Skip to main content

error bercerita,"Si ayam Happy bday ada di piring...".

Gue menempati rumah yang baru bersama Ngka, Esa, Pink, tuh sejak 29 Agustus 2014, dan sejak itu pula gue selalu mendengar suara ayam berkokok, karena tetangga sebelah rumah memiliki banyak ayam dalam kandang, yang ditempatkan di seberang rumahnya, pinggir sawah. Ada seekor ayam yang suara kokoknya unik, seperti sedang bernyanyi lagu Happy birthday. Gue biasanya berduet dengan si ayam. Setiap dia bernyanyi,"Hepi bersdey", gue menambahkan dari rumah,"Tu yu". Dan sungguh, hal yang kecil itu menambah kebahagiaan di hati. Setiap kali gue mendengar si ayam happy bday bernyanyi, gue selalu tertawa.

Setiap hari gue dibangunkan oleh si ayam happy bday. Ya siih, ayam yang lain juga berkokok, tapi ga tahu kenapa, gue baru bisa bangun kalau mendengar nyanyian si ayam happy bday. Rasanya bahagia mendengar nyanyiannya. Ayam yang unik! Tapi gue belum pernah melihat penampakan si ayam happy bday, hanya mendengar nyanyiannya saja.

Tanggal 5 Oktober 2014, hari Minggu, itu hari Raya Idul Adha. Lebaranan dong... Hnah sewaktu tanggal 4 Oktobernya, hari Sabtu, gue mendengar anak tetangga berkata begini,"Pak, potong ayamnya sekarang aja". Deg! Haduh, jangan sampai si ayam happy bday yang dipotong! Gue deg-deg an...

Pagi-pagi, ada ucapan selamat ulang tahun dari Ngka, Esa, Pink. Yup, 5 Oktober, hari Minggu kemarin itu adalah hari lahir gue yang ke-43 tahun. Pagi itu gue ga mendengar suara happy bday bernyanyi, tapi gue ga begitu memikirkannya karena sibuk ngobrol dengan Ngka, Esa, Pink. Sedang asyik mengobrol, ibu tetangga datang membawakan nasi dan lauk. Kan Lebaraaan...! Horre, anak-anak gue nyengir. Lalu cengiran itu terhempas seketika saat melihat paha ayam bagian bawah dan paha ayam bagian atas di piring dari si ibu... Si happy bday!! Gue, Ngka, Esa, Pink, saling bertatapan. Sediiih, iya, sedih! Bertanya-tanya sendiri,"Ini si happy bday? Ini siapa? Ini si happy bday bukan ya?". Alhasil, lauk dari ibu tetangga ga ada yang makan... Utuh seutuh-utuhnya, cuma dipandangi aja oleh kami berempat.

Rasanya seperti diledek, sebulan lebih mendengar kokok happy bday, dan tepat di hari lahir gue, tepat bday-nya gue, si ayam happy bday ada di piring... Ah! Padahal tetangga gue itu punya ayam ga cuma 1 ekor, tapi kenapa pas 'cap cip cup', malah si ayam happy bday yang kena giliran dipotong. Huwaaa, sedih, tapi masa sih gue protes ke tetangga, kenapa yang dipotong bukannya ayam yang lain aja.

Umur ga ada yang tahu... Juga termasuk tentang umur si ayam... Cuma ya hasilnya begini ini, tadi pagi gue bangun kesiangan karena ga ada nyanyian happy bday dari si ayam unik...


Salam Senyum,
error







Comments

  1. Saya bisikkan nyanyian merdu setiap pagi deh he he he
    Again, Happy birthday. May God bless you, honey.

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin.., makasih dhee sayang :)
      suara merdumu ada di telingaku setiap pagi... :) # cuwit cuwiiit :D

      Delete
  2. selamat ulang tahun Mbak... :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena S...