Skip to main content

error bercerita,"Sebuah perjalanan" # episode 18

"Minum, Pa", aku mengangsurkan minuman dalam gelas untuk Hans, Papa dari De, Gi, dan Zi. 

Hans terlihat tak acuh. Aku mengambil sepatunya, dan meninggalkan Hans sendirian di ruang tamu. De, Gi, dan Zi, berada di dalam kamar mereka, dan tersenyum lebar saat kumenoleh pada mereka.

"Deee", panggilku.

De berlari menuju arahku, dan berteriak,"Yaaa Mamaaa"

"Diam, berisik", tiba-tiba suara Hans memotong senyum De

"Mama, ada apa?", tanya De berbisik

"Tanya Papa, Papa mau makan sekarang atau nanti, sana sayang", kataku

"Mamaa, tadi Papa udah teriak menyuruh diam, masa sekarang De yang harus tanya Papa sih Ma?", ujar De

"Justru itu, tanya sana. Sayang Papa, kan sayang?", tanyaku

"Sayang? Hmm... iya", ujar De tapi dengan suara seperti ragu

"ya udah sana, tanya ke Papa" kataku
Dan kulihat De berjalan ragu-ragu, lalu menoleh padaku. Aku tersenyum dan mengedipkan sebelah mataku padanya, lalu kulihat senyum De mengembang.

"Pa, makan?"

Tak kudengar suara Hans menjawab.

"Papa, mau makan sekarang atau nanti?"

Tak kudengar jawaban Hans. De berlari menuju ke arahku.

"Papa tidur"

"Papa lelah. Ya sudah, ga apa-apa. Papa lelah"

"Fiuh, untung Papa tidur ya Ma"

"Hmm, ga boleh gitu sayangnya Mama", jawabku sambil mengelus kepala De

Zi mendekatiku dan bertanya setengah berbisik,"Mamaaaa..., Papa tidur ya?"

Aku mengangguk mengiyakan.

Zi melanjutkan,"Papa sakit yaa??"

Aku menggeleng,"Lelah, sayang"

Gi mendekatiku dan menarik tanganku untuk mengikutinya ke depan. Aku mengikuti Gi, disusul oleh Zi, dan De. Gi mnegajak ke ruang tamu. Di sofa, Hans sedang tertidur pulas, dengan tetap memegang ponsel.

"Nanti kalau jatuh dan rusak, pasti Papa marah lagi", bisik Gi.

Aku tersenyum. Ya memang, pasti marah. Tapi kalau Hans dibangunkan pun pasti akan marah juga. Serba salah. Tapi kuputuskan untuk membiarkan saja Hans tetap dalam posisinya. De, Gi, dan Zi, kuajak masuk. Aku lebih memilih melindungi De, Gi dan Zi dibanding menjaga ponsel... Hans, apakah kamu tidak pernah merasa bahwa kami amat mencintaimu, tapi juga amat takut padamu? Lalu aku mempersiapkan makan untuk Hans. Aku juga mempersiapkan handuk untuknya.

De, Gi, dan Zi kembali masuk kamar mereka. Tawa kecil mereka terdengar olehku. Anak-anak yang manis, mereka amat mengerti keadaan, mereka penuh cinta.

"Aku mau mandi"

Suara tawa di kamar terhenti. Ah.., De, Gi, dan Zi, pasti menyadari Papa mereka sudah bangun.

"Aku mau pergi"

Aku tersenyum dan mengangguk, sambil mengambilkan handuk untuk Hans. Lalu Hans masuk ke kamar mandi.

"Mamaaaaa", Zi berbisik padaku

"Ya, kenapa cantik?"

"Papa mau pergi lagi ya?"

"Ya, cintanya Mama"

"Yes...", Zi berkata sambil tersenyum dan berlari ke kamar.

Hans..., andai saja kamu tau hal ini...


*******
















Comments

  1. Zi sayang, banting aja hape papa:p

    ReplyDelete
  2. Jadi makin bingung sama karakter hans

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hans cuma seorang yg perduli pada dirinya sendiri. n yg seperti ini memang ada...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Menu Baru Nongkrong Di HokBen

Gaeees, ada bocoran baru, nih! HokBen meluncurkan menu baru untuk SNACK, DESSERT, dan DRINK! Ada  Sakana sticks ,   Ocha Lychee Tea , dan   Soft Pudding . Yeey, asyik banget, kan? Tapi untuk saat ini menu Soft Pudding baru ada di wilayah Jabodetabek aja, ya. Bocoran lagi nih ya, dan please jangan disimpan jadi rahasia,"Tiga sajian baru ini sudah dapat dinikmati mulai Maret 2017 di seluruh gerai   HokBen   di Jabodetabek, Jawa dan Bali. Harganya? Cuma berkisar Rp. 16.000,- sampai Rp. 18.000,- Ini sudah termasuk pajak, loh! Murahnyaaa!" Pasti mau tahu lebih lanjut mengenai menu baru ini, kan? Penasaran yaaa? Yuk yuk ah dilanjut! 1. Sakana Sticks  Sakana sticks adalah nuget yang berasal dari produk olahan ikan air tawar, dibalur dengan tepung khas HokBen, berbentuk sticks. Sakana Sticks ini memiliki 2 rasa pilihan rasa, loh! Ada   Sakana Sticks Original   dan   Sakana Sticks dengan taburan Nori/ Seaweed.  Hati-hati loh gaes, dua rasa ini bikin ketagihan

error,"Sehat dan pulih kembali ya bap, amin"

Bapak yang biasa kupanggil Bap, harus masuk rumah sakit di salah satu rumah sakit besar untuk dioperasi. Ya, bap kanker rectum. Aku mendampingi bap sejak rawat jalan hingga akhirnya harus dioperasi. saat bap rawat jalan sebelum operasi I Bap mulai rawat inap Senin, 6 Februari 2012. Rencana operasi kamis, 9 Februari 2012. Tapi ternyata operasi tidak jadi dilakukan di hari itu, dan diundur hari kamis berikutnya, 16 Februari 2012. Saat-saat bap sebelum dioperasi benar-benar membutuhkan kekuatan bagiku. Selain memang aku sendirian menjaga, yang notabene berarti harus riwa riwi mengurus obat ke apotik, dan semuanya, juga harus menghadapi bap yang dengan kondisi pendarahan setiap hari. Bap jarang bicara padaku saat itu, mungkin karena rasa sakit yang tak tertahankan.  kasur dialasi karena semua penuh dengan darah bap Akhirnya waktu untuk operasi pun tiba. Bap menjalani prosedur untuk operasi yang seminggu sebelumnya juga dijalaninya. Aku mendampingi bap hingga akh