Skip to main content

error dan dialog imajiner dengan henk...




Tulisan yang diambil dari notes fb gw, yang gw tulis di sept 2012, tentang...
dialog imajiner denganmu,henk

by Nitaninit Kasapink (Notes) on Sunday, September 23, 2012 at 9:24pm

Malam ini sama seperti malam kemarin, tanpa hujan, dan amat kering terasa di kulit. Aku duduk di teras diemani nyamuk yang terus menerus berdenging mengelilingiku dan mencoba untuk menghisap darahku sedikit tapi membuat gatal tubuh. Segelas besar kopi pahit dan sepiring bakwan jagung panas serta cabe rawit ada di sisi kursi. Lalu khayalku melayang ke tempatmu,henk, dan mengajakmu turun ke bumi untuk menemaniku di sini sejenak.

Aku : Taukah kamu apa yang sedang kurasa saat ini?

Henk : Ga

Aku : Yup, kamu pasti ga tau...karna aku juga ga tau apa yang kurasa saat ini

(Henk cuma diam seperti biasa)

Aku : Lagi apa tadi di sana? Sewaktu aku memanggilmu ke sini?

Henk : Maen games

Aku : Ya, kayak biasa kalau kamu lagi ga kerja ya...

Henk : Ya

Aku : Kamu tau ga kalau Pink sakit?

Henk : Ya, kamu cerita kan ke aku waktu itu

Aku : Ya, semoga terus membaik dan sehat kembali,amen

Henk : Ya, amen

Aku : Kamu kangen Ngka Esa Pink?

Henk : Ga tau

Aku : Ya, kayak biasanya kamu juga ga tau kangen atau ga ke kami semua

Henk : Kamu ga nanya kangenkah aku ke kamu?

Aku : Ga. Aku sudah tau jawabannya...kamu ga kangen aku seperti biasanya

Henk : Aku ga tau
Lalu dialog pun terhenti atau malah kuhentikan, karena ternyata aku tetap tak bisa menghadirkan sosokmu yang berbeda dari sebelumnya. Ah Henk, damai surga sertamu...amen...

#menjelank 5 tahun wafatnya Henk...ada bgitu banyak hal yang ingin kuceritakan pada Henk...tapi tak pernah bisa....


Salam Senyum,

error







Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...