Skip to main content

error,"Selamat pagi sehat yang akan kembali pada bapak"

Selamat pagi, duhai udara rumah sakit...ada senyum di pagi ini merasakanmu masuk ke dalam paru-paruku
memang bukan udara segar, tapi ini anugerah GUSTI...

Selamat pagi, duhai tirai penyekat antara pasien...
bersyukur bahwa dirimu bukan menyekat hatiku dengan GUSTI
tapi malah mendekatkan hatiku padaNYA...

Selamat pagi, duhai botol-botol air yang kosong...
ada haus yang dibasuh airmu semalam
dan itu menyegarkanku...

Selamat pagi duhai penyakit yang bersemayam dalam tubuh bapak...
sebentar lagi kuucap selamat jalan, dan terimakasih jika kamu memang benar meninggalkan tubuh bapak,
dan membiarkan bapak sehat kembali

Selamat pagi duhai semua...
ada senyum di sini untuk mengisi hari-hari yang ada
dalam aroma obat dan rintih sakit yang terdengar di telinga yang membuat miris hati...

Selamat pagi,
semoga sehat dan rasa syukur selalu ada untuk kita, bahagia selalu, amin...

Selamat pagi...


Salam senyum,
error





Comments

  1. Selamat pagi, Mbaa. .
    Gimana keadaan Bapak hari ini? Semoga sehat kembali. . .:)

    ReplyDelete
  2. @mbak Idah Ceris, amin..., bap udah selesai operasi dan udah di rumah lagi. Alhamdulillah... Menurut dokter, setelah ini kontrol lagi, n akan diputuskan selanjutnya untuk kemo lagi, atau mungkin terapi sinar lagi, untuk kanker bap yang memang sudah menyebar, mbak

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI