Setiap mendengar kata tawuran, rasanya ingin marah. Apa sih yang didapat dari tawuran? Ada masalah apa sih sampai akhirnya terjadi tawuran? Beberapa kali sewaktu pulang kerja, motor terhenti, macet, karena ada tawuran pelajar. Aargh, apa yang dicari para pelajar sebenarnya? Apa iya jadi pintar gegara ikut tawuran? Ga banget! Gue yang single parent, seorang sahabat, seorang ibu bagi 3 anak gue, rasanya jengkeeeel banget sama pelajar yang tawuran! Ga ngerti ya mereka itu, bagaimana kerasnya usaha orangtua agar mereka bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik, agar mereka bisa meraih cita-cita mereka, bisa mendapat pendidikan yang memang selayaknya mereka dapat. Eh mereka malah seenaknya sendiri mengisi hari dengan tawuran yang konyol. Gue ingat anak-anak gue, ngka, esa, pink, yang masih dalam tumbuh kembang. Ufh, ga jadi hebat karena tawuran, itu yang ga terpikir oleh mereka yang tawuran, mungkin. Ah, gue jadi ngomel sendiri deh... (haha!)
Jadi teringat kejadian sewaktu pulang kerja. Di perjalanan, gue lihat beberapa motor berbalik lagi, ga meneruskan perjalanan. Gue tetap aja tancap gas, terus...! kasapink menunggu di rumah, kalau berbalik, hmm.. memakan waktu yang lebih lama untuk sampai di rumah, dan tentunya gue juga jadi lebih cape. Oops, ternyata ada tawuran! Gue yang selalu geregetan sama yang namanya tawuran, menghentikan motor, gue standard, lepas helm fullface, dan berteriak ke mereka "peserta tawuran","WOOI, BEREHENTI!! PULANG LO SEMUA!! IBU LO NYARIIN LO SEMUA!! GOBLOk LO SEMUA!! GOBLOk LO TAWURAN GINI!! PULANG LO!! PULANG!!", gue berteriak sambil mengacungkan helm tinggi-tinggi. Gue tau, ini tindakan konyol. Tapi siapa yang mau menghentikan tawuran ini? Menunggu polisi datang? Ga ada polisi yang datang, ga ada seorang pun yang berusaha menghentikan. Padahal harus ada yang menghentikan, harus ada yang menyentak mereka bahwa tawuran itu ga banget!! Dan cuma ada gue, seorang ibu yang miris melihat tawuran. Sebenarnya ga cuma sekali itu gue lakukan hal seperti itu. Beberapa kali gue ambil tindakan semacam itu, sewaktu gue berpapasan dengan tawuran pelajar. Dan anehnya, mereka mendadak sontak berhenti tawuran. Aneh kali ya, ada ibu-ibu hentikan motor, standard motor, copot helm fullface, lalu berteriak dengan marah pada mereka, sambil acungkan helm! Hahaha, tapi biar deh ga apa-apa... Toh akhirnya bisa menghentikan tawuran yang sedang berlangsung. Tapi kan ga mungkin ya, setiap ada tawuran gue nongol, JRENG JRENG JREEEENG!! Hahaha..!!
Tanggung jawab siapa ini semua? Tanggung jawab siapa pelajar jadi suka tawuran? Ga usah saling menuding, dimulai dari diri sendiri aja yuk, untuk tidak menyimpan dendam, tidak menyimpan amarah, apalagi memperbesar amarah, tidak menyimpan iri dan dengki. Hal baik pasti menular, lah wong hal buruk aja bisa menular, apalagi hal baik, ya ga sih? Yuk ah berdamai dengan keadaan, berdamai dengan hari, berdamai dengan hidup, berdamai dengan hati. Caranya? Sama-sama yuuk kita bersyukur, syukuri apa pun yang kita hadapi dan kita jalani. Bukan menyukuri orang lain,"SUkUR LO JATUH!!", hahaha!! Itu ga banget!!
Tawuran? Jangan ada lagi, ga ada lagi, amin...
Salam senyum,
error
Jadi teringat kejadian sewaktu pulang kerja. Di perjalanan, gue lihat beberapa motor berbalik lagi, ga meneruskan perjalanan. Gue tetap aja tancap gas, terus...! kasapink menunggu di rumah, kalau berbalik, hmm.. memakan waktu yang lebih lama untuk sampai di rumah, dan tentunya gue juga jadi lebih cape. Oops, ternyata ada tawuran! Gue yang selalu geregetan sama yang namanya tawuran, menghentikan motor, gue standard, lepas helm fullface, dan berteriak ke mereka "peserta tawuran","WOOI, BEREHENTI!! PULANG LO SEMUA!! IBU LO NYARIIN LO SEMUA!! GOBLOk LO SEMUA!! GOBLOk LO TAWURAN GINI!! PULANG LO!! PULANG!!", gue berteriak sambil mengacungkan helm tinggi-tinggi. Gue tau, ini tindakan konyol. Tapi siapa yang mau menghentikan tawuran ini? Menunggu polisi datang? Ga ada polisi yang datang, ga ada seorang pun yang berusaha menghentikan. Padahal harus ada yang menghentikan, harus ada yang menyentak mereka bahwa tawuran itu ga banget!! Dan cuma ada gue, seorang ibu yang miris melihat tawuran. Sebenarnya ga cuma sekali itu gue lakukan hal seperti itu. Beberapa kali gue ambil tindakan semacam itu, sewaktu gue berpapasan dengan tawuran pelajar. Dan anehnya, mereka mendadak sontak berhenti tawuran. Aneh kali ya, ada ibu-ibu hentikan motor, standard motor, copot helm fullface, lalu berteriak dengan marah pada mereka, sambil acungkan helm! Hahaha, tapi biar deh ga apa-apa... Toh akhirnya bisa menghentikan tawuran yang sedang berlangsung. Tapi kan ga mungkin ya, setiap ada tawuran gue nongol, JRENG JRENG JREEEENG!! Hahaha..!!
Tanggung jawab siapa ini semua? Tanggung jawab siapa pelajar jadi suka tawuran? Ga usah saling menuding, dimulai dari diri sendiri aja yuk, untuk tidak menyimpan dendam, tidak menyimpan amarah, apalagi memperbesar amarah, tidak menyimpan iri dan dengki. Hal baik pasti menular, lah wong hal buruk aja bisa menular, apalagi hal baik, ya ga sih? Yuk ah berdamai dengan keadaan, berdamai dengan hari, berdamai dengan hidup, berdamai dengan hati. Caranya? Sama-sama yuuk kita bersyukur, syukuri apa pun yang kita hadapi dan kita jalani. Bukan menyukuri orang lain,"SUkUR LO JATUH!!", hahaha!! Itu ga banget!!
Tawuran? Jangan ada lagi, ga ada lagi, amin...
Salam senyum,
error
duuhhh,..iya serem banget denger kata tawuran, semoga gak ada lagi yg tawuran-tawuran ya mak :)
ReplyDeleteamin...
Deleteserem banget, mak. Aku kan lihat sendiri mereka bawa clurit gedeeee...! Bawa rantai motor, bawa gir motor ditali rantai mbak. Hedeeh, serem n miris...
jiwa tawuran itu diwariskan sama senior/kakak kelas. lewat ekskul, mereka "didoktrin" untuk menjaga "harga diri". itu yg ku rasakan dulu.
ReplyDelete"harga diri" yang akhirnya ga berharga lagi... :(
Deleteduh miris...
menakutkan kalau ada tawuran mbak. Mbak Nita hari sabtu ikutan ke Sumareccon ya? nanti kita ketemuan ya
ReplyDeleteIya, mbak, menakutkan, juga sekaligus bikin miris...
DeleteSabtu aku ikut ke sumarecon, mbak. Siiip, ketemuan yaaa :D
Wuaaah, keren banget aksinya! Kalo aku mana mungkin senekat itu, Mak! :D
ReplyDeleteHehehe, saking geregetan, mak. Juga miris rasanya. Aku teringat gimana susahnya aku menyekolahin anak, eh itu pelajar maah pada tawuran... Hehehe, ya gitu jadinya :D
Delete