudding . Yeey, asyik banget, kan? Tapi untuk saat ini menu Soft Pudding baru ada di wilayah Jabodetabek aja, ya. Bocoran lagi nih ya, dan please jangan disimpan jadi rahasia,"Tiga sajian baru ini sudah dapat dinikmati mulai Maret 2017 di seluruh gerai   HokBen   di Jabodetabek, Jawa dan Bali. Harganya? Cuma berkisar Rp. 16.000,- sampai Rp. 18.000,- Ini sudah termasuk pajak, loh! Murahnyaaa!" Pasti mau tahu lebih lanjut mengenai menu baru ini, kan? Penasaran yaaa? Yuk yuk ah dilanjut! 1. Sakana Sticks  Sakana sticks adalah nuget yang berasal dari produk olahan ikan air tawar, dibalur dengan tepung khas HokBen, berbentuk sticks. Sakana Sticks ini memiliki 2 rasa pilihan rasa, loh! Ada   Sakana Sticks Original   dan   Sakana Sticks dengan taburan Nori/ Seaweed.  Hati-hati loh gaes, dua rasa ini bikin ketagihan

error,"Sehat dan pulih kembali ya bap, amin"

Bapak yang biasa kupanggil Bap, harus masuk rumah sakit di salah satu rumah sakit besar untuk dioperasi. Ya, bap kanker rectum. Aku mendampingi bap sejak rawat jalan hingga akhirnya harus dioperasi. saat bap rawat jalan sebelum operasi I Bap mulai rawat inap Senin, 6 Februari 2012. Rencana operasi kamis, 9 Februari 2012. Tapi ternyata operasi tidak jadi dilakukan di hari itu, dan diundur hari kamis berikutnya, 16 Februari 2012. Saat-saat bap sebelum dioperasi benar-benar membutuhkan kekuatan bagiku. Selain memang aku sendirian menjaga, yang notabene berarti harus riwa riwi mengurus obat ke apotik, dan semuanya, juga harus menghadapi bap yang dengan kondisi pendarahan setiap hari. Bap jarang bicara padaku saat itu, mungkin karena rasa sakit yang tak tertahankan.  kasur dialasi karena semua penuh dengan darah bap Akhirnya waktu untuk operasi pun tiba. Bap menjalani prosedur untuk operasi yang seminggu sebelumnya juga dijalaninya. Aku mendampingi bap hingga akh