Skip to main content

error dan yang manis





Pasti banyak dari kita yang berteman dengan banyak orang tanpa pernah tau siapa orang itu sebenarnya. Pertemanan di dunia maya banyak juga yang ga mengenal sebenarnya temannya itu siapa. Itu ga masalah, selama semua berjalan dengan ketulusan.

Gw juga punya banyak teman yang gw ga tau mereka siapa. Tapi ga masalah buat gw, selama semua berjalan dengan baik, tulus berteman, bagaimana bersikap dalam pertemanan gw rasa itu lebih penting dibanding tau dan mengenal nyata tapi ga bisa n ga mau mengerti tentang pertemanan yang ada. Itu menurut gw, ga tau deh menurut lo gimana.

Gw mw cerita tentang pertemanan gw yang manis...

Gw berteman dengan seorang yang manis berawal di jejaring sosial. Lalu berlanjut chat dan berlanjut di jejaring sosial-jejaring sosial lain dengan orang yang sama. Sejak awal berteman gw ga pernah tau teman gw ini punya tampang gimana. Ga pernah ada fotonya di situ, juga ga pernah ada keterangan apapun tentang dia. Tapi semua berjalan baik-baik aja. Amat baik malah. Gw bisa sharing, bisa bercanda, bisa berkonyol ria. Tetap tanpa tau siapa dia. Untuk gw, itu bukan hal yang penting. Terpenting bisa saling mengerti, mw saling memahami. Itu lebih dari cukup. Beralih ke telefon dan asik bercanda. Dia lebih dari seorang sahabat, lebih dari seorang saudara. Gw merasa nyaman bisa sharing segala hal. Sampai pada satu waktu teman gw menghilang... Hilang dari kehidupan gw, n ga bisa nyari kemana pun... Sedihnya... Gw sedih banget. Tapi ya diem aja.

Lama sesudah itu tiba-tiba teman gw muncul kembali. Horrehorreh dah gw! Tapi keadaan berbeda. Gw nya mungkin yang berbeda. Gw jadi sensi. Tapi lama kelamaan biasa lagi. Gw bisa bercanda, bisa konyol dan konyol ma dia.

Entah karena apa gw pengen tau teman gw ni kayak apa sii... Gw ga pernah tau dia kayak apa. N dia tetep bersikukuh ga mau nunjukkin fotonya. Hingga satu waktu dia kasih lihat dia yang sebenarnya. Gw terharu, senang. Untuk lo yang baca ini, pasti lo juga punya cerita yang hampir sama. Dan gw rasa lo juga sama, menghargai sebuah persaudaraan yang ada tanpa melihat siapa dan apa dia, tapi dari bagaimana orang bersikap.


Untuk orang yang gw maksud, makassii, lo baik banget ke gw...


error tersenyum untuk lo...






Salam Senyum,
error




Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...