Setiap hari aku berada di kamar ini. Dari kamar berukuran 3m2X3m2 inilah aku berkeliling dunia. Di kamar yang mempunyai empat dinding ini imajinasi dan semua kejadian hidupku mengalir menjadi sebuah rangkaian panjang cerita kenangan. Di sini semua emosiku berlari keluar. Tangis, airmata yang berjatuhan, tawa dan senyum, dan segala emosi yang ada tumpah di duniaku. Cerita-cerita menjadi tulisan di dunia empat dinding. Dunia sempit yang mengijinkanku pergi kemanapun aku mau tanpa harus beranjak dari sini. Jendela dan pintu dunia luas ada di dalam dunia empat dinding. Aku bebas melihat dunia luas dari sini, aku bebas bercerita pada khalayak ramai dari sini, sendiri.
Aku pergi jauh menghampiri angin, dan menembus gelap, juga menampung hujan dengan badan. Lalu kembali pada duniaku sendiri yang mungkin akan bisa menjenuhkan bagi siapapun, tapi ini duniaku. Di dunia empat dinding aku bisa menjadi diri sendiri tanpa halangan. Bisa bercerita dengan tenang dan lancar, bisa merindu padamu lewat tulisan tanpa harus bersitatap mata denganmu yang sering membuatku menunduk, bukan karena malu, tapi tatapanmu menusuk seluruh pori-poriku, dan aku tak sanggup membicarakan tentang itu padamu.
Dalam dunia empat dinding ada banyak kata bercerita, ada jutaan bahkan miliaran kalimat atau mungkin lebih dari hitungan bilangan yang diciptakan. Setiap kejadian yang menghampiri hidup, tertuang di dunia empat dinding. Empat dinding ini adalah saksi cerita hidupku. Aku mencintai empat dinding ini. Walau kadang aku berlari menjauh dari sini! Tapi selalu kembali lagi masuk dalam dunia ini, dunia empat dinding yang memenjarakanku, tapi tidak dengan imajinasi dan daya pikirku.
Dunia empat dinding ini adalah duniaku. Satu saat nanti pasti akan kutinggalkan, dan tak kembali ke sini, tapi ke dunia empat dinding yang lain, dunia empat dinding yang lebih nyaman, yang bisa membuatku lebih bisa berkeliing dunia tanpa harus bergerak meninggalkan duniaku, dunia empat dinding... Ya, aku mencintai dunia ini, dunia empat dinding... Aku cinta dunia empat dinding, aku cinta ruang hidup ini, kamarku...
Salam Senyum,
error
idenya kreatif juga,
ReplyDeletekebanyakan penulis memang terlahir dari dunia empat dinding itu. Mereka mungkin belum bisa berkarya di dunia nyata. Tapi mereka telah banyak berkontribusi lewat dunia maya, lewat tulisan yang mungkin banyak orang membacanya. Tapi nggak tahu siapa penulisnya. Karena penulisnya terhalang oleh dunia empat dinding.
Makasih mas HP Yitno
Deleteya mas, kebanyakkan penulis memang dilahirkan di dunia empat dinding ini. Lebih banyak diam tapi jari juga hati yang banyak bicara. Dunia empat dinding banyak menjadi tempat pertama untuk bercerita. Jasa dunia empat dinding banyak banget, ga terasa banyak perubahan dicipta dari dunia empat dinding, dan ga semua orang tau itu... Tapi kita tau kan? :D
bagus ....
ReplyDeleteMakasiiih... :D
Delete