Skip to main content

error bercerita,"Misteri Dua Lukisan Wanita"

Lukisan itu ada di belakang rumah. Seperti gambar-gambar manga Jepang. Ada 2 lukisan, dan dua-duanya lukisan seorang perempuan dengan mata besar, rambut ikal bagus. Lukisan yang bagus, dan itu sudah ada sejak aku masih di Taman kanak-kanak, dulu ada di kamarku. Tapi sekarang aku harus memusnahkan lukisan itu. ke dua lukisan itu akan kubuang jauh! Ya, akan kubuang!

Awalnya aku menyukai lukisan itu. Serasa mempunyai teman. Dulu aku suka mengajaknya bicara. Tapi sekarang, aku takut...

"Lukisan itu, yang ada di belakang itu, itu milik siapa?", tanya seorang teman.

"Milikku sejak kecil", jawabku.

"Siapa dia?"

"Mana kutahu"

"Menyeramkan"

Dan cuma sampai di situ percakapan kami mengenai lukisan itu. Aku heran mengapa temanku itu takut pada lukisan cantik. Hingga satu saat, aku mendengar suara memanggilku,"Errrr". Lembut dan riang. Suara yang tak aneh sebenarnya karena aku sering mendengar, tapi aku tak pernah perdulikan. Hmm, sejak kecil memang sering mendengar suara ini, tapi aku takpernah perduli. Mau tau kenapa? Itu bukan suara mama, bukan suara papa, bukan pula suara temanku. Aku tak mengenal suara siapa itu. Jadi aku bersikap tak perduli. Tapi pada malam itu aku benar-benar merasa takut.

"Errrrr..., Errrr... Ini aku, teman kecilmu..."

Merinding seluruh tubuhku. Suara itu...

"Errrr... Errr... Ini aku aku, teman kecilmu... Jangan menolak kehadiranku dalam hidupmu, Errr...", suara itu terdengar lagi.

Aku benar-benar merasa takut! Tapi sungguh, kakiku terasa berat, tak bisa melangkah. Dan kepalaku serasa otomatis menengok ke belakang. Oh! Dua orang wanita cantik berdiri di belakangku! Rasanya aku mengenalnya... Lukisan itu! Lukisan itu! Dua lukisan wanita cantik itu kosong, hanya kanvas putih yang terlihat. Aku gemetar. Dua wanita itu tersenyum, dan mengulurkan 2 tangan mereka padaku seperti hendak memelukku. Tidak! Aku mundur perlahan, kakiku berat, amat beraaat...!

"Siapa kamu?", tanyaku setelah mengumpulkan energi sebanyak-banyaknya.

"Aku, Ni", ujar wanita dengan rambut keriting.

"Aku, Ta", ujar wanita dengan rambbut ebih panjang.

"Lupakah kamu? Dulu kita bersahabat", ujar Ni.

Aku menggelengkan kepala kuat-kuta. Tidak! Aku tidak pernah berteman dengan mereka!

"Dulu kita bermain di kamar bersama. Main boneka bersama", ujar mereka berdua hampir bersamaan.

Aku memegang kepalaku yang terasa berputar. Pusing rasanya.

"Errrr... Errrr...", suara itu memanggilku lagi...

Lalu aku berteriak,"TIDAAAAk...!!!"

"Ada apa, Err?", suara Mama mengejutkanku.

Aku membuka mata, dan kulihat aku dikelilingi oleh Mama, Papa, dan kakakku. Ada apakah? Mengapa mereka mengelilingiku? Lalu saat aku hendak menjawab, mereka menghilang! Argh! Ada apakah ini? Aku mengumpullkan segenap tenaga, lalu berlari secepat kilat menuju luar.

Sejak saat itu aku tak lagi menyukai lukisan wanita cantik yang ada di belakang rumah. Mengerikan! Aku harus membuangnya, ya harus!

Satu hari aku hendak membuang lukisan itu ke sebuah pembuangan sampah, dan ternyata lukisan itu kembali ke rumah, dan terpasang di dinding seperti sediakala!

Sekarang aku akan membakar lukisan tersebut! Dengan geram kubawa lukisan itu ke luar rumah. Bensin kutumpahkan ke atas kanvas lukisan. Harus musnah, harus musnah! Dengan cepat kukeluarkan korek api dari saku celanaku. Jress!!!

"AAAAAARRRGGHHH...!!!"

Lalu kulihat Mama, Papa, kakakku, dan bibi di rumah keluar, dan berteriak,"EEERRRR...!!! APA YANG kAU LAkUkAN?/ ERRR!!! ERRRRR...!!!". Terasa air membasahi tubuhku, tapi tetap panas terasa membakar tubuh. Dan dua wanita cantik itu tertawa mengajakku bernyanyi bersama, dan berkata,"Errr..., Errrr..., akhirnya kamu bisa tinggal bersama kami...". Sebelum aku merasa tak berdaya lagi, kulihat 2 lukisan itu masih tetap ada, dan utuh tanpa api membakarnya sedikit pun, sedangkan tubuhku terbakar dan hangus...

***









Comments

  1. Suka dengan photonya unik dan eksotis Mba, coba di buat besar, pasti leih keren deh. :D

    Salam

    ReplyDelete
  2. Mbaaaaaakkkkkk.... #protesss sehari ini aku baca FF mu bikin merinding semuaaa...
    FFnya bagus banget sih.. tapii please jangan dipublish seharian ini dong Mbak.. hiks... hiks... aku jadi mbayangin... (langsung pengen tidur aja... tengok kanan kiri)

    ReplyDelete
    Replies
    1. huwehehehe..., protes dipertimbangkan :D
      jangan ngebayangiiiin... # eh, di belakangnya ada apa tuh? :D

      Delete
  3. Asalkan jangan di baca tengah malem deh tulisan ini. Di jamin langsung nutup kompi dan tidur. Hahaa Seremmm.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...