Skip to main content

Blog Review Dari Seorang Error : Rini Ramli,"Buanglah Pikiran Pada Tempatnya"

Sedih banget aku ga punya pasangan me-review blog. Hiks..! Melongo membaca tulisan review teman-teman yang sudah kirim. Nelangsa rasanya... Hiks lagi ah! Hari-hari berlalu tanpa pasangan untuk berpasangan blog review... Hedeh, dalam hati ada sedikit mengeluh,"Masa sih gue ga laku juga di dunia berpasangan blog?". Haha!! Eh lah kok malah curcol...


Akhirnya ada tawaran manis untuk berpasangan dari mbak Rini Ramli yang cantiiik, yang menggunakan nick name Rin... Cuwit cuwiiit, asiik, seneng banget! Tawaran bersambut jingkrak-jingkrak dalam hati. Ya GUSTI lebai banget aku nii... Tapi ternyata saat mbak Rini Ramli sudah setor hasil review blog-ku, aku masih stuck diam melongo karena antrian pemakaian lepi di rumah selalu dapat terakhir dan saat lelah meraja... Hiks, lagi-lagi lebai...! Dan rasanya stress melihat mbak Rin sudah membuat blog review tentang blog-ku. Aaarrgh.., aku belom mengetik apapun, belum memulai... Hedeh..! #tepok jidat tetangga!



Dengan tekad bulat yang membara, semangat yang melebihi dari semangat perjuangan melawan penjajah, karena 'stuck' ini lebih dari penjajah! Ga maju kalau ga bergerak! #Benar kan ya, maju itu harus bergerak. Ditambah rasa malu yang harus dimunculkan dalam jiwa. Malu ga berkarya, malu sama Mbak Rini Ramli yang memberi nama blognya "BUANGLAH PIKIRAN PADA TEMPATNYA". Dan di atas blog tersebut mbak Rin, begitu sapaan cewek cantik ini, ada penjelasan "Hanya sebuah personal blog. Sederhana. Berisi tentang pikiran yang terbuang. Pikiran tertahan, yang dari pada meledak didalam mending dikeluarkan". Setuju banget deh sama yang ditulis sama mbak Rin yang cantik ini. Dan ini salah satu motivator aku langsung geser anak-anakku Ngka, Esa, Pink, untuk,"Wei, mama duluan yang pakai lepi. Minggiiirrrrr...". Haha.., dan berhasil juga dapat geseran antrian lepi dan memulai review.



Apa yang ditulis itu memang mencerminkan diri mbak Rin. Ada tulisan yang berkisah tentang percakapan mbak Rin dan sahabatnya, ada puisi yang diberi label ini bukan puisi yang bercerita banyak hal. Juga ada pengalaman mbak Rini di negeri orang. Tapi yang jelas aku lihat di sini, pribadi mbak Rin ini hangat, santai, dan orang yang lumayan lucu. Hehe... ga salah ah, ga salah...


Mbak Rin menggunakan gambar buku yang berjajar di rak. Menandakan si empunya blog ini pecinta buku, pemikir, tapi pandai mengolah serius menjadi santai. Bisa diihat dari pemilihan kalimat dalam tulisan. Santai saat membaca tulisan-tulisan mbak Rin.


                            

Di sebelah kanan blog cantik ini ada sudut About Me, yang menceritakan sekilas tentang mbak Rin. Lalu disusul banner group yang diikuti mbak Rin, Blog Archive. Di sini juga terlihat bahwa blog ini dimulai sejak tahun 2009, dan terus berlanjut sampai sekarang. Menulis memang bisa dikatakan agak kurang sering ditilik sejak 2009 tulisan di blog mbak Rin sejumlah 168 karya. Aku rasa karena kesibukan mbak Rin yang banyak hingga mbak Rin agak jarang menulis di blog-nya yang sebenarnya mengundang semangat. 

                             


Sesudah itu ada beberapa banner lagi, kemudian Followers Blog, lihat followers-nya sudah banyak, sudah 133 orang. Beda banget dengan blog punyaku yang cuma belasan orang followers :p.

Lalu disusul Recent Comments, di situ terpampang komen dari teman-teman blog dan jawaban dari mbak Rin. Disusul Contact Form, My Blog List, Visitors, Hit Counter dan Page Rank.





Aku baru sekali ini me-review blog, dan ternyata berbeda banget dengan menuliskan apa yang ada di kepala saat menulis cerita. Tapi blog review ini asyiik banget, karena blog milik mbak Rin hangat, ceria dalam bahasa, ringan. Malah sempat keasyikkan membaca terus, ga review-review... Hihi, ketahuan deeh...


Aku rasa siapapun itu pasti menyukai pribadi hangat, dan itu ditemukan di blog mbak Rin ini http://riniramli.blogspot.com. Jadi, jangan tunggu lama-lama, jangan ambil kesempatan ke-dua, tapi ambil kesempatan pertama yang ada. Ayunkan jari menuju blog http://riniramli.blogspot.com. Bacaan hangat, ringan, bermutu ada di sana...


Untuk mbak Rini Ramli, makasih sudah memberi aku kesempatan pertama mengacak adul blog-nya, buka-buka dan baca sampai ketawa sendiri.


Salam Senyum,
error










Blog Review

Comments

  1. Terima kasih atas partisipasi sahabat
    Segera dicatat sebagai peserta Kontes Unggulan Blog Review Saling Berhadapan
    Salam hangat dari Surabaya

    ReplyDelete
    Replies
    1. nggiiiih...sami-sami...
      salam senyum dari error... :)

      Delete
  2. Mbak nit.. Reviewnya asik.. Bahasanya mengalir gitu.. Trimakasi sudah di review, mbaaak.. Akhirnya kita BIRU! *tos* :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. HOORRREEEHORRRE...!!#tepok tangan...
      deg-degan banget pas mbak Rin dah review n aku belom apa2 #lebih deg-degan dibanding dikejar deb kolektor!hihi...
      Akhirnya bisa juga kita maju ya mbak.
      Tengkiyuuu mbak Rin...
      #kalau kau suka hati boilang HORREE!! HORREE!!*nyanyi lagu anak-anak...

      Delete
  3. Nice blog Mba heheh :D followback dong blog saya mba

    nizarbedong.blogspot.com

    ReplyDelete
  4. keren nieh blognya.. jangan lupa untuk berkunjung dan cari infolowongan kerja jakarta terbaru

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI