Rokok kretek di tanganku hampir habis. kopi hitam pahit masih penuh di gelas besar milikku. Pandangku jatuh ke meja depanku. Seorang perempuan dengan kaos hitam dan celana panjang jeans yang duduk sendiri . Dia sendirian, tidak memesan minuman apapun, tidak memesan makanan apapun, dia tidak bergerak.
Sejak berjam yang lalu aku mellihat perempuan di depan mejaku hanya diam. Jelas aku tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin tentang anak-anaknya di rumah, mungkin tentang orang tuanya, mungkin tentang suaminya, mungkin tentang pacarnya, ah mungkin tentang orang yang dikasihinya, atau mungkin tentang hewan peliharaannya yang hilang. Hey, who knows? Yang pasti perempuan dengan rambut berkucir satu dengan karet hitam itu cuma duduk tidak bergerak sejak tadi.
Pikiranku melayang pada 3 orang terkasih di rumah. Mereka anak-anakku. Mereka anak-anak yang penuh pengertian. Bukan anak yang memenuhi ruang piala, tapi anak-anak yang memenuhi hatiku dengan segenap cinta!
kembali pandangku tertuju pada perempuan di meja depanku. kaos hitam, celana jeans, kucir satu dengan karet hitam, tas selempang kotak-kotak berwarna hitam putih, dan sepasang sendal jepit hitam. Hmm, pecinta hitam rupanya. Sama sepertiku.
Lalu kunyalakan lagi sebatang rokok kretek, dan kuteguk kopi hitam pahit milikku. Ufh, kesendirian ini membuatku ingin berteriak. Tapi tidak kulakukan. Cemen!, rutukku dalam hati pada diriku sendiri. Berteriak tanda kekalahan hanya berlaku untuk seorang cemen, pikirku. Dan aku bukan seorang yang cemen. Hadapi hal yang terjadi, jalani apa yang ada, itu prinsipku sejak dulu. Jangan mengeluh, lakukan semaksimal mungkin apa yang bisa dilakukan.
Tak terasa rokok kretek habis sebungkus, dan kopi hitam pahit di gelas besar juga habis. Tiba-tiba aku merasa muak pada diriku sendiri. Untuk apa rokok kretek berbatang-batang dan bergelas kopi hitam pahit dalam hidupku? Ini bukan penyelesai masalah! Argh! kulempar bungkus rokok kretek kosong sekuat tenaga! kubanting gelas kopi yang telah kosong dan menimbulkan keributan karena pecahannya berhamburan kemana-mana. Tapi aku tak perduli. Aku adalah aku, yang bisa hadapi dan jalani semua yang ada tanpa harus bergelut dengan asap rokok dan caffeine. Tinggalkan ini, teriakku dalam hati.
Dan lalu kulihat perempuan di meja depan terlihat bergerak. Menoleh padaku. YA GUSTI!! Perempuan itu mirip sekali denganku!! Seperti bercermin layaknya. Perempuan itu tersenyum padaku, berjalan ke arahku, dan berkata dengan tenang tapi terlihat sedang menahan emosinya,
"Aku adalah kamu. kamu adalah masa laluku. Menghilanglah dari hidupku, karena aku mencintai diriku. kamu adalah aku, yang tanpa teman hadapi dan jalani semua yang terjadi. Tapi sekarang aku adalah aku yang baru. Aku punya hidup yang baru, yang lebih mencintai kehidupan dibanding dulu. karenanya kumohon, pergi dan menghilanglah. Biarkan aku menjadi sosok baru yang lebih baik..."
Perlahan kusadari aku mulai melenyap... Makin samar, kemudian menghilang... Perempuan itu adalah aku, aku yang menjadi lebih baik...
Salam Senyum,
error
Sejak berjam yang lalu aku mellihat perempuan di depan mejaku hanya diam. Jelas aku tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin tentang anak-anaknya di rumah, mungkin tentang orang tuanya, mungkin tentang suaminya, mungkin tentang pacarnya, ah mungkin tentang orang yang dikasihinya, atau mungkin tentang hewan peliharaannya yang hilang. Hey, who knows? Yang pasti perempuan dengan rambut berkucir satu dengan karet hitam itu cuma duduk tidak bergerak sejak tadi.
Pikiranku melayang pada 3 orang terkasih di rumah. Mereka anak-anakku. Mereka anak-anak yang penuh pengertian. Bukan anak yang memenuhi ruang piala, tapi anak-anak yang memenuhi hatiku dengan segenap cinta!
kembali pandangku tertuju pada perempuan di meja depanku. kaos hitam, celana jeans, kucir satu dengan karet hitam, tas selempang kotak-kotak berwarna hitam putih, dan sepasang sendal jepit hitam. Hmm, pecinta hitam rupanya. Sama sepertiku.
Lalu kunyalakan lagi sebatang rokok kretek, dan kuteguk kopi hitam pahit milikku. Ufh, kesendirian ini membuatku ingin berteriak. Tapi tidak kulakukan. Cemen!, rutukku dalam hati pada diriku sendiri. Berteriak tanda kekalahan hanya berlaku untuk seorang cemen, pikirku. Dan aku bukan seorang yang cemen. Hadapi hal yang terjadi, jalani apa yang ada, itu prinsipku sejak dulu. Jangan mengeluh, lakukan semaksimal mungkin apa yang bisa dilakukan.
Tak terasa rokok kretek habis sebungkus, dan kopi hitam pahit di gelas besar juga habis. Tiba-tiba aku merasa muak pada diriku sendiri. Untuk apa rokok kretek berbatang-batang dan bergelas kopi hitam pahit dalam hidupku? Ini bukan penyelesai masalah! Argh! kulempar bungkus rokok kretek kosong sekuat tenaga! kubanting gelas kopi yang telah kosong dan menimbulkan keributan karena pecahannya berhamburan kemana-mana. Tapi aku tak perduli. Aku adalah aku, yang bisa hadapi dan jalani semua yang ada tanpa harus bergelut dengan asap rokok dan caffeine. Tinggalkan ini, teriakku dalam hati.
Dan lalu kulihat perempuan di meja depan terlihat bergerak. Menoleh padaku. YA GUSTI!! Perempuan itu mirip sekali denganku!! Seperti bercermin layaknya. Perempuan itu tersenyum padaku, berjalan ke arahku, dan berkata dengan tenang tapi terlihat sedang menahan emosinya,
"Aku adalah kamu. kamu adalah masa laluku. Menghilanglah dari hidupku, karena aku mencintai diriku. kamu adalah aku, yang tanpa teman hadapi dan jalani semua yang terjadi. Tapi sekarang aku adalah aku yang baru. Aku punya hidup yang baru, yang lebih mencintai kehidupan dibanding dulu. karenanya kumohon, pergi dan menghilanglah. Biarkan aku menjadi sosok baru yang lebih baik..."
Perlahan kusadari aku mulai melenyap... Makin samar, kemudian menghilang... Perempuan itu adalah aku, aku yang menjadi lebih baik...
Salam Senyum,
error
Mantap mbak ....
ReplyDeletehttp://novaibnu.blogspot.com/
tq...
Deleteq jg da jalan2 Ke blog-mu
siip dehh...
Yang di tutup tempat sampah itu yg masa lalu atau yang masa
ReplyDeleteKini ??? Hehehe
haha..,masa lalu,mbaK
Deleteyang masa Kini dah berubah biarpun blm total
hehe...