Skip to main content

...error dan konsep acara pernikahan error...

Nikah, siapapun juga tau itu pasti menghabiskan biaya banyak. Undangan, tempat, konsumsi, belum lagi hal-hal lain. Weh, biaya yang keluar pasti ga sedikit. Gw jadi ogah mikir deh untuk menikah lagi. Anak gw kan banyak, mending untuk anak gw aja tu biaya. Haha

Jadi akhirnya ada pikiran konyol yang bermain-main di otak gw dan ternyata jugaada di otak anak-anak gw tentang konsep perayaan pernikahan kalo gw nikah lagi. Hahaha...#grrrh...rasanya sii gw ga mau nikah lagi

Waktu itu ada resepsi pernikahan saudara,n Ngka beranggapan bahwa itu menghabiskan biaya besar, padahal seudah perayaan pasti banyak biaya hidup lagi. Ngka berpendapat, untuk apa acara pernikahan sebesar itu yang sewa gedung, undang banyak orang yang dia lihat menghamburkan biaya, menghamburkan konsumsi sedangkan ada banyak orang di luar sana lapar. That's good thinking menurut gw. Beberapa kali Ngka gw ajak ke resepsi pernikahan teman, sahabat atau saudara. Sederhana aja sii yang ada di pemikiran, bahwa pernikahan adalah awal pembuka hari yang begitu panjang, pernikahan itu pintu menuju hal-hal yang begitu banyak sesudah pintu terbuka. N hasilnya kita berdua sama, merasa sayang dengan biaya yang dikeluarkan. Ya iyalah, gw terbiasa fight sendiri, single parent, single fighter, untuk 3 nyawa kecil tercinta. Semua harus diperhitungkan matang. Ngka juga ngerti banget gimana gw berjuang untuk berempat, khusunya untuk mereka bertiga.

Dari omong-omong, yang berawal... 

Ngka :'kalo mama nikah, mau ngundang sapa ajah? Jangan banyak-banyak. Dikit ajah'

Gw :'kita berempat ajah ya ka? Ga sah undang sapa-sapa'

Ngka :'Iya yah,kita-kita aja'

Gw :'Makan nasi kucing'

Ngka :'Haha'

Gw :'Gitu ajah ya?' sambil nyengir

Ngka :'Iyah ya ma'

kita ngobrol banyak tentang itu. N berujung di...

"kalo gw nikah, undangan gw sebar di jejaring sosial...Makan-makan di media nya jejaring sosial, untuk tanda ucapan nikah gw, silakan transfer ke rekening gw..."

Hahaha!!

Jangan salah, undangan pernikahan da ada, cuma nama penganten cowo nya masi kosong. Hahaha...!!

Ow dear, haha...

Salam Senyum,
error






Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI