Skip to main content

error dan Galaksi Pungky Giveaway,"Blog-nya Pungky blog bahasa jujur"

Gue ikutan Galaksi Pungky Giveaway. Barusan aja gue baca tentang giveaway ini dari blog seorang teman. Penasaran, gue baca blognya Pungky.

Baca blog punya Pungky asik menurut gue. Bahasa yang mengalir ga ribet, mudah dicerna, dan yang jelas, yang bikin gue jadi asik bacanya, tulisan jujur yang ditulis. Ga ada jaim. Santai, jujur. Yang gue tahu, di sini, di negeri ini, kemunafikan jalan terus. Menghujat ini dan itu, padahal mereka lebih gelo dari yang dihujat.

Gue baca ada artikel tentang PSk yang menikmati hidup dengan baik. Malah lebih menikmati hidup dibanding siapa pun., lebih menikmati hidupnya dibanding yang Pungky rasa. Benar juga sih, nikmati hidup yang dijalani. Punya hidup llebih baik dari PSk? Ya, nikmati dengan baik.

Ada  tentang aborsi, sebuah pembunuhan tanpa suara, pembunuhan diam-diam, dan yang dibunuh pun cuma bisa diam... Sebuah cerita miris, tapi ini banyak terjadi di negeri ini.

Ada cerita tentang bulu mata syahrini yang dahsyat itu. Cerita tentang pembuatan tuh bulu mata, tentang pabriknya. Gue juga baru tahu dari artikel itu, ternyata pembuatannya hand made! Ga terbayang deh kalau harus bikin sendiri! Gue untuk menggunakan bulu mata palsu aja ga terbayang karena terbayang ribetnya, apalagi kalau harus bikin sendiri... Alamak, makasih :D

Fiksi yang ditulis menurut gue, oke. Itu cerita yang bagus untuk diangkat, tentang sex by chat. Baru ini gue baca ada fiksi mengangkat cerita begini, dan ini memang ada kok. Real nya ada kok yang begini.

Oh iya, ada artikel tentang teman Pungky yang seorang gay. Gue suka tulisan ini. Juga tentang sahabat Pungky yang berbeda keyakinan, dan mereka bisa bersama habiskan waktu berdua. Gue suka. Juga fiksi tentang cinta yang terhalang perbedaan. Jujur, gue suka blog punya Pungky. Dan hasilnya, gue join blognya, jadiin Pungky teman blog gue. Jadi ga usah susah-susah nyari blognya kalau gue mau baca tulisan Pungky yang terbaru.

Pungky menawarkan beberapa hadiah giveaway untuk pemenang nantinya. Ada beberapa buku, dan ada kaos cowok ukuran L. Gue tanya ke anak gue, Ngka, mending dapat hadiah apa ya kalau menang? Ternyata jawaban Ngka sesuai, sama persis dengan kata hati gue, walau dengan alasan yang berbeda. Mau tahu jawabannya? kaos! Ngka pengen dapat kaos itu, dan bisa dikenakan oleh Ngka juga Esa, kalau menang. Oh iya, Ngka itu nama anak gue yang sulung, dan Esa nama anak gue yang nomor 2. Ukuran kaos mereka sama, karena sama-sama suka mengenakan kaos kebesaran alias gombrong. Jadji, kaos ukuran L itu yang jadi pilihan. Gue memilih kaos ukuran L untuk jadi hadiah, karena berarti gue hemat biaya, ga perlu beli kaos lagi untuk anak gue :D

Ok, review nya segini aja deh ya, laptop dah mulai ditungguin sama anak gue yang sudah ga sabar mau pakai ni laptop.

Untuk Pungky, sukses selalu...

Salam senyum,
error

http://galaksipungky.blogspot.com/search/label/Galaksi%20Narsisus%20Expeliarmus

Comments

  1. lama tak main kesini mbak, rupanya lagi ikutan kontes ya...semoga menjadi yang terbaik ya...keep happy blogging always...salam dari Makassar :-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin...
      Makasih mas. Aku juga lama ga nulis nih... (haduh, jadi maluuu deh akuuu).
      Iya, ini ikutan kontesnya Pungky. Yuk ikutan yuk..
      Blogging is the special way 4 refresh the brain :D
      Salam senyum dari Bekasi unruk mas dan mbaknya yaaa :) Ty...

      Delete
  2. jadi pingin ikutan GA ini. kesana juga ah.

    ReplyDelete
  3. Sama kita mbak, saya juga baru tahu tempo hari, hihi. Setuju, isinya menarik dibaca. Sukses yah mbak untuk GAnya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yup, sama. Bahasanya jujur, ceritanya juga jujur, aku suka tuh blog.
      Sukseeees...!
      ;)

      Delete
  4. udah bikin GAnya pungky ya mbak. semoga sukses ya

    ReplyDelete
  5. Hihihihi makasih udah ikutan.. jurinya bukan aku.. aku cuma bisa doain.. semoga menang yaaa :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI