Skip to main content

Surat Cinta Untuk Yang Terkasih


Dear Kapten Bhirawa, 
sejak kemarin pagi aku sudah merasa gundah. Apalagi kepergianmu tepat di hari libur. kamu pasti ingat ceritaku tentang percakapanku dan anak-anak di rumah kemarin. Esa yang bertanya padaku, apakah besok aku libur, dan kumenjawab, ya libur, tapi Kapten Bhirawa pergi ke Surabaya, lalu Esa tertawa keras sambil menepuk punggungku berkata,"Tabah ya nak". Disambut tawa Ngka. Aku makin gundah. Aku merindukanmu sebelum kamu pergi. Aku tak pernah rela melepasmu jauh dariku.Sungguh aku mencintaimu tulus. Aku cuma ingin ada sosokmu di sini bersamaku dan bersama Ngka, Esa dan Pink. Bersama mengisi hari-hari yang ada dengan cinta yang kita miliki. Terasa nyaman bagiku, Ngka, Esa, dan Pink, saat kamu ada di sini. Anak-anakku yang tak pernah bisa akrab dengan orang lain, bisa amat akrab denganmu, dan mereka amat mencintaimu, juga bangga akan kehadiranmu. Dengan bangganya mereka berkata bahwa kamu adalah bapak mereka. Mereka merasakan kasih yang tulus darimu, cinta seorang bapak, perlindungan seorang bapak, yang dulu tidak didapat dari almarhum papa mereka yang tidak pernah perduli pada kehidupan yang dijalani olehku dan mereka.

Tapi ternyata gundahku terbaca dengan jelas olehmu. Kamu datang tanpa memberitahuku terlebih dulu. Tiba-tiba kamu ada di depan rumah, dan tersenyum melihatku kaget. Aku berlari ke arahmu dan memelukmu erat.-erat. Hanya sebentar, katamu. Dan kamu menambahkan bahwa kamu juga rindu padaku. Aku amat bahagia mendengarnya. Sebentar kemudian kamupun pamit, karena kepergianmu memang tak bisa ditunda. Tugas harus dilaksanakan.


Terimakasih sayang, doa kami menyertaimu. Jangan lupa jaga kesehatan. Jangan tertawa saat kamu membaca tulisanku. Ini surat cinta pertama yang kukirim untukmu lewat email. Hmm, rindu dan cinta ini memang hanya untukmu.


Salam senyum penuh cinta untukmu, dan jangan pernah lupa pada kami yang selalu merindukanmu,

-error and kids- 



Comments

  1. Pada kalimat "*Cerita ini diikutsertakan pada Flash Fiction Writing Contest:Senandung Cinta" harap dipasang link hidup ke artikel pengantar kontes.
    Terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe...seudah berjuang keras, akhirnya bisa juga nempelin banner n link-nya :D

      Delete
  2. InsyaAllah aku ikut...

    Salam Senyum
    error n kids

    ReplyDelete
  3. hmm.. keren ceritanya mbak, sang kapten akhirnya datang wah bertanggung jawab sekali kaptennya, hehehe. ,.sukses ya mbak doa'ku untuk mbak ..
    oya follow me http://ealisnawatie.blogspot.com ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin... Makasih doanya, n makasih dah mau baca2 :)
      Hehe... kapten dambaan hati, haha..!
      Siip, aku follow ya...

      Salam Senyum
      error n kids

      Delete
  4. so swt ah. datang beri kejutan dgn tiba2 ^_^

    ReplyDelete
  5. Kejutan yang spesial banget. Sukses ya mbak.

    Ikuti juga GA http://forgiveaway.blogspot.com/2013/06/give-away-menyemai-cinta.html?m=1

    ReplyDelete
    Replies
    1. amin, makasih mbak... :)
      sip mbak, aku ikut...!

      Delete
  6. Wow, seperti kisah nyata, melihat foto yang turut serta memperindah postingan ini. Sukses ya, Mba. :) Salam kenal, sekalian aku follow yaaa. Trims.

    ReplyDelete
    Replies
    1. maĸasih mbaĸ Alaiĸa Abdullah... :)
      q follbacĸ,mbaĸ
      maĸasih banget ya... :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI