Skip to main content

error,"Maaf Mas, Aku Mencintaimu..."#Episode 10

"Jika rumah tanggamu sudah kembali harmonis, tinggalkanlah aku", ucapku


"Gue ga akan ninggalin lo!", ujarnya


Aku tersenyum. Ah Mas, pukullah aku tepat di dada kiriku, dan habislah seluruh cerita ini. Hingga aku tak perlu lagi bersiap menahan hati untuk tidak menangis saat tak bertemu denganmu. kamu tak pernah tau aku benar-benar menahan rasa sakit yang luar biasa saat bicara ini padamu.


"Jangan tinggalin gue"


Mas, aku takkan pernah meninggalkanmu walau hanya sepersekian detik dalam jiwaku.


"Gue ga mau lo tinggalin gue"


Ah Mas...


"Gue nyaman bersama llo. Gue bisa ungkapin semua yang gue rasa. Seluruh unek-unek gue, bisa gue ceritain ke lo. Lo bisa bikin gue nyaman. Gue nyaman baersama lo"


Apakah kamu tak pernah tahu, Mas, aku, Ngka, Esa, Pink, amat nyaman bersamamu. Amat nyaman. Bukan hanya aku.


"Jangan tinggalin gue"


Aku berusaha menahan airmata yang hendak turun mengaliri pipiku.


"GUE GA AkAN NINGGALIN LO! GUE JUGA GA MAU LO TINGGALIN GUE!! GA!"


GUSTI, apakah aku salah mengatakan ini pada orang  yang kucintai? Justru karena cinta, aku mendoakannya agar bisa menjadi lebih baik. Justu karena cinta, aku berharap dia bisa berbahagia dalam rumah tangganya. Justru karena cinta, aku memohon padaMU agar rumah tangganya bisa diperbaiki menjadi  lebih baik, baik, dan semakin baik. Apakah aku salah? Aku tak ingin mengedepankan keinginanku, yang bisa merusak semua yang telah ada. Aku tak ingin menjadi pengacau dalam komitmennya. Aku tak ingin manjadi orang yang membuat sesak orang lain. Cinta yang GUSTI beri padaku adalah cinta yang indah. Bukan  untuk  merusak sebuah harapan yang lain. Cinta ini begitu indah, hingga tak berani aku merusaknya menjadi ego semata. Aku berusaha keras mencintai tanpa berusaha memiliki, karena akan merusak nilai cinta yang GUSTI beri. Aku tak ingin kehilangan rasa cintaku. Ini anugerah indah bagiku, karenanya kusikapi sebijak mugkin. Menekan rasa ingin menguasai cinta yang ada. Mas, kamu bukan milikku, walau aku sungguh mencintaimu. Aku tak membutuhkan apapun darimu. Aku bahagia bisa mencintaimu dengan tulus, bahagia karena merasa dicintai dengan baik. Mas, aku punya begitu banyak keinginan tentangmu, tapi semua itu kuhilangkan, karena aku hanya ingin mencintai tanpa berharap apapun. Aku berusaha pasrah dalam mencintaimu, hingga lenyap ego-ku. Aku amat mencintaimu, Mas.


"Gue cinta lo"


Mas, aku mencintaimu! Lebih dari yang Mas kira... Aku mencintaimu, hanya saja konflik di hati tak pernah berhenti. Apakah aku harus bersikeras mencintaimu dan memilikimu, ataukah tetap mencintaimu tanpa berharap memilikimu? Aku tak pernah berniat meninggalkanmu, aku takkan pernah bisa meninggalkanmu dan melupakan rasa cinta ini. Aku hanya ingin jujur pada diri sendiri, jujur tentang rasa yang menyelimutiku, jujur tentang nyamannya berada bersamamu. Tapi sungguh aku tak bisa jujur padamu tentang keinginanku untuk terus bersamamu. Aku mengerti dengan jelas bahwa kamu beristri, dan aku tak ingin merusak apa yang sudah ada, Mas. Aku ingin kamu menjadi imam bagiku, bagi anak-anakku. Tapi bagaimana mungkin bisa terjadi?


Mas, jika saja kamu tahu yang ada dalam hatiku sejak pertama kusadari bahwa aku mencintaimu...,"Ah Mas, maaf, aku mencintaimu... Aku sungguh mencintaimu, membutuhkanmu ada di sisiku, dan selamanya ada bersamaku...". Tapi semua itu hanya ada dalam hatiku...


Mas dan aku ada dalam rasa yang sama... Tapi hanya ada dalam rasa yang sama, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa...


"LO ORANG TERSAYANG DI HATI GUE!"


Dan menangislah aku dalam hati... Duh GUSTI, anugerah cinta ini amat sulit untuk kusikapi...



Tak Pernah Setengah Hati
Tompi

Tak pernah setengah hati
Ku mencintaimu ku memiliki dirimu
Setulus-tulusnya jiwa
Ku serahkan semua hanya untukmu

Tak pernah aku niati untuk melukaimu
Atau meninggalkan dirimu
Sesal ku selalu bila tak sengaja
Aku buat kau menangis

Reff
Memiliki mencintai dirimu kasihku
Tak akan pernah membuat diriku menyesal
Sungguh matiku
Hidupku 'kan selalu membutuhkan kamuBack to Reff 3x

                                     **********************************************






Comments

  1. Mencintai bukan berarti mesti memiliki..

    ReplyDelete
    Replies
    1. yup,bener. makanya diangkat jadi konflik.karena pasti sulit menyikapinya :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora...

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba...

Han

"Maafkan aku." Aku diam terpaku melihatnya. Tak bisa berkata apapun. Bulir-bulir air mata turun membasahi wajah.  "Maafkan aku, Err." Dia berkata lagi sambil mengulurkan tangannya hendak menjabat tanganku. Dan aku hanya diam tak sanggup bergerak apalagi menjawabnya. Bagaimana mungkin aku bisa bereaksi ketika tiba-tiba seseorang dari masa lalu muncul di depanku untuk meminta maaf.  Amat mengejutkan. Apalagi melihat penampilannya  yang berbeda dengan dia yang kukenal dulu. Berantakan, kotor. Rambutnya juga tak teratur. Lalu kulihat bibirnya bergerak tapi tak terdengar suaranya. Hanya saja aku tahu apa yang diucapkannya. Lagi-lagi permohonan maaf. Setelah bertahun-tahun kami tak bertemu dan tak berkomunikasi sama sekali, detik ini aku melihatnya! Masih hapal dengan sosoknya, juga hapal suaranya. Han! Bukan seorang yang gagah, juga bukan sosok kuat. Tapi dia adalah orang yang kucintai. Han yang penyayang, penuh perhatian, dan sabar. Terkadang kami berbeda pendapat dan r...