Sepi. Ruangan ini sepi sekali. Hanya ada aku. Suara detik jam dinding terdengar keras. Kupandang layar monitor komputer, lalu beralih memandang ke luar, lewat jendela kaca yang persis ada di hadapanku. Angin menyentuh dedaunan dengan lembut, bunga-bunga terlihat segar, dan genit merayu dengan warna-warni yang cerah. Huft, tapi tetap saja aku sendirian di ruangan ini, tak ada seorang pun menemani. Lalu terdengar suara benda berat digeser di lantai bawah terdengar jelas.
Aku duduk diam, waktu berjalan lambat. Detik jam dinding makin terdengar keras di telinga. Langit terlihat agak mendung, berawan abu-abu. Suara benda berat digeser terdengar lagi dari lantai bawah. Siapa yang menggeser-geser benda sejak tadi? Ah sudahlah, biarkan saja. Bisa jadi office boy sedang memindahkan sesuatu, atau mungkin ada kiriman sampel yang banyak dalam peti kemas, hingga lebih baik digeser saja daripada harus menggotongnya. Pekerjaanku masih menumpuk, ada banyak yang harus kuselesaikan. Tenggelam dalam konsentrasi menyelesaikan tugas.
Krieeet...! Uh, suara apa itu? Seperti suara engsel pintu yang harus diberi pelumas. Tapi mana ada pintu seperti itu di sini? Ah biarlah, hanya suara, mungkin halusinasi. Tuk tuk tuk tuk. Suara pelan seperti jari mengetuk meja. Aku hentikan sejenak pekerjaanku. Diam menunggu suara-suara lain yang mungkin akan menyusul terdengar telinga. Ufh, tak ada suara apa pun. Mengapa senyap seperti ini? Lalu kulanjutkan lagi menyelesaikan tugas yang masih menumpuk.
Tiba-tiba aku mendengar seperti suara orang mendengus di sebelahku. Aku menengok ke arah suara tersebut dengan cepat. Ugh, tak ada apa pun! Siapa yang mendengus tadi? Di ruangan ini hanya ada aku sendiri. Lalu terdengar suara air gemericik. Grrrh, suara gemericik air darimana? Toilet jauh dari ruanganku. Tuk tuk tuk tuk tuk, suara jari mengetuk meja terdengar lagi. Aku menggelengkan kepala keras-keras. Halusinasi, ini halusinasi. Lelah, ya, karena kelelahan fisik dan lelah otak, timbulah halusinasi. Ah sudahlah, tak perlu mempermasalahakan halusinasi suara yang kudengar. Kuteruskan mengetik pekerjaan.
Sreeet...! Angin berdesir perlahan menyentuh rambutku. Argh, halusinasi ini semakin menggila saja. Angin! Darimana angin berdesir? Please, jangan berhalusinasi lagi, please, pekerjaan tinggal sedikit, aku berkata pada diriku sendiri. Tuk tuk tuk tuk, suara jari mengetuk lagi. Ugh! Konsentrasi, konsentrasi, ayo Err, konsentrasi, rutukku pada diri sendiri.
Akhirnya selesai juga! Kurapikan file yang menumpuk di atas meja, masukkan ke dalam lemari kaca. Oops, ada seseorang di belakangku! Bayangannya ada di kaca lemari! Aku menengok, tak ada siapa-siapa. Ternyata lelah ini makin menjadi, membuat halusinasi semakin kuat.
Jaket, tas, kunci motor, helm, yup siap untuk pulang. Komputer, monitor, printer, off semua. Ac dan lampu pun sudah off. Kemudian berjalan menuju keluar ruangan, mengunci pintu ruangan yang terbuat dari kaca. WHAAT?? Ada sesosok perempuan dan sesosok yang tak jelas wujudnya memandang lurus padaku. Great! Halusinasi lagi... Turun tangga, absen kepulangan, menuju parkiran motor. Great, dua sosok itu hadir lagi di sana! Dengan tak perduli, kustarter motor, lalu kulihat mereka melambaikan tangan,"Sampai besok".
Ya, besok aku akan bertemu lagi dengan mereka, yang lebih baik kuanggap sebagai halusinasiku saja. Sosok berbeda dari dunia yang berbeda, ah, anggap saja mereka tak ada. Toh mereka juga tak mengganggu. Hanya seringkali membuat bulu kudukku berdiri, bergidik, ngeri! Ah, sudahlah...
Salam senyum,
error
Aku duduk diam, waktu berjalan lambat. Detik jam dinding makin terdengar keras di telinga. Langit terlihat agak mendung, berawan abu-abu. Suara benda berat digeser terdengar lagi dari lantai bawah. Siapa yang menggeser-geser benda sejak tadi? Ah sudahlah, biarkan saja. Bisa jadi office boy sedang memindahkan sesuatu, atau mungkin ada kiriman sampel yang banyak dalam peti kemas, hingga lebih baik digeser saja daripada harus menggotongnya. Pekerjaanku masih menumpuk, ada banyak yang harus kuselesaikan. Tenggelam dalam konsentrasi menyelesaikan tugas.
Krieeet...! Uh, suara apa itu? Seperti suara engsel pintu yang harus diberi pelumas. Tapi mana ada pintu seperti itu di sini? Ah biarlah, hanya suara, mungkin halusinasi. Tuk tuk tuk tuk. Suara pelan seperti jari mengetuk meja. Aku hentikan sejenak pekerjaanku. Diam menunggu suara-suara lain yang mungkin akan menyusul terdengar telinga. Ufh, tak ada suara apa pun. Mengapa senyap seperti ini? Lalu kulanjutkan lagi menyelesaikan tugas yang masih menumpuk.
Tiba-tiba aku mendengar seperti suara orang mendengus di sebelahku. Aku menengok ke arah suara tersebut dengan cepat. Ugh, tak ada apa pun! Siapa yang mendengus tadi? Di ruangan ini hanya ada aku sendiri. Lalu terdengar suara air gemericik. Grrrh, suara gemericik air darimana? Toilet jauh dari ruanganku. Tuk tuk tuk tuk tuk, suara jari mengetuk meja terdengar lagi. Aku menggelengkan kepala keras-keras. Halusinasi, ini halusinasi. Lelah, ya, karena kelelahan fisik dan lelah otak, timbulah halusinasi. Ah sudahlah, tak perlu mempermasalahakan halusinasi suara yang kudengar. Kuteruskan mengetik pekerjaan.
Sreeet...! Angin berdesir perlahan menyentuh rambutku. Argh, halusinasi ini semakin menggila saja. Angin! Darimana angin berdesir? Please, jangan berhalusinasi lagi, please, pekerjaan tinggal sedikit, aku berkata pada diriku sendiri. Tuk tuk tuk tuk, suara jari mengetuk lagi. Ugh! Konsentrasi, konsentrasi, ayo Err, konsentrasi, rutukku pada diri sendiri.
Akhirnya selesai juga! Kurapikan file yang menumpuk di atas meja, masukkan ke dalam lemari kaca. Oops, ada seseorang di belakangku! Bayangannya ada di kaca lemari! Aku menengok, tak ada siapa-siapa. Ternyata lelah ini makin menjadi, membuat halusinasi semakin kuat.
Jaket, tas, kunci motor, helm, yup siap untuk pulang. Komputer, monitor, printer, off semua. Ac dan lampu pun sudah off. Kemudian berjalan menuju keluar ruangan, mengunci pintu ruangan yang terbuat dari kaca. WHAAT?? Ada sesosok perempuan dan sesosok yang tak jelas wujudnya memandang lurus padaku. Great! Halusinasi lagi... Turun tangga, absen kepulangan, menuju parkiran motor. Great, dua sosok itu hadir lagi di sana! Dengan tak perduli, kustarter motor, lalu kulihat mereka melambaikan tangan,"Sampai besok".
Ya, besok aku akan bertemu lagi dengan mereka, yang lebih baik kuanggap sebagai halusinasiku saja. Sosok berbeda dari dunia yang berbeda, ah, anggap saja mereka tak ada. Toh mereka juga tak mengganggu. Hanya seringkali membuat bulu kudukku berdiri, bergidik, ngeri! Ah, sudahlah...
Salam senyum,
error
Comments
Post a Comment