Skip to main content

error mengenang dan berharap

Sebentar lagi masuK bulan puasa. Ga terasa ternyata waKtu bergeraK cepat. Rasanya baru saja Lebaran, eh sudah hampir puasa lagi. Tahun lalu puasa dijalani seperti biasa. Sahur bareng, nonton tv bareng, dan semuanya bareng, sampai tidur lagi juga bareng. Bareng- bareng, bareng NgKa, Esa, PinK. Dan berlanjut bersiap buKa puasa bareng. Pergi Ke Pujasera deKat rumah, dimana banyaK penjual maKanan matang berjualan. Ya iyalah, masa penjual gratis. Bisa-bisa diserbu massa. Harus beli aja ramai, apalagi gratis! Aneh juga sih, puasa yang harusnya menahan nafsu, tapi malah nafsu berburu maKanan jadi bertambah! Harusnya... Ah udah biar aja, aKu juga sama, berburu maKanan untuK buKa puasa. 


Puasa tahun lalu seperti tahun sebelumnya, aku sibuk bermasak ria untuk sahur. Masakan simpel ala error. Srang sreng srang sreng, cemplang cemplung cemplang cemplung, tralalala...! Sahur yuuuk..!! Bangunin Ngka, Esa, Pink, Mama juga Bapak. Bareng-bareng sahur sambil nonton acara di tv. Biasanya yang paling susah dibangunin tuh Esa. Tapi tetap aja dia bangun dan makan sahur dengan perlahan tapi habis. Siapa dulu yang masaaaak... Mamanya yang masak! Pasti habis dong dimakan. Bukan karena enak, tapi takuuut ntar dipelototin kali yah. Haha! Ga kok, aku ga pernah melototin anak, paling cuma bilang, itu rejeki dari GUSTI ALLAH, ga boleh disia-siakan. Dan itu jitu, apa aja yang dihidangkan, apa aja yang dimasak, habiiiiiiiiiiisss...! Biarpun rasanya ga karu-karuan. Haha! Lalu aku berangkat bekerja tanpa memasak. Puasa tahun lalu Ngka, Esa, Pink ikut berpuasa. Hanya Pink mulai menurun kondisinya. kadang Pink puasa untuk setengah hari. Itu tahun lalu. Pulang kerja lebih cepat dari biasanya, karena jam kerja memang berkurang dari jam kerja biasanya. Jalanan sudah macet, orang-orang tergesa pulang untuk berbuka puasa bersama dengan orang tersayangnya di rumah. Begitu juga aku, motor dipacu penuh daya.


Itu puasa tahun lalu... Bagaimana dengan puasa tahun ini yang sebentar lagi datang? Pink saat ini masih dalam kondisi yang kurang bagus. Auto imun masih melekat di tubuhnya. Sejak tahun lalu kondisinya menurun dan menurun. Semoga tahun ini, di puasa tahun ini, semua kesakitan yang ada di tubuh Pink bisa membaik, dan menjadi sehat pulih kembali. Itu harapan gue... juga semoga puasa tahun ini membawa keindahan kebahagiaan bagi Ngka, Esa, juga Pink, dan Mama serta Bapak, amin.


Salam Senyum dan Doa,
error


Comments

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI