Skip to main content

error,"Ini persembahan untuk Ngka, Esa, Pink, 3 nyawa kecil dalam hidup error"





Kembang Pete_Iwan Fals


Ku berikan padamu 
Setangkai kembang pete
Tanda cinta abadi namun kere
Buang jauh-jauh impian mulukmu 
Sebab kita tak boleh bikin uang palsu
Kalau diantara kita jatuh sakit
Lebih baik tak usah ke dokter
Sebab ongkos dokter disini
Terkait di awan tinggi


Cinta kita cinta jalanan
Yang tegak mabuk dipersimpangan
Cinta kita jalanan
Yang sombong menghadap keadaan


Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera 
Semoga hidup kita bahagia
Semoga hidup kita sejahtera 


Kuberikan padamu sebuah batu akik
Tanda sayang bathin yang tercekik
Rawat baik-baik walau kita terjepit
Dari kesempatan yang semakin sempit

Bersama dengan Ngka, Esa, dan Pink, adalah waktu terindah dan termahal dalam hidup gue. Nyawa kecil yang isi hari dan hati dengan senyum ceria dan tawa renyah, yang mengajarkan pada gue tentang hidup yang indah. Tak usah kuatir dengan segala persoalan hidup yang ada, semua adalah hal indah, tersenyum saja, tertawa saja. Ah, nyawa kecil yang selalu saja berhasil menjadi motivator hidup gue.

Ga ada kemewahan bisa gue beri untuk 3 nyawa kecil. Apa yang bisa gue beri untuk mereka? Gue cuma bisa beri hal yang amat biasa, malah mungkin jauh dari standard biasa, apalagi dari hal indah. Tapi semua diterima dengan senyum dan tawa yang renyah. 

Dan selalu ada cinta dari Ngka, Esa, dan Pink, yang merengkuh gue setiap saat. Susah dan sedih yang masuk ke dalam cerita hidup, cuma jadi intermezzo. Duka yang menyayat itu cuma jadi cerita sekilas. Selanjutnya, cuma ada bahagia, cuma ada canda tawa, cuma ada senyum manis, cuma ada tawa ceria yang renyah membongkar isi hati langit.

Gue bukan seorang ibu yang lembut, bukan seorang ibu yang keibuan. Gue juga bukan seorang ibu yang penuh kemarahan. Mungkin gue malah ga pantas disebut sebagai seorang ibu. Ga ada ibu yang ngebut di jalanan! Ga ada ibu yang jadi pembalap liar! Ga ada ibu seperti ini. Ah, ya, gue bukan seorang ibu yang baik. Gue seorang sahabat. Seorang sahabat baik untuk Ngka, Esa, dan Pink. Seorang sahabat yang mengajarkan sahabatnya mengendarai motor dengan baik. Ngebut? Gue ajarkan dengan sepenuh hati ke Ngka, Esa, dan Pink. Lebih baik gue yang ngajar itu semua dibanding mereka diajar olleh teman sebaya yang punya emosi sama dengan mereka, emosi yang belum stabil. Jadi gue ajar mereka ngebut dengan hati-hati. Ya, gue bukan ibu yang baik, tapi gue sahabat baik mereka.

Gue bukan seorang ibu yang feminin, yang pandai mengolah masakan. Gue cuma bisa memasak seirama hati. Dan anehnya Ngka, Esa, Pink, menyukai semua yang gue masak. Masak cemplung cemplung asal. Ya, gue bukan ibu yang baik, tapi gue sahabat yang berusaha mengerti kesukaan mereka.

Gue bukan ibu yang bisa berbelanja dan membelikan segala sesuatu yang indah untuk Ngka, Esa dan Pink. Gue selalu berhitung di awal ATM terisi setiap bulannya, dan belum selesai hari, ATM pun kosong tak terisi lagi. Belum juga sempat membeli yang Ngka, Esa, Pink mau. Ya, gue memang bukan ibu yang hebat, gue cuma seorang sahabat yang bersama hadapi hidup dengan Ngka, Esa, Pink.

Cita-cita gue adalah mempersembahkan tempat damai untuk Ngka, Esa, dan Pink, dan sampai saat ini belum juga terwujud. Dan Ngka menenangkan gue,"Nanti Ngka yang beli, Ma. kita ada di sana". Cita-cita gue adalah mempersembahkan cita-cita hiodup mereka di genggaman mereka, dan sampai saat ini belum terbayang dapat kuwujudkan, dan Ngka menenangkan,"Ngka nanti kerja, dan bayar sekolah Esa dan Pink". 

Gue mengalir airmata saat rusuh melanda. Dan Pink mendekap sambil berkata,"Jangan menangis, Mama. Pink, Esa, Ngka cinta mama"

Gue lelah setelah sibuk dan lelah berpikir, Esa datang mengelus dan memijatku hingga tertidur.

Hmm.., gue bukan apa-apa, gue bukan siapa-siapa... Tapi Ngka, Esa, Pink, adalah apa-apa, dan adalah siapa-siapa untuk hidup gue.

Gue berusaha menjadi sahabat baik untuk Ngka, Esa, Pink. Tapi ternyata Ngka, Esa, Pink, telah menjadi sahabat terbaik gue. Jadi, siapa gue? Ibu yang baik, bukan. Sahabat baikpun ga. Siapa gue untuk Ngka, Esa, Pink? Gue? Gue adalah si error, yang bahagia menjadi bagian hidup Ngka, Esa, dan Pink. Ya, gue adalah orang yang berbahagia karena Ngka, Esa, Pink.

Makasih Ngka, Esa, Pink.., mama cinta Ngka, Esa, Pink...






Salam Senyum Mama Untuk Ngka, Esa, Pink,
error



                Ngka, Esa                                              Pink, gue

Comments

  1. Tuh kannnnn...tulisannya mbak Ninit selalu sukses bikin mata berkaca-kaca..
    Tetap semangat mbak Ninit :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasiih mbak Ailina... :)

      Yup, wajib semangaaaaaaat...! Makasih supportnya ;)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI