Skip to main content

Desember Melo

Desember 2015 ini membuat gue menghitung hari. Pink berusia 15 tahun di tanggal 22 Desember nanti. Putri kecil menjadi remaja.

Di bulan Desember ini gue juga menghitung hari. Desember ke Januari 2016. Hitungan panjang tapi sebenarnya amat pendek untuk dihitung oleh kami. Penghujung Januari 2016 nanti, Ngka, Esa, Pink, dn gue, akan pergi ke Semarang, nyekar makam almarhum papa mereka, almarhum Henk, suami gue. 

Desember berhasil membuat gue melo! Melo, ya, bukan melon. Kenapa juga jadi melo, gitu ya, cuma karena Pink akan berulang tahun, dan karena Januari akan berangkat nyekar?

Kondisi kesehatan Pink selalu naik dan turun. Belum stabil. Hey, no, no, no, no, gue ga menyesali yang terjadi. Autoimun yang ada di tubuh Pink, bukan sebuah kondisi yang harus disesali. Gue jadi melo karena tau semangatnya besar, jauh lebih besar dibanding tubuhnya yang langsing, malah cenderung amat kurus untuk remaja seusianya.

22 Desember 2015 masih 14 hari lagi. Banyak doa dan harapan gue ucap pada GUSTI tentang Pink. Kebahagiaan, kesehatan, dan segala hal terbaik untuknya dari GUSTI.

Penghujung Januari 2016 masih 52 hari lagi. Sehat, sehat, sehat, bahagia, terbaik dari GUSTI untuk Pink.

Desember berhasil memelokan hati gue.

Semangat sehatmu, menyehatkanmu, Nduk, amin.


-Nitaninit Kasapink-

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...