"Aku berbahagia dengannya, bagaimana denganmu?"
"Ya, aku juga berbahagia"
Dan segala macam cerita keluar dari mulutnya dan gayanya, dan aku terpana dengan segala kebahagiaan yang dialaminya. Sungguh kebahagiaan yang amat indah!
"Dia mencintaimu dengan baik?"
"Ya", jawabku. Lalu berceritalah aku tentang suami dan kehidupan rumah tanggaku yang manis, dan penuh canda tawa, juga romantisme yang ada. Kulihat wajahnya terlihat takjub mendengar ceritaku, mungkin sama takjubnya denganku sewaktu mendengar ceritanya.
Beberapa tahun tak berjumpa dengannya, juga tak berkomunikasi dengannya tak membuatku lupa akan sosoknya yang selalu tenang tapi selalu ceria saat bersama. Aku mengagumi sosoknya, amat mengagumi. Bahkan bisa dibilang aku mencintainya...
"Kok ga mengundangku saat menikah?", tanyanya
"Kamu juga ga mengundangku", ujarku
Dan tiba-tiba ruang dan waktu menjadi hening, sunyi. Tiba-tiba kami sama-sama terdiam tanpa kata. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Yang jelas aku kembali mengembara ke masa lalu tentangku dan dia.
Hingga akhirnya waktu memisahkan kami, sama seperti dulu... Kembali berpisah. Dan dalam hati aku mendesah dan menangis, dia tak pernah tahu bahwa kisah yang kuceritakan padanya tadi adalah sepenggal cerita novel yang kutulis, dan itu adalah impianku tentangku dan dia... Dia tak pernah tahu bahwa aku tak pernah memilih siapapun dalam hidup sebagai pendamping. Ah, dan kembali aku pada kenyataan bahwa aku sendiri dan memang sendiri, tanpa siapa-siapa..., dan masih tetap mencintainya...
"Ya, aku juga berbahagia"
Dan segala macam cerita keluar dari mulutnya dan gayanya, dan aku terpana dengan segala kebahagiaan yang dialaminya. Sungguh kebahagiaan yang amat indah!
"Dia mencintaimu dengan baik?"
"Ya", jawabku. Lalu berceritalah aku tentang suami dan kehidupan rumah tanggaku yang manis, dan penuh canda tawa, juga romantisme yang ada. Kulihat wajahnya terlihat takjub mendengar ceritaku, mungkin sama takjubnya denganku sewaktu mendengar ceritanya.
Beberapa tahun tak berjumpa dengannya, juga tak berkomunikasi dengannya tak membuatku lupa akan sosoknya yang selalu tenang tapi selalu ceria saat bersama. Aku mengagumi sosoknya, amat mengagumi. Bahkan bisa dibilang aku mencintainya...
"Kok ga mengundangku saat menikah?", tanyanya
"Kamu juga ga mengundangku", ujarku
Dan tiba-tiba ruang dan waktu menjadi hening, sunyi. Tiba-tiba kami sama-sama terdiam tanpa kata. Entah apa yang ada di dalam pikirannya. Yang jelas aku kembali mengembara ke masa lalu tentangku dan dia.
Hingga akhirnya waktu memisahkan kami, sama seperti dulu... Kembali berpisah. Dan dalam hati aku mendesah dan menangis, dia tak pernah tahu bahwa kisah yang kuceritakan padanya tadi adalah sepenggal cerita novel yang kutulis, dan itu adalah impianku tentangku dan dia... Dia tak pernah tahu bahwa aku tak pernah memilih siapapun dalam hidup sebagai pendamping. Ah, dan kembali aku pada kenyataan bahwa aku sendiri dan memang sendiri, tanpa siapa-siapa..., dan masih tetap mencintainya...
*********************
Salam Takzim
ReplyDeleteMasih seperti yang dulu, tanpa ada yang mau mengetahui apa yang salah
keren
Salam Takzim Batavusqu
Salam Senyum,
Deletemasih sama seperti yang dulu, masih dalam rasa yang disimpan sendiri...
;)
Salam senyum penuh cinta,
error