Skip to main content

error,"Isi blog lagi..!"

Lama banget blog ini ga diusik sama yang punya. Dasar error, punya blog ga diurus, ga diisi dengan tulisan-tulisan yang memang seharusnya jadi warna blog. Siapa sih si error itu? Hehe, gue... :D

Ya ampun, bener deh, susah banget untuk memulai sebuah tulisan lagi. Ya ini gegara imajinasi terlalu lama dikurung di otak yang belagu, sok sibuk, dan akhirnya mandek, macet, lumpuhlah si imajinasi. Sedih banget, sedih banget... :'(. Berusaha keras untuk membuat si imajinasi mau berlari-larian, dan itu butuh tenaga ekstra! Imajinasi mulai muncul, tapi bener-bener ga utuh, sepotong, dan berhenti sebelum setengah permainan. Draft demi draft bermunculan, dan selalu jadi draft. Membuka, dan membaca draft, dan tetap jadi draft. Sedih banget! Tapi gue ga menyerah, pantang mundur, kudu maju..., pantang ga maju...

Akhirnya kemarin, hari Minggu, 19 April 2014, ada kumpul-kumpul blogger di Summarecon Bekasi, acara One day tour with blogger, mulai pukul 10.00 - 15.00. Teorinya sih memang sampai pukul 15.00, prakteknya siih lebih... hihihi... :D. Pesertanya ya blogger.

Bloggernya keren-keren... Semuanya blogger aktif, yang tulisannya bagus semua. Sedangkan gue? Waduh, malu banget bener... Blog gue lama cuti diisi, dan lama ga disentuh.

Gue merasa gue harus mulai lagi dari awal, memulai semangat yang baru, mengisi energi baru untuk imajinasi. Harus, harus..! Gue harus berusaha, apalagi seudah gue ngobrol sama mbak Lidya, mbak Tanti Neng Amalia, dan mbak Elisa koraag, yang pada heboh ngeblognya.

bareng mbak Lidya


bareng mbak Tanti Neng Amalia


bareng mbak Elisa koraag

Dan gue bersyukur bisa mengenal semua blogger hebat ini. Gue jadi termotivasi untuk mengisi blog lagi. Berusaha keras agar imajinasi utuh berlarian, lalu ditangkap, dicerna, dan biarkan jari bicara. Ayo error, error bisaaaa...!!

Setibanya di rumah, gue bercerita tentang obrolan dengan blogger-blogger hebat, juga dengan bangganya menunjukkan cincin dari mbak Tanti Neng Amalia. Cincinnya okeee bangeeet!!

cincin dari mbak Tanti Neng Amalia

Cincin yang tadinya nempel di jari mbak Tanti berpindah ke jari gue. Nah tuh cincin kan pernah merasakan jari mbak Tanti bicara ya, jadi bisa juga sebagai penyemangat untuk jari gue supaya bisa bicara banyak! Lebai? Biarin aja, namanya aja lagi berusaha membiarkan imajinasi berlari-larian dan berusaha menangkap imajinasi, lalu membiarkan jari bicara :D.

Ngka, Esa, Pink, serius mendengarkan cerita gue, dan mereka tertawa sesekali. Beruntung banget gue punya kasapink yang juga mendukung gue untuk bisa mengisi blog lagi. Mereka menyingkir dari laptop (hehe, laptop cuma 1 buah, dan itu digunakan bergantian untuk berempat), membiarkan gue menggunakannya.

Hasilnya? Ngos-ngosan :D, lumayan pusing karena si imajinasi dipaksa lari, dan jari dipaksa bicara. Tapi blog ini jadi ada isinya lagi... HOREEE!!

Ceritanya segini aja dulu ya. Cerita lengkap tentang acara One day tour with blogger nya nanti aja ya...


Salam senyum,
error















Comments

  1. Seneng bisa ketemu sama mbak Nita

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku seneng banget, mbak... Bisa ketemu n ngobrol sama mbak blogger yang okeee...!!
      Makasih ya dah mau jadi temenku mbak :)

      Delete
  2. Ah jgn bilang error melulu mbak...ntar error beneran lho....hehe...duh pelukannya erat banget sm mak Elisa....eh eh...jd ngiri pingin ikutan kopdar jg...kpn ya yg disurabaya/sidoarjo...pingin peyuk atu2 emak-emak blogger yg hebat2 itu...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe, nama panggilanku error, mbak :D
      Wah seneng banget bisa ketemu mak Icha. Baru pertama ketemu mak Icha, mbak. Hihihi, sabar, nanti juga pasti ada kopdar di Surabaya/Sidoarjo, mbak ;)

      Delete
  3. selamat menulis lagi mbak. :D

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...