Skip to main content

...error tomboy? bukan. error cuma praktis...



Ada banyak temen yang berkata pada gw bahwa gw itu tomboy n macho. Gw ketawa.

Gw sebenernya bukan seorang cewek tomboi apalagi macho. Gw cuma seorang yang praktis. Praktis-praktis ajalah. Ada yang berani kurang ajar ya praktisnya dilawan. Praktis lagi ya ditampol ajah deh. Haha... Bukan macho gw rasa, tapi salah satu bentuk protect diri ajah. Coz gw kan sendirian, n masih harus ngelindungin 3 nyawa kecil n juga ngelindungin mam n bap. Gw yang harus bisa lindungin. Ga da siapa-siapa lagi, cuma ada gw. N sure, i'm not a macho loh ya... Gw ga akan pernah berantem ama sesama cewek. Malu-maluin, ga pada tempatnya gw ngelawan cewek. Cuma akan membuka peluang para cowok menyakiti cewek aja nantinya. Gimana cowok mau melindungi kalo sesama cewek aja berantem? Ga pada levelnya gw berantem ma cewek. Gw dulu terbiasa push up n sit up, jadi otomatis gw lumayan terlatih dibanding cewek-cewek temen gw kan. Tapi sekali lagi gw bukan macho. Cuma seorang yang berusaha melindungi orang-orang terkasih...

Praktisnya kalo pergi dikejar waktu ya naik motor. Praktisnya lagi ya ngebut. Kalau pelan-pelan ya kapan sampainya di tempat yang dituju. Itu alasannya. Sebenarnya sii gw ngerasa lebih nyaman ngebut karena gw pengen semua cepat selesai n bisa cepat kumpul dengan orang-orang terkasih di rumah. Jadi gw bukan macho. Gw cuma pengen cepat berkumpul ma Ngka Esa Pink...(mama cinta kasapink)

Praktis dalam berpakaian. Pakaian cewek memang bagus-bagus. Tapi gimana caranya gw pake rok kalau gw harus pergi jauh kemana-mana untuk urus semua keperluan mam, bap, juga kasapink kalau naik motor pakai rok?? Ga memungkinkan.

Sepatu kets dan boots gw pake karena lebih aman dipakai sewaktu naik motor. High heels? Bahaya banget! Kets n boots melindungi kaki gw dari panas matahari, becek, juga bahaya yang lain. Otomatis gw ga beli sepatu high heels, karena mau dipake kapan? Gw kan ngurus apa-apa sendiri, pergi kemana-mana sendiri, n naik motor sendiri.

Rambut pendek? Ufh...itu juga karena salah satu kepraktisan. Ga perlu waktu banyak untuk menyisir rambut. N juga rambut jadi ga rusak, karena gw pake helm setiap saat yang bisa merusak rambut gw.




Gw juga seneng dandan, tapi sekarang ga da waktu yang cukup untuk gw. Gw masih harus urus banyak hal, yang jelas cuma gw yang harus urus itu. Ga da siapa-siapa lagi.




Beruntunglah cewek-cewek yang punya waktu untuk dirinya sendiri, punya waktu untuk mengurus dirinya, punya waktu untuk berdandan, punya waktu untuk isa menikmati kecewekannya. Bersyukurlah, karena ga semua cewek bisa menikmati itu. Contohnya...gw...

Gw praktis karena gw harus berpikir, bersikap, bertindak praktis, tepat juga cepat.










Salam Senyum,
error

Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI