Skip to main content

error."Menyerah? Oops!!"

I won't give up by Jason Mraz terus menerus penuhi telinga. Dan membuatku semakin bingung. Ingatan tentangmu membuatku menjadi menangis. Apakah kamu mengingatku seperti kumengingatmu dengan baik saat ini? Mungkin ya, kamu memang mengingatku, tapi bisa jadi kamu tidak mengingatku. Apa yang bisa kulakukan jika memang aku tak ada dalam ingatanmu? Tak ada!


Tidak akan menyerah! Tapi jelas aku juga ga akan pernah mau ada dalam posisi bertahan. Berada dalam posisi bertahan menurutku adalah posisi dimana nilai ketulusan berkurang. Dan aku tak mau menjadi seorang yang ga tulus. Tapi apakah aku sanggup untuk tetap bergerak tanpa kata menyerah? AARGH! Hati semakin dibanjiri air...


Aku hanya ingin memenuhi hidupku dengan begitu banyak senyum, tanpa ada airmata. Tapi ternyata senyum berbanding sama banyak dengan airmata! Dan hati tergenang oleh air yang merembes lewat mata... Entah apa arti dari semua ini. kedukaan ataukah hanya sekedar intermezzo pencucian mata? Ga tau, aku ga tau.


Tapi lalu tiba-tiba aku tersentak teringat akan satu yang jadi keyakinanku, sebuah ketulusan punya arti yang amat dalam, dan aku bukan orang berpura-pura. Dan juga aku bukan orang yang terpuruk dalam sebuah masalah lalu menyerah.


Sekarang jelas, aku ga akan pernah menyerah.., dan akan tetap ada di garis ketulusan. Hadapi, jalani setiap kejadian hidup dengan tenang, dan akhirnya bahagia. Takdir hidup manusia adalah menjadi orang yang berbahagia dalam setiap kejadian hidup yang ada.


Jika kamu mengingatku atau tak mengingatku, aku akan tetap tersenyum. ..



Salam Senyum,
-error-



Comments

  1. Ikutan senyum disini ah..

    salam kenal ya mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Asiiik, jadi ga senyum sendirian deh aku... :)


      Salam kenal penuh senyum, mas

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Yup, tetaplah tersenyum walau dalam situasi sulit sekali pun, karena senyum, akan menghasilkan aura positif yang akan pancing efek positif dan semangat dalam kehidupan. #Walau tidak gampang untuk mempraktekkannya, tapi aku sepakat dengan Mbak Nita, Jangan Menyerah. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget...jgn sampai menyerah... senyuuum...! sepakat,mbak Alaika Abdullah... :)

      Delete
  4. kayaknya pernah lihat..ehm dimana ya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. dimana ya ngeliatnya?
      hihi... punya muĸa pasaran ĸayaĸ aĸu ya gini ini nih... :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI