Skip to main content

error,"Operasi dan Bapak"

Hari ini, Senin, 11 November 2013, berangkat kerja dengan hati yang penuh kegalauan. Ada getar gemetar di dalam nadi dan detak jantung. Hari ini Bap, Bapak kontrol lagi ke rumah sakit, dan hari ini diberitahu keputusan jadwal operasi. Entah ingin menangis, atau malah sebenarnya aku sudah menangis, tanpa aku tahu...

Jalanan terasa lengang, padahal padat. Semua terasa lengang, padahal penuh kesibukan. Di kantor pun ada hening menyergap, padahal musik tak henti berteriak di telinga. Rekan kerja banyak bercerita, tapi cuma berupa file kosong diterima oleh otak.

Siang hari, ada pesan dari Pink via sosmed,"Eyang operasi Rabu". Entah kenapa, lemahku menyergap dan habiskan seluruh kekuatan yang ada. Tapi ternyata operasi bukan di hari Rabu, melainkan kamis, dan mulai opname di hari Rabu. Sebagian kesadaran menguap kemanakah??

Bap, usia 75 tahun, operasi ke-3. Bap dengan kanker rectumnya. Bap yang sudah menjalani operasi 2X, sudah menjalani kemoterapi, sudah menjalani terapi sinar, dan juga masih banyak terapi herbal.

Dan dimulai Rabu siang, 13 November 2013, ruangan di kantor tak dijenguk, karena mulai di hari itu ada di rumah sakit, mendampingi dan menjaga Bap, sendiri, sama seperti sebelumnya, dan tak bercengkrama dengan Ngka, Esa, Pink, karena selama Bap di rumah sakit, selama itu pulalah tak menginjakkan
kaki di rumah.

"Sehat dan pulih kembali ya Bap..., amin"

-error-



Comments

  1. Dua hari lagi operasinya ya, Mba. Semoga Bapak diberi kekuatan dan lekas sehat kembali. :)

    ReplyDelete
  2. @mbaK Idah Ceris, amin...iya, dan besok mulai opname, mbak. Makasih doanya...

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI