"Jika rumah tanggamu sudah kembali harmonis, tinggalkanlah aku", ucapku
"Gue ga akan ninggalin lo!", ujarnya
Aku tersenyum. Ah Mas, pukullah aku tepat di dada kiriku, dan habislah seluruh cerita ini. Hingga aku tak perlu lagi bersiap menahan hati untuk tidak menangis saat tak bertemu denganmu. kamu tak pernah tau aku benar-benar menahan rasa sakit yang luar biasa saat bicara ini padamu.
"Jangan tinggalin gue"
Mas, aku takkan pernah meninggalkanmu walau hanya sepersekian detik dalam jiwaku.
"Gue ga mau lo tinggalin gue"
Ah Mas...
"Gue nyaman bersama llo. Gue bisa ungkapin semua yang gue rasa. Seluruh unek-unek gue, bisa gue ceritain ke lo. Lo bisa bikin gue nyaman. Gue nyaman baersama lo"
Apakah kamu tak pernah tahu, Mas, aku, Ngka, Esa, Pink, amat nyaman bersamamu. Amat nyaman. Bukan hanya aku.
"Jangan tinggalin gue"
Aku berusaha menahan airmata yang hendak turun mengaliri pipiku.
"GUE GA AkAN NINGGALIN LO! GUE JUGA GA MAU LO TINGGALIN GUE!! GA!"
GUSTI, apakah aku salah mengatakan ini pada orang yang kucintai? Justru karena cinta, aku mendoakannya agar bisa menjadi lebih baik. Justu karena cinta, aku berharap dia bisa berbahagia dalam rumah tangganya. Justru karena cinta, aku memohon padaMU agar rumah tangganya bisa diperbaiki menjadi lebih baik, baik, dan semakin baik. Apakah aku salah? Aku tak ingin mengedepankan keinginanku, yang bisa merusak semua yang telah ada. Aku tak ingin menjadi pengacau dalam komitmennya. Aku tak ingin manjadi orang yang membuat sesak orang lain. Cinta yang GUSTI beri padaku adalah cinta yang indah. Bukan untuk merusak sebuah harapan yang lain. Cinta ini begitu indah, hingga tak berani aku merusaknya menjadi ego semata. Aku berusaha keras mencintai tanpa berusaha memiliki, karena akan merusak nilai cinta yang GUSTI beri. Aku tak ingin kehilangan rasa cintaku. Ini anugerah indah bagiku, karenanya kusikapi sebijak mugkin. Menekan rasa ingin menguasai cinta yang ada. Mas, kamu bukan milikku, walau aku sungguh mencintaimu. Aku tak membutuhkan apapun darimu. Aku bahagia bisa mencintaimu dengan tulus, bahagia karena merasa dicintai dengan baik. Mas, aku punya begitu banyak keinginan tentangmu, tapi semua itu kuhilangkan, karena aku hanya ingin mencintai tanpa berharap apapun. Aku berusaha pasrah dalam mencintaimu, hingga lenyap ego-ku. Aku amat mencintaimu, Mas.
"Gue cinta lo"
Mas, aku mencintaimu! Lebih dari yang Mas kira... Aku mencintaimu, hanya saja konflik di hati tak pernah berhenti. Apakah aku harus bersikeras mencintaimu dan memilikimu, ataukah tetap mencintaimu tanpa berharap memilikimu? Aku tak pernah berniat meninggalkanmu, aku takkan pernah bisa meninggalkanmu dan melupakan rasa cinta ini. Aku hanya ingin jujur pada diri sendiri, jujur tentang rasa yang menyelimutiku, jujur tentang nyamannya berada bersamamu. Tapi sungguh aku tak bisa jujur padamu tentang keinginanku untuk terus bersamamu. Aku mengerti dengan jelas bahwa kamu beristri, dan aku tak ingin merusak apa yang sudah ada, Mas. Aku ingin kamu menjadi imam bagiku, bagi anak-anakku. Tapi bagaimana mungkin bisa terjadi?
Mas, jika saja kamu tahu yang ada dalam hatiku sejak pertama kusadari bahwa aku mencintaimu...,"Ah Mas, maaf, aku mencintaimu... Aku sungguh mencintaimu, membutuhkanmu ada di sisiku, dan selamanya ada bersamaku...". Tapi semua itu hanya ada dalam hatiku...
Mas dan aku ada dalam rasa yang sama... Tapi hanya ada dalam rasa yang sama, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa...
"LO ORANG TERSAYANG DI HATI GUE!"
Dan menangislah aku dalam hati... Duh GUSTI, anugerah cinta ini amat sulit untuk kusikapi...
Tak Pernah Setengah Hati
Tompi
Tak pernah setengah hati
"Gue ga akan ninggalin lo!", ujarnya
Aku tersenyum. Ah Mas, pukullah aku tepat di dada kiriku, dan habislah seluruh cerita ini. Hingga aku tak perlu lagi bersiap menahan hati untuk tidak menangis saat tak bertemu denganmu. kamu tak pernah tau aku benar-benar menahan rasa sakit yang luar biasa saat bicara ini padamu.
"Jangan tinggalin gue"
Mas, aku takkan pernah meninggalkanmu walau hanya sepersekian detik dalam jiwaku.
"Gue ga mau lo tinggalin gue"
Ah Mas...
"Gue nyaman bersama llo. Gue bisa ungkapin semua yang gue rasa. Seluruh unek-unek gue, bisa gue ceritain ke lo. Lo bisa bikin gue nyaman. Gue nyaman baersama lo"
Apakah kamu tak pernah tahu, Mas, aku, Ngka, Esa, Pink, amat nyaman bersamamu. Amat nyaman. Bukan hanya aku.
"Jangan tinggalin gue"
Aku berusaha menahan airmata yang hendak turun mengaliri pipiku.
"GUE GA AkAN NINGGALIN LO! GUE JUGA GA MAU LO TINGGALIN GUE!! GA!"
GUSTI, apakah aku salah mengatakan ini pada orang yang kucintai? Justru karena cinta, aku mendoakannya agar bisa menjadi lebih baik. Justu karena cinta, aku berharap dia bisa berbahagia dalam rumah tangganya. Justru karena cinta, aku memohon padaMU agar rumah tangganya bisa diperbaiki menjadi lebih baik, baik, dan semakin baik. Apakah aku salah? Aku tak ingin mengedepankan keinginanku, yang bisa merusak semua yang telah ada. Aku tak ingin menjadi pengacau dalam komitmennya. Aku tak ingin manjadi orang yang membuat sesak orang lain. Cinta yang GUSTI beri padaku adalah cinta yang indah. Bukan untuk merusak sebuah harapan yang lain. Cinta ini begitu indah, hingga tak berani aku merusaknya menjadi ego semata. Aku berusaha keras mencintai tanpa berusaha memiliki, karena akan merusak nilai cinta yang GUSTI beri. Aku tak ingin kehilangan rasa cintaku. Ini anugerah indah bagiku, karenanya kusikapi sebijak mugkin. Menekan rasa ingin menguasai cinta yang ada. Mas, kamu bukan milikku, walau aku sungguh mencintaimu. Aku tak membutuhkan apapun darimu. Aku bahagia bisa mencintaimu dengan tulus, bahagia karena merasa dicintai dengan baik. Mas, aku punya begitu banyak keinginan tentangmu, tapi semua itu kuhilangkan, karena aku hanya ingin mencintai tanpa berharap apapun. Aku berusaha pasrah dalam mencintaimu, hingga lenyap ego-ku. Aku amat mencintaimu, Mas.
"Gue cinta lo"
Mas, aku mencintaimu! Lebih dari yang Mas kira... Aku mencintaimu, hanya saja konflik di hati tak pernah berhenti. Apakah aku harus bersikeras mencintaimu dan memilikimu, ataukah tetap mencintaimu tanpa berharap memilikimu? Aku tak pernah berniat meninggalkanmu, aku takkan pernah bisa meninggalkanmu dan melupakan rasa cinta ini. Aku hanya ingin jujur pada diri sendiri, jujur tentang rasa yang menyelimutiku, jujur tentang nyamannya berada bersamamu. Tapi sungguh aku tak bisa jujur padamu tentang keinginanku untuk terus bersamamu. Aku mengerti dengan jelas bahwa kamu beristri, dan aku tak ingin merusak apa yang sudah ada, Mas. Aku ingin kamu menjadi imam bagiku, bagi anak-anakku. Tapi bagaimana mungkin bisa terjadi?
Mas, jika saja kamu tahu yang ada dalam hatiku sejak pertama kusadari bahwa aku mencintaimu...,"Ah Mas, maaf, aku mencintaimu... Aku sungguh mencintaimu, membutuhkanmu ada di sisiku, dan selamanya ada bersamaku...". Tapi semua itu hanya ada dalam hatiku...
Mas dan aku ada dalam rasa yang sama... Tapi hanya ada dalam rasa yang sama, sedangkan aku bukanlah siapa-siapa...
"LO ORANG TERSAYANG DI HATI GUE!"
Dan menangislah aku dalam hati... Duh GUSTI, anugerah cinta ini amat sulit untuk kusikapi...
Tak Pernah Setengah Hati
Tompi
Tak pernah setengah hati
Ku mencintaimu ku memiliki dirimu
Setulus-tulusnya jiwa
Ku serahkan semua hanya untukmu
Tak pernah aku niati untuk melukaimu
Tak pernah aku niati untuk melukaimu
Atau meninggalkan dirimu
Sesal ku selalu bila tak sengaja
Aku buat kau menangis
Reff
Reff
Memiliki mencintai dirimu kasihku
Tak akan pernah membuat diriku menyesal
Sungguh matiku
Mencintai bukan berarti mesti memiliki..
ReplyDeleteyup,bener. makanya diangkat jadi konflik.karena pasti sulit menyikapinya :)
Delete