Skip to main content

error,"Ga ada ide untuk ditulis hari ini"

Mau nulis tuh males banget! Ga ada ide sedikitpun untuk dituangkan dalam kata, apalagi disusun jadi kalimat yang rapi dan bisa dicerna juga punya makna. Ugh, rasanya otak ini bumpet, persis selokan di depan sana yang akhirnya bikin lingkungan jadi banjir. Banjir ide sih bagus, banjir tulisan itu oke. Lah banjir air selokan penuh sampah?? Argh, gaaaa..! Tapi memang benar saat ini ga ada yang bisa ditulis. 

Hari ini berjalan amat biasa. Pagi-pagi melanjut tulisan dan revisi tulisan yang mau diikutsertakan blog review. Asyik banget, sampai ga tau kalo sudah pukul 8.30 pagi! Hedeh.., belum mandi, padahal harus berangkat kerja. Lariiii...#halah, kamar mandi dekat kok ndadak lari... :D Seudah bercibang cibung sesebentar mungkin, gue pun dandan sesingkat-singkatnya dengan hasil secantik-cantiknya. Huwahaha!! Gubrak gabruk, ambil kunci motor, kabuuuuuuuuuurrr..., kebuuuuuuut..!! 


Di kantor juga biasa-biasa aja. kerjaan yang ada ga beranjak dari masalah karyawan. Sejak pertama kerja di sini memang urusannya ngurusin karyawan. Ngurusin karyawan bukan berarti gue tuh petugas pen-diet-an badan varyawan loh ya. :D. Eh, kalau di kantor gue ada yang job descriptionnya diet-diet karyawan, gue mauuu dunk berurusan dengan tuh si pemegang job description. Gue mau nurunin berat badan ga bisa-bisa. Hedeh, tuh jarum timbangan ga mau bergeser dikiiiiiiiit aja lebih ke kiri yang bertanda lemak di tubuh si emak ini mulai hilang. Teteeeeeep aja bunderrr...! Hloh kenapa gue malah cerita tentang ndut dan diet ya? Maaf ya sodara-sodara, khilaf. Manusia ga luput dari segala salah dan khilaf, kan? Yeyeyeye, gue dah minta maaf, dan harus dimaafkan! Finally, dosa khilaf yang ngaco tadi ga jadi dicatat. Aiih, malah ngelantur!

Makan siang, penuh dengan segala malu. Malu ah kalau sop ayamnya ga habis... Enaaak deh! Malu ah kalau bacem yang menumpuk di piring juga ga habis... Asyiiik banget! Juga maluuu kalau jus sirsak mix jambu merah masih bersisa... Ah segaaar! Ada juga malu kalau kue bakpia pathok di meja hasil kerja keras merayu teman untuk melupakan sekerdus di meja itu ga ditandaskan... Hedeh, full tank! Dan selesai itu semua, yang ada mulai mengantuk. Oaaahm..., menguap dan menguap lagi. 

Di saat kerja, ada aja yang ajak ngobrol. Tentang ini dan itu, dan bertanya ini atau itu.. Sampai-sampai penelefon di ponsel merasa terabaikan. Maaf ya, ga sengaja. Banyak fans di kantor. Wedeh, padahal sih banyak yang seneng ngajak ngobrol karena mereka tau gue juga pasti jawab apa yang ditanya oleh mereka. Ya masa sih bos nanya ga dijawab. 

Pulang kerja ngebut dikit karena pakai si jupi. Ponsel menemani dengan obrolan yang terus on. Asyiiik aja. Eh salah, asyik banget. Seudah obrolan di ponsel off, lagu bergemuruh di telinga lewat handsfree yang terpasang rapi. kalau masangnya ga rapi di telinga, ya ga terdengar jelas.

Sampai di rumah, on obrolan, dan sebentar berleha-leha. Lalu kebuuuuuuut eh ga ngebut deng, cuma memang pergi lagi bareng Ngka, Esa, Pink, untuk makan di salah satu resto sekitar perumahan tempat tinggal. Maklum baru aja gajian. kalau besok sih dah ga memungkinkan untuk pergi. Bukan karena sibuk, tapi uang dah terlanjur sibuk berpencar untuk bayar ini dan itu. Haha, bokek judulnya.

Makan, bincang ini dan itu, bercanda, buka sosial media, iseng potret-potret dikit, makan-makan banyak, dan pulaaang, karena dah kenyang. Sebelumnya silaturahmi dulu ke kasir. Hehe...

Pulang, dan ada senyum di bibir. kalo lo ada di sini, pasti bakal lebih ramai. 

Hari ini ga ada ide untuk jadi tulisan. Semuanya biasa banget. Biasaaaa... Ya, biasa bahagia, dan selalu bahagia, seperti hari-hari yang lalu. Walau kadang terselip sedikit duka dan apalah itu namanya, tetap aja bahagia. Dan bahagia itu biasa ada, karena memang diciptakan untuk selalu ada.

Sampai saat ini gue tetap ga ada ide untuk menulis...


Salam Senyum,
error

 


Comments

  1. nggak ada ide buat nulis akhirnya yang dituliskan ya mak :)

    ReplyDelete
  2. macet-macet ya ngelahirin tulisan..hehe..
    semoga dengan ke-eror-an, memunculkan ide2 yang hebat2 dan keren2 lainnya.
    sukses selalu^^

    Mia [:D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe...
      Amin, semoga kesuksesan jadi milik kita bersama ya mbak
      ;)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI