Skip to main content

error,"Maaf Mas, Aku Mencintaimu..."#Episode 9


Lagu I Love You yang dinyanyikan Ammir, sebagai ost sebuah film Indonesia menemaniku sepanjang sore ini. Ide untuk menulis di blog entah melayang kemana. Ada gundah menggelepar di hati. Aku ikut bersenandung, dan lagu ini aku putar terus menerus.



"Ku terdasar dimasa terdahulu
Tempat habiskan waktu bersama kamu
Di sudut itu ku cium pipimu
Ku genggam tanganmu dengan sederhana

Tak perlu bunga tanpa puisi dan lagu cinta
Tak perlu coklat buah Strawberry
Ini sederhana katakan cinta
Katakan dengan cinta

I love you
Katakan dengan cinta i love you
Cinta pernah jauh lebih sederhana
Tanpa ada cemburu tanpa logika

Tak perlu bunga tanpa puisi dan lagu cinta
Tak perlu coklat buah Strawberry
Ini sederhana katakan cinta

I love you katakan dengan cinta 3x

I love you 4x

I love you"

Lagu sederhana tentang cinta yang sederhana. Ah, kesederhanaan yang manis. Mencintai dengan sederhana, sederhana dalam mencintai. Dan tiba-tiba airmata merambang hendak jatuh bergulir. Aku tak punya hal indah selain mencintai dengan tulus. Ya, cintaku cuma cinta yang sederhana.  Tanpa mengada-ada, tanpa rekayasa. Hidup yang kujalani berjalan apa adanya, dan kamu bisa melihat juga masuk dan merasakan dengan jelas yang kujalani.Yang kumiliki cuma cinta tanpa rekayasa, tanpa bunga dan tanpa lampu gemerlap. Mencintaimu dalam keseharian yang kuhadapi dan kujalani. 


Mencintaimu dengan banyak permasalahan dalam hariku. Mencintaimu dalam sibukku mengurus Pink yang sakit, di antara bergegasnya aku saat mengantar dan mendampingi bapak di rumah sakit, di sela obrolan dengan mama, di isak tangisku saat merasa terpuruk tak berdaya, di riuhnya percakapan dan candaku dengan Ngka, Esa, dan Pink. Cintaku bukan cinta yang indah, hanya cinta yang berjalan dengan apa adanya.


Itulah yang membuatku kuatir tentangmu. kesederhanaan ini bisa saja membuatmu pergi meninggalkanku tanpa basa-basi. Jenuh akan sederhananya cinta yang diisi dengan keseharian gerakku. Dan aku bukan seorang yang indah. Perjalanan hidup membentukku menjadi seorang yang berbeda. Aku bukan perempuan manis. Apakah kamu sanggup berada dalam situasi cinta denganku?


kamu mengenalku sejak berpuluh tahun lalu. Dan konyolnya aku tak mengingatmu dalam hari-hari di masa kecilku dulu. Padahal kamu amat mengingatku dengan segala kejadian yang kita lewati dulu. Dimanakah memoriku tentangmu? Menghilang! Mengerjakan PR sekolah bersama di rumahku, pulang sekolah denganku padahal itu berarti kamu berjalan lebih jauh dari seharusnya. Lalu kita terpisah karena kepindahanmu, dan lalu akupun pindah. Dan terpisah jarak juga waktu yang amat lama. Berpuluh tahun lamanya. HIngga akhirnya kita bertemu lagi.


"Lo cinta pertama gue. Lo ga tahu kan? Ya, lo cinta pertama gue. Lo orang yang pertama kali gue sayang. Gue nyari lo dah lama, tapi ga pernah ketemu. Gue nyari lo. Lo ga inget gue. Gue inget lo. Yang gue inget cuma lo. Gue nangis waktu pindah. Semua mendadak. Pulang sekolah tiba-tiba diajak pindah sama orang tua gue. Gue nangis inget lo. Lo ga inget gue, tapi gue inget! Gue inget semua"


Aku terdiam saat kamu mengucapkan itu semua. Aku tak tahu harus berkata apa. Sedangkan tentang kita dulupun aku tak ingat! Foto masa lalu itu masih aku pegang. Aku ingat wajahmu, aku tahu kamu ada di sebelah mana. Tapi kenangan tentang kita entah lenyap kemana! Yang aku tahu adalah saat ini, saat ini. Saat setelah berpuluh tahun itu terlewati. Saat aku bertemu lagi denganmu, dan mencintaimu dengan tulus.




"Gue cinta lo. Gue orang pertama yang mencintai lo. Sejak kita masih kecil, itu saat-saat indah bersama lo, sejak rumah lo bukan di tempat sekarang, sampai orangtua gue memisahkan kita. Berarti gue orang pertama yang dapetin lo, gue, Mas"


Lagu ini masih juga penuhi telingaku lewat head set. kepalaku berputar-putar, pandangku berkunang-kunang... "Maaf Mas, aku mencintaimu... Bukan sejak dulu, tapi sejak bertemu lagi denganmu hingga waktu yang tak ada habisnya. Maafkan aku yang hadir lagi dalam hidupmu, saat semuanya sudah berubah... Tapi ini tak merubah cintaku. Aku mencintaimu dengan sederhana, dan sederhana dalam mencintaimu. Berlebihankah jika aku memintamu tetap menggenggam tanganku erat saat kamu dalam senang, dan biarkan kupeluk kamu erat lekat jika kamu dalam susah...", itu yang kuucap dalam hati sebelum akhirnya jatuh tak sadar
kan diri di atas tumpukan foto lama masa kecilku...












Comments

  1. Cinta tanpa rekayasa? Hmm mirip judul lagu dangdut ya hehe. Mungkin itu yang dinamakan jodoh mbak. Setelah lama tak bersua akhirnya ketemu juga

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehe...gitu ya, kayak llagu dangdut ya? hihi, aku malah ga tau
      Jodoh ya? Ga da yang tau siapa jodoh kita. Tapi boleh juga tuh jadi masukkan di episode akhir untuk menjodohkan 2 orang itu. Makasih da kasih ide bagus... :D

      Delete
  2. "Ya, cintaku cuma cinta yang
    sederhana. Tanpa mengada-ada, tanpa rekayasa. "

    ini tagline nya Syahrini yak :p

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wuahahaa...!! Bukan Syahrini, tapi Syahroni! Haha :D

      Delete
  3. waow.. seberkas cinta masa kecil dalam rangkaian mozaic.. saya hanya memiliki kisah tentang itu dalam ingatan akan cinta monyet saya mbak.. http://bocahrantau.wordpress.com/2013/06/01/1-daun-lontar-pengantar-cinta/

    salam kenal ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup... masa kecil yang terbawa sampai usia tua...
      cinta monyet, sampe monyet kecilnya da brubah jadi 2 gorila.haha :D
      aku dah baca daun lontarnya... haha!!

      lam kenal juga

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI