Skip to main content

error tentang Dunia Empat Dinding




Dunia empat dinding? Ya, dunia empat dinding. Bingung dengan apa sih dunia empat dinding? Itu duniaku. Yang berbentur dengan dinding sebanyak empat buah, empat dinding. kemana mata memandang terbentur dan dibatasi dinding sebanyak empat buah. kotak? Ya, duniaku adalah kotak yang memenjarakan. Tapi aku bukan berada di sebuah penjara,aku berada di sebuah tempat dimana ada tempat tidur dan lemari baju. Benar, kamar. Dunia luas ada di luar sana, tapi dunia empat dinding ini adalah duniaku yang sesungguhnya. Dimana setelah melanglang buana hingga lelah lalu kembali ke dunia asalku, dunia empat dinding.



Setiap hari aku berada di kamar ini. Dari kamar berukuran 3m2X3m2 inilah aku berkeliling dunia. Di kamar yang mempunyai empat dinding ini imajinasi dan semua kejadian hidupku mengalir menjadi sebuah rangkaian panjang cerita kenangan. Di sini semua emosiku berlari keluar. Tangis, airmata yang berjatuhan, tawa dan senyum, dan segala emosi yang ada tumpah di duniaku. Cerita-cerita menjadi tulisan di dunia empat dinding. Dunia sempit yang mengijinkanku pergi kemanapun aku mau tanpa harus beranjak dari sini. Jendela dan pintu dunia luas ada di dalam dunia empat dinding. Aku bebas melihat dunia luas dari sini, aku bebas bercerita pada khalayak ramai dari sini, sendiri.


Aku pergi jauh menghampiri angin, dan menembus gelap, juga menampung hujan dengan badan. Lalu kembali pada duniaku sendiri yang mungkin akan bisa menjenuhkan bagi siapapun, tapi ini duniaku. Di dunia empat dinding aku bisa menjadi diri sendiri tanpa halangan. Bisa bercerita dengan tenang dan lancar, bisa merindu padamu lewat tulisan tanpa harus bersitatap mata denganmu yang sering membuatku menunduk, bukan karena malu, tapi tatapanmu menusuk seluruh pori-poriku, dan aku tak sanggup membicarakan tentang itu padamu.


Dalam dunia empat dinding ada banyak kata bercerita, ada jutaan bahkan miliaran kalimat atau mungkin lebih dari hitungan bilangan yang diciptakan. Setiap kejadian yang menghampiri hidup, tertuang di dunia empat dinding. Empat dinding ini adalah saksi cerita hidupku. Aku mencintai empat dinding ini. Walau kadang aku berlari menjauh dari sini! Tapi selalu kembali lagi masuk dalam dunia ini, dunia empat dinding yang memenjarakanku, tapi tidak dengan imajinasi dan daya pikirku.


Dunia empat dinding ini adalah duniaku. Satu saat nanti pasti akan kutinggalkan, dan tak kembali ke sini, tapi ke dunia empat dinding yang lain, dunia empat dinding yang lebih nyaman, yang bisa membuatku lebih bisa berkeliing dunia tanpa harus bergerak meninggalkan duniaku, dunia empat dinding... Ya, aku mencintai dunia ini, dunia empat dinding... Aku cinta dunia empat dinding, aku cinta ruang hidup ini, kamarku...



Salam Senyum,

error




Comments

  1. idenya kreatif juga,
    kebanyakan penulis memang terlahir dari dunia empat dinding itu. Mereka mungkin belum bisa berkarya di dunia nyata. Tapi mereka telah banyak berkontribusi lewat dunia maya, lewat tulisan yang mungkin banyak orang membacanya. Tapi nggak tahu siapa penulisnya. Karena penulisnya terhalang oleh dunia empat dinding.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih mas HP Yitno
      ya mas, kebanyakkan penulis memang dilahirkan di dunia empat dinding ini. Lebih banyak diam tapi jari juga hati yang banyak bicara. Dunia empat dinding banyak menjadi tempat pertama untuk bercerita. Jasa dunia empat dinding banyak banget, ga terasa banyak perubahan dicipta dari dunia empat dinding, dan ga semua orang tau itu... Tapi kita tau kan? :D

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

...Filosofi Tembok dari Seorang di Sisi Hidup...

Sisi Hidup pernah berbincang dalam tulisan dengan gw. Berbicara tentang tembok. Gw begitu terpana dengan filosofi temboknya. Begitu baiknya tembok. 'Tembok tetap diam saat orang bersandar padanya. Dia pasrah akan takdirnya. Apapun yang dilakukan orang atau siapapun, tembok hanya diam. Tak bergerak, tak menolak. Cuma diam. Tembok ada untuk bersandar. Gw mau jadi tembok' Itu yang diucapnya Gw ga habis pikir tentang fiosofi tembok yang bener-bener bisa pasrah diam saat orang berbuat apapun padanya. karena gw adalah orang yg bergerak terus. Tapi sungguh, takjub gw akan pemikiran tembok yang bener-bener berbeda ama pemikiran gw yang selalu bergerak. Tembok yang diam saat siapapun berbuat apapun padanya bener-bener menggelitik gw. Gw sempet protes, karena menurut gw, masa cuma untuk bersandar ajah?? Masa ga berbuat apa-apa?? Dan jawabannya mengejutkan gw... 'Gw memang ga pengen apa-apa lagi. Gw cuma mau diam' Gw terpana, takjub... Gw tau siapa yang bicara tentang tembok. Ora

Prediksi Jitu, Nomor Jitu, Akibatnya juga Jitu

Sebenarnya ini sebuah cerita dari pengalaman seorang teman beberapa tahun yang lalu. Judi, ya mengenai judi. Temanku itu bukan seorang kaya harta, tapi juga bukan seorang yang berkekurangan menurutku, karena tetap saja masih ada orang yang jauh lebih berkekurangan dibanding dia. Empat orang anaknya bersekolah di sekolah swasta yang lumayan bergengsi di kota kami dulu. Tapi temanku itu tetap saja merasa 'miskin'. Selalu mengeluh,"Aku ga punya uang, penghasilan papanya anak-anak cuma berapa. Ga cukup untuk ini dan itu." Hampir setiap hari aku mendengar keluhannya, dan aku cuma tersenyum mendengarnya. Pernah aku menjawab,"Banyak yang jauh berkekurangan dibanding kamu". Dan itu mengundang airmatanya turun. Perumahan tempat kami tinggal memang terkenal 'langganan banjir', jadi pemilik rumah di sana berlomba-lomba menaikkan rumah posisi rumah lebih tinggi dari jalan, dan temanku berkeinginan meninggikan posisi rumahnya yang juga termasuk 'langganan ba

error bercerita tentang "SIM dan Aku"

Oktober 2007 pertama kali aku mengurus pembuatan SIM. Sebelumnya pergi kemanapun tanpa SIM. Almarhum suami tanpa alasan apapun tidak memberi ijin membuat SIM untukku, tapi dia selalu menyuruhku pergi ke sana dan ke sini lewat jalur jalan raya yang jelas-jellas harus memiliki SIM. Sesudah suami meninggal, aku langsung mengurus pembuatan SIM lewat calo. Cukup dengan foto copy kTP dan uang yang disepakati. Tidak ada test ini dan itu. Hanya foto saja yang tidak bisa diwakikan. Ya iyalah, masa foto SIM-ku itu foto wajah bapak berkumis! Hanya sebentar prosesnya, dan tralalalala, SIM sudah di tangan. Kemanapun pergi aku selalu membawa SIM di dompet, tapi tidak pernah tahu sampai  kapan masa berlakunya. Bulan April 2013 kemarin aku baru tahu ternyata masa berlakunya sudah habis. SIM-ku kadaluwarsa! Haduh, kalau SIM ini makanan, pasti sudah berbau, dan aku keracunan! Untung sekali SIM bukan makanan.   Lalu aku putus kan  membuat SIM baru, b ukan perpanjangan,  karena SIM yang lama itu SI