Skip to main content

error,"Sarapan pagi? Luar biasa"

Setiap pagi di rumah gue ada kebiasaan sarapan. Hehe, biasa banget ya, bukan hal yang luar biasa deh kebiasaan sarapan pagi. Iya sih, emang, itu biasa banget. Tapi buat gue, sarapan itu luar biasa. Bayangkan, kalau ga ada yang bisa untuk dimakan saat pagi, ya ga bisa sarapan. Masak? Ga ada apa-apa di kulkas, kosong. Beli dong sarapannya. Lah ga punya duit, mau beli sarapan pakai apa? Dompet kosong, atm ga ada isinya. Jadi, sarapan itu adalah hal yang luar biasa untuk gue yang amat sangat biasa ini.

Pas ada uang, pastinya di kulkas udah ada 'something' untuk dimasak. Entah itu telur, sayuran, atau apa deh lainnya. Masak pagi itu untuk sampai sore, sorenya ya gue masak lagi sepulang kerja. Biasanya sih gue masak yang simpel aja, tapi ada sayuran juga lauknya. Sayurnya yang simpel juga, tumis aja deh, hehe biar cepat matang, dan lauknya juga simpel, yang cepat matang juga. Bisa jadi biar cepat matang tuh masak tumis sayurannya dicampur sama lauknya :D, entah ayam, daging, tahu, pokoknya jadi 1, beres! Itu karena gue juga harus cepat bersiap berangkat kerja. Gue cuma berusaha supaya bisa masak cepat, dan hasilnya bisa segera disantap oleh anggota keluarga di rumah. Mama, Ngka, Esa, Pink, bisa segera makan, setelah masakan matang. Gue kan single parent, jadi semua harus bisa dikerjakan cepat, dan sendiri. Tapi ada juga loh waktu-waktu gue ga masak, digantikan oleh anak gue yang sulung, Ngka yang masak untuk sarapan. Juga masak simpel, seringnya sih nasi goreng dengan banyak sayuran.

Masak ga menghabiskan waktu panjang, cukup 5 menit sampai 10 menit, beres. Bahan dan bumbu-bumbu, biasanya disiapkan sejak malam sebelumnya. Jadi sewaktu pagi sudah siap, tinggal masaknya aja. Bumbu halus sudah siap dalam stoples di kulkas. Hari libur, gue sibuk menghaluskan bumbu-bumbu, seperti bawang putih, bawang merah, menggunakan blender. Sedangkan kalau butuh bumbu yang diiris pun biasanya gue udah iris malam, dan masukkan dalam plastik klip, jadi tertutup rapat. Biasanya sih sayuran juga gue masukkan dalam plastik klip di kulkas.

Itu pas ada uang. Pas ga ada uang? Ya ga usah diceritain di sini ya... Jelas dong ga sarapan, k
an ga ada uangnya, dan jelas ga ada bahan yang bisa dimasak :D.

Untuk gue, sarapan itu luar biasa, karena berarti ada rejeki GUSTI di pagi hari untuk Ngka, Esa, Pink, juga mama.

Udah sarapan? Hehehe, gue sih belum... Gue cuma masak, tapi gue sendiri ga sarapan, karena gue ga mau mengurangi jatah makanan yang ada untuk kasapink dan mama.


Salam senyum,
error



"Tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway Yuk Menulis Part 1"

l


Comments

  1. memanfaatkan bahan masakan yang ada di kulkas ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ya, mbak. Masak untuk sampai sore kalau hari kerja

      Delete
  2. Hai hai, walau datang terlambat, saya mengucapkan terim kasih sudah ikut berpartisipasi dalam giveaway, Yuk Menulis :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...