Skip to main content

error,"Sungai jernih dekat rumah"

Terbayang banjir gegara sungai yang penuh sampah, kotor, tak dijaga dengan baik. Airnya hitam, dan pastinya banyak penyakit. Jadi teringat banjir yang pernah melanda. Dan itu benar-benar melumpuhkan lingkungan perumahan.

Foto ini diambil 18 Januari 2014, air banjir di dalam rumah lebih tinggi dari ini

Itu dulu, dan disebabkan oleh kurangnya resapan air, tidak ada saluran air yang bagus, sungai yang juga menambah masalah. Sungai yang melewati perumahan penuh sampah. Heran juga kenapa masih saja hobi membuang sampah di sungai, ya? Padahal sudah tahu secara pasti, itu mengakibatkan banjir. Juga kenapa pembersihan sungai kalau sudah masuk musim penghujan? Bersih itu sehat, dan itu bukan omong kosong. Ngeri juga kalau mengingat banjir. Air banjir yang kotor, yang jelas dicemari berbagai kotoran, penyakit.

Nah sekarang, dekat rumah gue yang baru sebulan gue tempati bersama Ngka, Esa, dan Pink, ada sungai, mungkin kurang lebih 200 meter, jarak rumah dengan sungai. Sungai yang jernih, bersih, dan indah untuk dipandang. Pokoknya benar-benar keren banget! Narsis dengan latar belakang sungai, wah indahnya pakai banget! Setiap hari gue melewati jembatan yang melewati sungai. Berangkat kerja, berbelanja ke pasar, semua itu melewati jembatan atas sungai, dan selalu saja membuat gue terdiam sejenak melihat sungai tersebut. Gue belum pernah punya kesempatan mendokumentasikan sungai jernih, bersih, indah nan keren itu. Hingga akhirnya tadi pagi, sewaktu gue dan Ngka berjalan kaki pulang dari pasar, gue meminta Ngka mendokumentasikan sungai dari jembatan yang kami lewati.

Ga ada sampah, ga ada apa pun yang menghalangi aliran sungai. Bersih, amat bersih, hingga bisa berkaca di airnya yang bening, jernih. Weh, bisa dijadikan ajang pariwisata. Mau tahu penampakan sungai yang dekat rumah gue? Ini dia!

Sungai dekat rumah, 10 Oktober 2014

Haha, indah banget kan? Dan gue masih terus berharap, ga akan ada banjir...


Salam senyum,
error






Comments

  1. Tapi kayaknya kok itu sungainya juga kotor ya mbak? Di foto yang kiri kayak ada semacam tumpukan sampah? Yang foto kanan, itu permukaan sungai ditumbuhi tanaman.

    ReplyDelete
    Replies
    1. wehehe, bukan cuma sekedar kotor, tapi kotooorrrr bangeeeet..!! Tumpukan sampah, tumbuhan yang entah apa namanya, semua ada di sana. Benar-benar komplit isi dan toping sungai dekat rumah :D .

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...