Skip to main content

error dan kisah siput, kancil, dan danau yang indah

kancil bersahabat dekat dengan siput. keduanya saling mengasihi. kancil dengan hentakan-hentakan lari yang terlihat amat cepat, dan siput yg terlihat lambat tapi pasti merambat maju.
Mereka habiskan waktu bersama. Bercerita banyak tentang pengalaman hidup yang dialami. kancil yang cerdik seringkali berkata,'Aku tahu maksudmu siput. Aku jauh lebih tahu'. 

Siput hanya diam, dan tersenyum dalam hati, karena siput tahu, kancil hanya menyombongkan diri, padahal tak tahu apa-apa tentang hidup seekor siput yang amat lambat bergerak dalam perjalanan hidup yg dinikmatinya. Seringkali rumahnya pecah, tapi didapatnya rumah baru karena kegigihannya. Berbeda dengan kancil yang besar, dan kadang sombong.

Dalam perjalanan mereka berdua, kancil berkata,'siput yg cantik, kita akan menuju danau indah. Di sana tempat yg cocok untuk kita berdua'. 

Siput menyetujui, dan bergerak lambat tapi pasti menuju danau. kancil yg lincah seringkali menghilang, pergi dan kembali. Siput tetap pada tujuan, danau yg indah.

kancil berkata pada siput,'Untuk mencapai danau indah adalah mudah bagiku. Saat ini juga kubisa mencapainya...'. 

Siput diam mendengar itu. Tapi dilihatnya kancil selalu pergi berbalik arah, atau tertidur waktu siput merambat pelan menuju danau...

Siput pernah berkata pada kancil,'Dimanakah kamu saat kumerambat dan merangkai angan tentang danau indah itu, duhai kancil? Aku slalu merambat sendiri dan selalu melihatmu pergi, tertidur, dan tampak tak perduli. Lalu kembali dengan rindu yang kudengar dari bibirmu'.

kancil tertawa,dan menjawab,'Percayalah padaku. Aku ada di sisimu setiap waktu, dalam hatimu. Begitu juga kamu siput, ada dlm hatiku'.

Selalu dan selalu dengan rindu dari bibir yg sama. Siput merambat. Perjalanan menuju danau amatlah jauh. kancil memberi arah yg memutar. Selalu kmbali di tempat yang sama. Siput amat lelah. Tapi tetap dijalaninya semua itu, demi kancil dan danau indah untuk mereka berdua.

Hujan lebat saat merambat, dan kancil entah ada dimana. Petir menggelegar meledakkan seluruh kekuatan siput, tapi siput tetap merambat, dan kancil entah kemana. Hanya ada suara kecil menyampaikan tentang kerinduan. Siput menunduk dan mulai terisak, tapi tetap merambat...sendiri.
Suatu hari, siput merasa amat lelah. Dipanggilnya kancil dengan lemah. Didapatnya sebuah jawaban lewat angin. Siput meminta jalan yang lebih singkat menuju danau, karena yakin kancil pasti mengetahuinya. Tapi lagi-lagi hanya jawaban lewat angin...'Teruslah berjalan, kita akan bersama di danau indah...'

Siput merambat, terisak, dan kelelahan. Nafasnya mulai melemah, angan tentang danau indah masih membayang, tapi lalu mulai samar, dan menghilang bersama nafasnya yang terbang dan juga menghilang.

Danau indah entah ada dimana. kancil pun entah ada dimana. Yang ada cuma siput tergolek tanpa jiwa...

Jika kamu bertemu kancil, katakan padanya bahwa siput amat mencintainya, tapi tak lagi sanggup pergi menuju danau indah, karena raganya dinginlah sudah...



-error-


Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...