Pulang kerja, si muntu udah ketemu. Eh, tahu ga muntu tuh apa? Muntu itu ulek-ulek untuk ngulek sambal atau ngulek bumbu. Tadi pagi menghilang, ngumpet. Senang banget sewaktu diberitahu si muntu sudah ditemukan. "Muntu, jangan nakal lagi ya...!".
Setelah ada muntu, diputuskan untuk membuat bacem gembus. Disambut meriah oleh Ngka.
"Ulek bawang putih", kataku pada Ngka, lalu Ngka mengulek bawang putih. Jangan salah, Ngka itu asisten masak gue yang bisa diandalkan loh. Seberapa banyaknya bumbu, itu feeling Ngka yang digunakan.
"Terus apa lagi?", tanya Ngka.
"Udah, itu aja. Gula jawa disisir, ketumbar halus udah ada, asem jawanya tuh, daun jeruk, daun salam, kecap. Lengkuasnya habis, ga usah pakai lengkuas ga apa-apa", ujarku.
Ditumislah bawang putih halus oleh Ngka, lalu diberi air. Ada yang menggunakan air kelapa untuk masak bacem. Tapi, ga usah juga ga apa-apa. Sesudah itu masuklah ketumbar halus, yang seperti biasa tanpa standard kuantitas, feeling aja seberapa banyak digunakannya :D . Gula jawa, asam jawa, daun jeruk, daun salam, gembus-gembus, lalu beri kecap. Ngka, Esa, dan Pink, lebih suka banyak kecap. Tapi malam ini ternyata kecap kurang memadai persediaannya, dan ga tega mau minta salah satu anak ke warung untuk membeli kecap. Sudah, gitu aja. Tinggal tunggu sampai airnya habis di penggorengan.
Ngka bolak-balik memeriksa ke dapur, apakah sudah kering atau belum tuh masakannya. Sedangkan gue, ya ada di depan laptop, ngeblog :D . Pink dan Esa asyik menonton televisi. Berkumpul di ruang tamu, asyik dengan kesibukan masing-masing, tetap mengobrol, komen sana dan sini, dan hmmm, Ngka kembali lagi ke dapur untuk cek masakannya.
Harum bacem sudah mulai sampai di hidung. Ya iyalah, masa sampai telinga. Yang menghirup harumnya bacem ya hidung. Atau adakah yang menghirup menggunakan telinga?
Sambil menunggu gembus bacemnya matang, obrolan makin seru, sambil menonton.
"Ma, mulai sat", kata Ngka. Sat itu maksudnya, mengering.
"Dibolak-balikkin gembusnya", ujar gue pada Ngka, sambil ini, ngetik artikel ini :D .
Ngka kembali lagi ke ruang tamu, tempat aktivitas kami berempat sehari-hari.
"Sudah selesai?", tanya gue.
"Belum", jawabnya.
"Udah tuh, coba lihat".
Ngka kembali lagi ke dapur, lalu terdengar sreng, sreng, sreng dari arah dapur. Ga lama kemudian, Ngka muncul lagi di ruang tamu.
"Belum?".
"Belum".
Ngka berlari ke dapur, kemudian membawa piring berisi nasi dan gembus bacem.
"Sudah matang?".
"Sudah. Ini Ngka makan", jawabnya sambil tersenyum.
Horree, gembus bacemnya sudah mataaang!! Makan yuuk... :D
Comments
Post a Comment