Skip to main content

error dan job description-nya manusia...

Error mau bicara tentang job des manusia. Haha, belagu banget ya gue ni. Pernah ga pusing karena mikirin hidup? Ah pasti bukan pernah lagi kan? Tapi sering, bahkan setiap kali ya. Target yang ga tercapai, keinginan yang belum bisa terpenuhi, dan masih banyak lagi.
Sebenarnya hidup itu simple. Wehehe, benar-benar belagu ya gue? Ga apa-apa deh, belagu sedikit. Tapi gue bilang simpel tu bukan berarti gue anggap gampang. Ga. Ga gampang, tapi simpel. Dasar error, ga gampang kok simpel. Mana bisa gitu ya?

Gini nih... 

Ditinjau dari ilmu ke-error-an yang gue punya (haha!!), hidup itu gampang, kalau kita menjalani job des manusia secara wajar. Jangan over lapping sama job des GUSTI ALLAH.

Diumpamakan kehidupan yang kita jalani ini adalah pekerjaan kita, kita adalah pegawai, Owner hidup ini adalah GUSTI ALLAH. Hidup adalah perusahaan yang dimiliki SANG OWNER. 

Pasti semua pegawai di perusahaan Hidup ini punya job des. Apa sih job des nya?? Menghadapi dan menjalani apapun yang terjadi dalam hidup, melakukan nya dengan maksimal.

Job des SANG OWNER pastilah TERBESAR. Berpikir bagaimana caranya perusahaan hidup yang ada ini berjalan dengan baik, dan memikirkan kesejahteraan pegawai yang ada.

kita pegawai, ga ada job des kita untuk berpikir dan memutuskan. GUSTI ALLAH berkehendak, GUSTI ALLAH yang memikirkan apa yang pantas untuk kita, dan GUSTI ALLAH yang memutuskan segala sesuatunya untuk kita. kita cuma harus menghadapi dan menjalani aja, juga berusaha melakukan segala sesuatu dengan maksimal. Semua orang juga pasti tau kallimat "kITA BERENCANA TUHAN MENENTUkAN". Lah ya itu kuncinya. Menentukan tu berarti ya yang mikir tentang semua ini. 

Sedangkan kita biasanya punya target kan ya? Mau ini dan itu, harus bisa begini dan begitu. Dan sewaktu ga tercapai, stress melanda deh. Stress bisa berwujud macam-macam. Marah, sakit, dan masih banyak lagi. Waduh, itu namanya dah over lapping sama job des GUSTI ALLAH! kan tugas kita bukan menentukan berhasil atau ga. Berusaha maksimal, itu job des manusia. 

Jadi sewaktu punya target meraih sesuatu, jangan lupa punya target juga untuk bisa menerima segala sesuatu yang terjadi, menghadapi, menjalani yang ada dengan tenang. Sudah maksimal? Ya sudah. Itu dah bagus banget.

kalau jadi stress karena ga tercapai, ya ingat aja, itu over lapping sama job des GUSTI ALLAH SANG OWNER HIDUP. 

Sekali lagi, ini menurut gue. Berbeda? Ya ga apa-apa. Tapi ini yang gue yakini sejak dulu sampai sekarang. 



Salam Senyum,

error




Comments

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...