Skip to main content

error dan sms jawaban panggilan psikotest yang mencengangkan!WEK!!!



Ada senyum berhubungan dengan panggil memanggil calon karyawan untuk psikotest n wawancara...
Sekarang mengundang calon karyawan untuk datang ikut psikotest dan wawancara tu ga serumit dulu yang by post. Tapi cukup dengan sms ke no hape yang mereka punya aja. Kalau di sms gagal, biasanya baru gw menghubungi mereka by phone. Di akhir sms gw selalu minta mereka konfirmasi tentang kesediaan mereka untuk hadir di hari dan jam yang sudah ditentukan. Sms selalu dibalas oleh calon karyawan, bisa hadir atau tidak bisa hadir di waktu yang sudah ditentukan. Ada yang tanya alamat lengkap kantor, ada yang menjawab dengan penuh kepastian bisa hadir, ada juga yang menjawab dengan menyesal tidak bisa hadir karena sudah bekerja, ada juga yang minta reschedule karena di hari itu mereka tidak bisa hadir, tapi berminat untuk mengikuti psikotest dan wawancara. Bahasanyapun beragam. Ada yang dengan gaya bahasa formal, ada yang bergaya bahasa santai seperti ngobrol sehari-hari dengan temannya. Semua itu gw baca dengan senyum. Tapi kejadian beberapa waktu yang lalu ada jawaban sms undangan psikotest dan wawancara yang gw kirim ke calon karyawan yang bikin gw tergelitik..."Mbak Nita Yth, maaf saya gbs datang untuk psikotest dan wawancara karena ortu ga punya ongkos untuk saya datang ke kantor mbak". Membaca jawaban sms itu, gw tersenyum lalu tertawa...! Hm, apa ga seharusnya dia berusaha untuk transportasi ke kantor gw karena dia apply cv, dan juga dilihat dari usianya yang sudah dewasa, dan sorry, gender nya male alias cowo. Menurut gw, orang ini ga da usaha untuk masa depannya sendiri, dan malah menyalahkan orang tua!

Ini pelajaran bagus untuk ga ditiru...berusahalah, berjuanglah untuk apa yang diimpikan...jangan berharap dan bergantung pada orang lain, apalagi menyalahkan keadaan.




Salam Senyum,




errror

Comments

  1. selamat siang mba nita, saya kebetulan lagi buka lowongan untuk toko saya, nah surat lamaran sudah masuk, tapi saya masih bimbang untuk mengundang wawancara via telp atau sms atau fb? menurut mba nita bagaimana? kalo bisa sih dijawab disini atau melalui email mba ke x.sist.comp@gmail.com aja. terus kira2 untuk wawancara apa saja yang perlu ditanyakan ke calon karyawan?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh mas, maap banget aku baru buka lagi blog ini, jadi baru aja baca pagi ini. Mengundang wawancara bisa via apa saa, selama bisa ditangkap dan dimengerti oleh si pelamar, mas. dijelaskan gamblang kapan waktu dan tempat wawancara akan dilaksanakan. kalau via sms, di akhir sms mas tulis agar mereka konfirmasi bisa hadir untuk wawancara atau tidak, krn ini juga menjelaskan sms sapai di tangan yg dituju atau tidak. Aku ga menyarankan via jejaring sosial, mas, walaupun ga apa-apa juga sih. Tapi lebih baik via telp, atau sms aja. yang ditanyakan tentunya mereka tau ttg loker darimana, pengalaman dan basic pendidikan mereka sesuai ga dgn posisi yg dibutuhkan, juga mas perlu membuat rincian pegawai seperti apa yg diharapkan utk di posisi tersebut, jadi mas bisa menyeleksi dengan lebih baik. selamat menyeleksi, mas. maaf banget aku terlambat menjawabnya.
      salam senyum,
      error

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI