Skip to main content

error bercerita tentang kelinci periang...


kelinci kecil lincah dan lucu bnama Pinky,melompat riank bsama 2 kelinci yg juga tak kalah lucu dan lincah,Ngka dan Esa. Mereka bermain bersama di rumah kecil milik mereka. Tawa,senandunk,dan begitu banyak celoteh yang menari nari terbawa angin yang lewat. Mereka tak mnyadari bahwa ada kelinci lain yg marah tak suka melihat keceriaan yg ada. 

Hari hari berlalu,dan ceria tak pernah hilang walau hanya sedetik.
'Tok tok tok' suara pintu diketuk. Ada tamu. Ternyata kelinci yg tak menyukai keceriaan datang dengan wajah penuh kesal.
'Jangan tertawa! Tawamu buruk! Jangan bernyanyi! Suaramu tak merdu! Jangan berceloteh! Itu tak lucu!'
Oohh...itu mengejutkan mereka. Menunduk sedih 3 kelinci periank lincah lucu.
kmudian hari dilalui dengan senyap. Tak ada canda,tawa,juga cerita. Cuma sunyi, merekapun tak melompat lompat lagi... Angin yang lewat tak lagi membawa serta ceria.yg ada hanya kemuraman.
kelinci yg merasa tganggu dgn keceriaan mereka akhirnya merasakan bahwa hidup ini amatlah sepi karena tak ada ceria lagi...lalu pergilah kelinci itu ke rumah 3 kelinci periank... 
'Tok tok tok'pintu diketuk...
'Bernyanyilah, tertawalah, berdendendanglah, tersenyumlah, berceritalah tentang segala hal. karena kalian mewarnai hari-hariku lewat nada itu. Biarkan angin menghembuskan kceriaan kalian'
klinci periank amat suka cita. Mereka tersenyum, menari, tertawa, berdendank, dan bercerita banyak. Angin menyampaikan keceriaan ke seluruh pnjuru...




*salam cinta ku utk kelinci2 periank ku...* Ngka, Esa, Pink


Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...