Skip to main content

...error n kendi n party...



kendi party adalah hari bahagia seorang sahabat, saudara gw. Gw sebut kendi party coz di hari itu gw berniat ngasih kendi isi uang logam. Ada banyak dari kita yang menyepelekan uang logam, uang logam tu apa sih? Uang yang nominal kecil, sering dibuang, terbuang, layaknya ga berharga. Padahal siapapun tau, kurang seratus rupiah pun ga kan jadi semiliar. Tapi itu cuma jadi omongan basi, walaupun siapapun itu pasti mengakui kebenarannya.
Gw nyari uang logam pengisi kendi juga merasakan susah banget!! Padaha biasanya juga ga dicari. Ufh ternyata susah banget. Baru bener-bener terasa ternyata memang bener susah banget untuk cari uang. Dan terasa begitu berharganya saat menukar uang yang nominalnya cukup berharga menurut kebiasaan menjadi uang logam. Sewaktu orang-orang yang gw datangin untuk menukar uang dan mereka keluarkan uang ogam dari kantong, dari bungkusan, gw jadi tersentak. Betapa tidak bersyukurnya gw...gw lebih beruntung dibanding mereka, n masih aja suka mengeluh...(ampunin ku ya GUSTI...)

Sesudah uang logam yang dicari beberapa hari oleh gw n anak-anak gw lumayan terkumpul banyak, gw cari dimana ada yang jual kendi. Temen gw kasi tau gw, di Pasar Enjo Jatinegara ada yang jual kendi. Pulang kerja gw n ngka pergi ke sana guna beli kendi. Ternyata kendi susah dicari. kalah dengan barang-barang yang modern yang mudah banget nyarinya. kendi gw beli seharga Rp. 20.000,-. Gw rasa itu sepadan dengan nyari tanahnya, ngebentuknya, juga jarang orang yang beli. kendi termasuk barang antik, langka. Bawa kendi juga harus hati-hati, perjalanan dari Pasar Enjo ke rumah masih jauh, apaagi gw n ngka masih mau mampir lagi cari barang yang ngka butuhin. Hati-hati, dan selamat sampai rumah.
Dan ternyata jadi masalah. Lubang kendi cuma bisa untuk masuk uang logam Rp. 50,-, Rp. 100,-, Rp. 500,- kuning, Rp. 1000,- putih. Sedangkan gw punya banyak uang logam Rp. 500,- putih, Rp. 1000,- besar dan itu ga bisa masuk!! Malam itu juga tugas ngka hunting uang logam lagi, coz besok kendi mau gw kasiin. Hasilnya ngka bawa lumayan banyak uang logam lagi. kendi ga terisi penuh, amat disayangkan. Tapi itu jadi sebuah pellajaran berharga bagi gw untuk lebih menghargai hal-hal kecil.
Sebenernya tujuan gw mau kasih kendi isi uang logam coz gw pengen kasi sesuatu yang ada perjuangannya yang bener-bener terasa berjuang, n ternyata emang bener-bener perjuangan, n semakin menyadarkan gw bahwa dalam hidup memang butuh perjuangan. Bagi gw, kendi itu punya makna hidup, dan uang logam adalah pengisi hidup. Bagaimana kita mengisi hidup yang ada. Hidup menjadi terisi penuh bukan karena hal-hal besar, tapi menjadi penuh dengan hal-hal kecil yang kita lakukan. Hal kecil bukan berarti ga punya nilai. Bagaimana kita harus menghargai semua hal yang ada. Ternyata hal yang menurut kita lebih besar dan bagus, belum tentu bisa masuk dan mengisi hidup kita menjadi lebih berarti dan penuh. Ini juga termasuk dallam persahabatan persaudaraan. Gw mw sahabat gw, saudara gw ini memiliki satu barang yang bener-bener dari hasil gw berjuang. Dan itu juga arti persahabatan persaudaraan yang gw punya untuk dia. Semoga dia mengerti akan hal ini. Gw yakin sii...dia tau maksud gw.

Hari 'H' tiba, gw n ngka bersiapsiap pergi ke tempat acara. Sesampai di sana gw bahagia banget ketemu sahabat saudara gw tu. Gw bahagia karena gw tw dia sedang dalam kebahagiaan yang amat dalam. Bahagia selalu,sist...amin. Doa gw untuk lo...

Party berjalan indah. Berbincang, bercanda, makan bareng, narciss ria (eh jangan salah, bukan gw doang yang narciss. Sahabat saudara gw itu juga salah 1 penganut paham narciss... Haha, sorry sist...), di hari bahagianya.
Ada banyak kebahagiaan gw rasakan hari itu... Ah sist, gw tw lo bahagia, n semoga kebahagiaan itu ga kan pernah hilang dari hidup lo,amin...
Ga terasa waktu dilalui, dan gw harus say... "I have 2 go home now". Masih banyak hal yang harus gw kerjakan. 

Ok sist, bahagia selalu,amin...

Salam Senyum...,
error










PS :) makassii ngka da nemenin mama...makassii esa n pink yang da jaga eiank di rumah...



Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI