Skip to main content

error dan segala rasa dalam hidup




Error punya banyak rasa dalam hidupnya. Mungkin kamu pernah mendengar lolongannya saat ketakutan, jeritan sedihnya, teriakan amarahnya, juga geram yang berkecamuk, dan lantunan lagu hatinya yang bergema tanpa suara... Tapi kamu cuma diam, tak bergeming, hanya diam memandang dan pergi berlalu. Tanpa pernah kamu sadari bahwa nafasnya tercekat, lehernya tercekik...
Error berkembang di hidup yang dijalaninya sendiri. Tanpamu, tanpa siapa-siapa... Berjuang tanpa ingin jadi menyulitkanmu atau menyulitkan siapapun. Menangis di ujung senja, terpekur di sudut ruang tanpa cahaya... Error berkembang di hidup yang menantangnya berkelahi... 

Error bukan seorang pemberani, tapi bukan pengecut. Error bukan seorang yang bisa lalui segala hal dengan kehebatan. Error seorang yang jalani hidup dengan gayanya sendiri. Yang seringkali berbeda denganmu... karena hidup error memang berbeda denganmu...

Ya,error memang berbeda, karena error menjadi dirinya sendiri...dan tak mencoba menjadi dirimu atau siapapun...

Error adalah error... dan kamu adalah kamu...,dan error bahagia menjadi dirinya sendiri...

Dan error berterimakasih padamu...karenamu error bisa menjadi lebi percaya diri dalam hadapi n jalani hidup...


              aku,kamu,aku,dan kamu...(lolongan yang samar)
by Nitaninit Kasapink (Notes) on Tuesday, January 15, 2013 at 7:32am


aku terpeleset lalu kamu berkata bahwa aku seimbang...
aku jatuh terjerembab lalu kamu berkata bahwa aku bisa bertahan
aku terperosok makin dalam dan kamu berdecak kagum berkata bahwa aku tegar
aku tersengal hampir mati dan kamu berkata bahwa aku amat kuat
aku menangis melolong padamu tapi kamu berdecak kagum,mengusap airmatamu sendiri,lalu pergi tinggalkan aku sambil berkata bahwa aku butuh seorang yg hebat tegar kuat seperti aku agar bisa menolongku keluar dari semua ini dan bisa memelukku,bersihkan lukaku...
padahal yg kubutuhkan adalah tanganmu yg amat dekat denganku dan karena kamulah yg tau tentangku...

dan lalu aku diam
menangis sendiri
terkapar sendiri
dan lalu aku berusaha bangkit
menyingkirkan lumpur yang menyerapku lebih dalam
perlahan,amat perlahanmenahan perih luka
menahan perih hati
dan menahan amarah kebodohan diri
dan lalu aku bisa berdiri di sini
membersihkan tubuh dari lumpur dan luka

lumpur hilang
luka tetap terbilang!
bajuku koyak dan kotor!
kuganti dengan yang pantas
bukan baru,tapi lebih tebal hingga kumerasa aman nyaman
dan lalu kamu datang
tersenyum mengulurkan tangan
dan berkata bahwa aku memang amat hebat
tanpa pernah mau tau
airmata deras basahi jiwa
dan luka masih saja menganga
dan aku masih saja melolong
padamu
tapi
dalam
hati.........


#error luvs u,error luv errorself...aaargh!! i luv me more coz of u!!



Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...